Vaksin COVID-19 Siap Dibagikan,
Ini Pendapat Mahasiswa USU
Penulis : Syahrun Nisa | Editor : Resi
Triana Sari
Medan, Gardamedia.org- Pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan besar untuk segera diselesaikan oleh pemerintah dan membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Salah satu solusi menangani pandemi tersebut adalah melalui pemberian vaksin.
Pemerintah Indonesia telah melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan Farmasi asal China, Sinovac untuk memproduksi vaksin COVID-19. Sebanyak 18 juta dosis vaksin telah tiba di Indonesia dan siap untuk didistribusikan kepada masyarakat secara massal. Sebelumnya, vaksin ini telah melalui uji klinis terhadap lebih dari 1.400 relawan di Bandung, Jawa Barat dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) juga telah resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac.
Beragam pendapat mulai bermunculan di kalangan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) dalam menanggapi vaksin COVID-19 ini. Dava, salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian USU mengatakan bahwa, “Dengan adanya vaksin ini, setidaknya meminimalisir resiko menyebarnya COVID-19. Saya percaya bahwa vaksin ini sudah teruji, karena sudah mendapat rekomendasi dari BPOM dan sudah dinyatakan halal oleh MUI. Meskipun banyak berita soal vaksin ini, baik berita negatif maupun positif, kita sebagai kaum intelektual harus lebih giat lagi dalam mencermati berita dan informasi yang beredar. Selain itu, peran pemerintah juga sangat memengaruhi dalam mengambil kebijakan vaksinasi ini.”
Tanggapan
lain tentang vaksinasi ini juga muncul dari mahasiswa Fakultas Farmasi, Muliandi.
Muliandi mengaku belum berani menerima vaksin yang telah disediakan pemerintah.
“Secara subjektif, saya belum berani menerima vaksin tersebut, dikarenakan saya
belum mencari informasi akurat terkait vaksin yang digunakan. Tapi, jika
dilihat dari segi program pemerintah saya setuju adanya vaksinasi. Karena kan
berdasarkan UUD 1945 pemerintah harus berusaha untuk memajukan kesejahteraan
umum. Maka, pemberian vaksin sebagai langkah penuntasan COVID-19 merupakan
langkah yang tepat. Karena untuk mengatasi virus sendiri memang dibutuhkan
vaksinasi.”
Berbeda
dengan Dava dan Muliandi, Alvin salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) justru memberikan tanggapan bahwa vaksinasi bukanlah hal yang
penting untuk segera dilaksanakan. Alvin berpendapat bahwa, “Secara pribadi
saya merasa tidak perlu ada vaksinasi. Karena selama pandemi ini terlalu banyak
oknum yang mencari keuntungan pribadi seperti pemalsuan kasus COVID-19 demi
mendapatkan anggaran dari pemerintah. Dari pihak pemerintah sendiri juga ada
oknum yang memanfaatkan keadaan pandemi ini. Oknum-oknum tersebut membuat
stigma bahwa COVID-19 tidak seburuk yang diberitakan di media. Lebih penting
untuk tetap menjaga protokol kesehatan.” Namun, dibalik kekecewaannya terhadap
oknum yang meraup keuntungan untuk diri sendiri, Alvin tetap percaya bahwa
vaksin yang akan didistribusikan oleh pemerintah sudah teruji dan sudah
sepatutnya dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Mengenai perkembangan program vaksinasi ini,
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang diinjeksikan vaksin COVID-19 dalam
vaksinasi perdana yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta-Rabu (13/01/21). Pemberian
vaksin terhadap Presiden ini menjadi pembukaan dalam program vaksinasi massal
yang akan digelar di seluruh wilayah Indonesia. Semoga dengan adanya vaksinasi tersebut,
kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia segera menurun, sehingga masyarakat dapat beraktivitas secara normal kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar