Sabtu, 13 Februari 2021

Syekh Ali Jaber, Imam Madinah yang dicinta Masyarakat Indonesia

 

Syekh Ali Jaber, Imam Madinah yang dicinta Masyarakat Indonesia

Penulis: Rohid Hasibuan | Editor : Resi Triana Sari

 

Gardamedia.org- Ali Saleh Mohammed Ali Jaber yang kerap dipanggil Syekh Ali Jaber di Indonesia merupakan salah satu ulama asal Madinah, Arab Saudi. Beliau lahir pada 3 Februari 1976 dan tutup usia 14 Januari 2021 pada umur 44 tahun di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat.


Keberadaan beliau sangat memberikan pengaruh positif di Indonesia, menyentuh hati banyak orang bahkan menuai pujian terutama bagi pecinta dakwah beliau. Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada 2008 dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2012. Di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghapal 30 Juz Alquran. Bahkan di umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu Masjid Kota Madinah. Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar) hingga aliyah (menengah atas) di Madinah. Selepas dari pendidikan menengah atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah ulama ternama di Arab Saudi.


Syekh Ali Jaber mengawali kegiatan dakwahnya di Indonesia pada 2008, hal tersebut turut didukung dengan beliau menikahi seorang gadis asli Lombok, Indonesia yang bernama Umi Nadia yang telah lama tinggal di Madinah. Selama di Indonesia beliau menjadi pendakwah dan pengajar tahfidz dengan target enam bulan dapat menghafal 30 Juz Al-Qur’an karena menurut beliau menghafal merupakan hal yang mudah untuk dilakukan asalkan memiliki ketekunan, kesungguhan dan kesabaran.


Syekh Ali merupakan sosok yang dikenal sangat santun dan baik hati. Meski Beliau merupakan ulama besar, namun perangainya begitu sederhana. Bahkan beliau pernah mencium kaki seorang anak yang merupakan hafidzh.


Bentuk kerendahan hati dan cintanya pada Islam begitu terpancar. Masih banyak kebaikan ulama berhati mulia tersebut sampai tak terhitung jumlahnya. Akhlak mulia Syekh Ali salah satunya dapat kita lihat bersama yaitu pada saat beliau  menjadi korban percobaan pembunuhan pemuda inisial AA. Syekh Ali mendapat luka tusuk ketika berdakwah di Lampung, September 2020 lalu.


Ketika massa yang hadir ingin mengeroyok pelaku, Syekh Ali malah melindungi pelaku tersebut. Keesokan harinya  AA meminta maaf secara langsung kepada Syekh Ali saat bertemu secara daring di persidangan.


Permintaan maaf itu disampaikan AA sebelum persidangan yang digelar secara daring di Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Kamis (26/11/2020). Kejadian tersebut merupakan salah satu dari berbagai kebaikan dan keteladan yang diberikan Syekh Ali yang membuat masyarakat Indonesia, terutama umat muslim sangat mencintai ulama mulia ini. Sudah selayaknya kita mencontoh akhlak terpuji beliau mengambil hikmah atas perjalanan hidup nya yang sangat dekat dengan Al-Qur’anul Karim.


Kamis (14/1/2021) merupakan hari yang meninggalkan duka mendalam, tidak hanya di kalangan keluarga saja namun seluruh ummat muslim, pecinta dan penikmat dakwahnya di tanah air. Syekh Ali meninggal dunia setelah sebelumnya beredar kabar bahwa beliau positif COVID-19. Semoga Allah menerima amal ibadah beliau, memaafkan segala dosa dan khilaf serta menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan untuk Beliau setelah kehidupan dunia yang fana ini Aamiin Allahuma Amiin.

Selasa, 09 Februari 2021

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Terpilih USU

 


Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Terpilih USU

Penulis : Namirah Az-Zahrah dan Syaruzar Fadli Ginting

Gardamedia.org- Medan (4/2/2021) Ketua Majelis Permusyawaratan Universitas Sumatera Utara (MPM USU) resmi melantik Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa USU periode 2020-2021, yaitu Aldho Syahputra Sinaga dan M. Prayoga Rengkuh Pranata yang dapat disaksikan secara langsung melalui Zoom, kanal Youtube USU dan Instagram PEMA USU.

Pelantikan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan kata sambutan dari M. Rasyid Waruwu, selaku Wakil Presiden Mahasiswa USU periode 2019-2020. Acara pelantikan tersebut turut dimeriahkan dengan pelaksanaan Webinar “Tantangan dan Peluang Organisasi Kemahasiswaan di Era Pandemi” yang diisi oleh pemateri drg. M. Arief Rosyid Hasan M.KM. selaku komisaris Bank Syariah Indonesia, Ketua PB HMI 2013-2015 dan H. Palacheta Subies Subianto BA, M.Sc. selaku Ketua Umum BPC HIPMI Medan. Serangkaian acara pelantikan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Setelah pelantikan tersebut, diharapkan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa USU terpilih mampu mengemban amanah sebaik mungkin, merealisasikan visi dan misi yang ditawarkan serta menjadi penyalur aspirasi mahasiswa USU dengan maksimal.


http://www.gardamedia.org/2021/02/pelantikan-presiden-dan-wakil-presiden.html

Senin, 08 Februari 2021

Keringanan UKT Semester Ganjil Kurang Jelas, Menggerakkan Dimas Turun Aksi Menyuarakan Kegelisahan Mahasiswa


Keringanan UKT Semester Ganjil Kurang Jelas, Menggerakkan Dimas Turun Aksi Menyuarakan Kegelisahan Mahasiswa

Penulis : Munir Suteja Siregar

Gardamedia.org- Medan, Senin (8/2/2021) Dimas Syahputra melakukan aksi tunggal  di depan Pusat Administrasi Biro Rektor USU demi menuntut kebijakan rektorat Universitas Sumatera Utara untuk memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa terdampak pandemi COVID-19.

