Syekh Ali Jaber, Imam Madinah yang dicinta Masyarakat
Indonesia
Penulis: Rohid Hasibuan | Editor
: Resi Triana Sari
Gardamedia.org- Ali Saleh
Mohammed Ali Jaber yang kerap dipanggil Syekh Ali Jaber di Indonesia merupakan
salah satu ulama asal Madinah, Arab Saudi. Beliau lahir pada 3 Februari 1976
dan tutup usia 14 Januari 2021 pada umur 44 tahun di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta
Pusat.
Keberadaan beliau sangat memberikan pengaruh positif di
Indonesia, menyentuh hati banyak orang bahkan menuai pujian terutama bagi pecinta
dakwah beliau. Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada 2008 dan resmi
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2012. Di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber
sudah mampu menghapal 30 Juz Alquran. Bahkan di umur 13 tahun, Syekh Ali
mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu Masjid Kota Madinah. Sebelum
berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar)
hingga aliyah (menengah atas) di Madinah. Selepas dari pendidikan menengah
atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah
ulama ternama di Arab Saudi.
Syekh Ali Jaber
mengawali kegiatan dakwahnya di Indonesia pada 2008, hal tersebut turut
didukung dengan beliau menikahi seorang gadis asli Lombok, Indonesia yang
bernama Umi Nadia yang telah lama tinggal di Madinah. Selama di Indonesia
beliau menjadi pendakwah dan pengajar tahfidz dengan target enam bulan dapat
menghafal 30 Juz Al-Qur’an karena menurut beliau menghafal merupakan hal yang
mudah untuk dilakukan asalkan memiliki ketekunan, kesungguhan dan kesabaran.
Syekh Ali merupakan sosok yang dikenal sangat santun dan baik
hati. Meski Beliau merupakan ulama besar, namun perangainya begitu sederhana.
Bahkan beliau pernah mencium kaki seorang anak yang merupakan hafidzh.
Bentuk kerendahan hati dan cintanya pada Islam begitu
terpancar. Masih banyak kebaikan ulama berhati mulia tersebut sampai tak
terhitung jumlahnya. Akhlak mulia Syekh Ali salah satunya dapat kita lihat
bersama yaitu pada saat beliau menjadi
korban percobaan pembunuhan pemuda inisial AA. Syekh Ali mendapat luka tusuk ketika
berdakwah di Lampung, September 2020 lalu.
Ketika massa yang hadir ingin mengeroyok pelaku, Syekh Ali
malah melindungi pelaku tersebut. Keesokan harinya AA meminta maaf secara langsung kepada Syekh
Ali saat bertemu secara daring di persidangan.
Permintaan maaf itu disampaikan AA sebelum persidangan yang
digelar secara daring di Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Kamis (26/11/2020).
Kejadian tersebut merupakan salah satu dari berbagai kebaikan dan keteladan
yang diberikan Syekh Ali yang membuat masyarakat Indonesia, terutama umat
muslim sangat mencintai ulama mulia ini. Sudah selayaknya kita mencontoh akhlak
terpuji beliau mengambil hikmah atas perjalanan hidup nya yang sangat dekat
dengan Al-Qur’anul Karim.
Kamis (14/1/2021)
merupakan hari yang meninggalkan duka mendalam, tidak hanya di kalangan
keluarga saja namun seluruh ummat muslim, pecinta dan penikmat dakwahnya di
tanah air. Syekh Ali meninggal dunia setelah sebelumnya beredar kabar bahwa
beliau positif COVID-19. Semoga Allah menerima amal ibadah beliau, memaafkan
segala dosa dan khilaf serta menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan
kebahagiaan untuk Beliau setelah kehidupan dunia yang fana ini Aamiin Allahuma
Amiin.