        Hampir setahun  Pandemi berlangsung, 2 semester kuliah daring telah dilalui mahasiswa. Selama kuliah daring tersebut mahasiswa menemukan beberapa kesulitan selama proses pembelajaran sehingga perkuliah menjadi tidak efektif dan maksimal. Terlepas dari hal tersebut, kesulitan pembayaran UKT juga pantas menjadi sorotan bersama terutama pihak rektorat USU. 


       Sebelumnya pihak rektorat telah mengeluarkan kebijakan terkait keringan UKT terdampak pandemi, namun faktanya hingga sekarang, keringanan UKT yang dibuat sejak November 2020 lalu belum juga terlihat hasilnya.

       Syaruzar Fadly, mahasiswa FISIP USU angkatan 2019 mengatakan bahwa “Saya udah daftar keringanan UKT tahun lalu (semester ganjil) dan diperbolehkan, kata pihak Rektorat mereka sudah buka portal saya, jadi tidak perlu bayar UKT lagi dan sudah  bisa isi KRS,  namun saat saya akan melakukan pembayaran UKT semester genap ini, pihak Bank mengatakan bayaran saya tertotal 6 juta, berarti dua semester UKT saya belum dilunasi Rektorat dong.”

        Dengan merasakan sedikit ke-kecewaannya Fadly menambahkan bahwa setelah mengkonfirmasi kembali pihak Rektorat terkait UKT tersebut, Ia disuruh menunggu sampai selasa (9/2) untuk mendapat info berikutnya di akun Instagram BKK USU dan mengisi formulir yang ada. Setelah itu bantuan keringan UKT yang didapatnya akan di transfer ke rekening  pribadi sejumlah Rp. 2.400.000,- “Itulah, karena kurang jelas dalam bantuan ini membuat saya merasa sulit dalam  mengisi KRS, karenakan mengisi KRS harus bayar UKT dulu. Dan  batas mengisi KRS kan 10 Februari nanti,” akhiri Fadly.

        Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang menjadi sorotan Dimas Syahputra, mahasiswa FEB USU angkatan 2016 untuk melakukan aksi tunggal menuntut kebijakan UKT semester genap. Merasa pihak Rektorat kurang serius dalam permasalahan UKT ini. Padahal mahasiswa sendiri sudah merasa terbebani untuk melunasi UKT yang belum jelas keringanannya ini. “Saya mengatasnamakan mahasiswa, yang kebetulan di semester ganjil lalu, saya ikut berjuang dalam penurunan UKT, saya juga dibantu Pemerintahan Mahasiswa  untuk pengumpulan data sebanyak 2.000 data pemohon yang banyak beragam alasannya bahwasanya dia lagi dalam kesulitan untuk membayar UKT nya.” 



        Dalam aksi ini, Dimas meminta pihak rektorat memberikan keringanan UKT di semester genap tahun ini, merasa dua semester yang lalu belum ada tindakan yang jelas dan berharap semester genap nanti sudah ada kejelasan yang diberikan.

        Batas pelunasan UKT semester genap 10 Februari mendatang, namun jumlah bayaran UKT yang tidak kunjung diringankan membuat kebanyakan mahasiswa merasa tidak  mendapat perhatian dari pihak Rektorat dengan kondisi perokonomian mahasiswa yang labil di tengah Pandemi.


Selasa, 02 Februari 2021

Belia Menjelang Seratus Tahunan


 Belia Menjelang Seratus Tahunan

Penulis : Yogi Juliansyah


I. Belia ambillah percikan fungsi batang pepohonan

Warna yang menyuntik jiwa anyaman aksa

Timbul gundah bangun pengabdiannya


II. Diseberang kehancuran melambaikan lebatnya perih

Cahaya kerlap-kerlip seberkas langit terus tebal hati

Cepat kembali ke halaman rempah praktisi

Semua akan terjadi lurus

Jika berpegangan sendi

Melewati kecacatan lumpur kurikulum inti, mutu pemberi

Oh, kami tak butuh ukiran hasil diatas rapuh meja

Karena wajah rempah terus penuh segumpal luka


III. Peranan dan sandaran terjadi susun di kertasan

Mendustakan kala darah dan tusuk air nanah

Bayi mungil dibopongnya dan terus melangkah demi langkah

Mencari aroma kesegaran menjelang seratus tahunan

Kemudian anak hilang, di tengah bergelut sendah pertandingan

Dan terdengar rintihan ibu

“A..a..a..anakku...sayang. Ini sebagai isyarat. Subur peradaban, biarlah kau

keterjunan di akar alam.”


IV. Ganjalan-ganjalan mencucurkan

Teknologi luar meremas kita

Ketimpangan sosial meremas kita

Pengangguran meremas kita

Kemiskinan meremas kita, meremas kita, meremas kita

Pendidikan, benih butir mengoyakkan penyakit tanah rempah

Dilahirkan satu darah, lemparkanlah ke anak-anak penerus bangsa !


V. Tanah rempah tak butuh sensasi gelora lidah

Jika berkiprah tak bias mampu disana

Jangan pasif diatas kepala


VI. Karena wajah rempah penuh segumpal luka, luka, seluka, luka...

Dan suaka terus mengundang kita

"mari-mari sini! Kita nyanyikan lagu akal binasa."

“Hemm............hemm...........hemm.............”

Harapan adalah nyanyian prosa diatas udara surga kapal...


Yogi Juliansyah

Medan, 17 Januari 2021.

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...