Gardamedia.org- Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa sebaik-baik tabi'in atau pengikut
adalah seorang laki-laki yang biasa dipanggil Uwais. Nama lengkapnya Uwais Al Qarni. Dia
seorang yatim dan hanya tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan lumpuh di
Yaman.
"Carilah ia (Uwais Al Qarni), dan mintalah kepadanya agar
memohonkan ampun untuk kalian," sabda Rasulullah seperti diriwayatkan
dalam hadist Shohih Muslim.
Siapa sebenarnya Uwais Al Qarni sehingga begitu istimewa
bagi Rasulullah?
Dikutip dari buku Kisah Kehidupan Uwais Al Qarni sang Penghuni
Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam, karya Muhammad Vandestra, Uwais dan ibunya
masuk Islam setelah mendengar seruan Nabi Muhammad SAW dari Makkah.
Uwais adalah sosok pemuda yang sholeh dan sangat
memuliakan ibunya. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan
ibunya.
Pernah suatu saat, sang ibu yang sudah tua
sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada
uang, Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang Ibu.
Dari Yaman, perjalanan ke Makkah sangat lah jauh. Melewati padang
tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta
untuk membawa banyak perbekalan.
Uwais terus berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa
berangkat ke Tanah Suci. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu dan Uwais
membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak
lembu itu naik turun bukit. Banyak orang yang menganggap aneh tindakan Uwais
tersebut.
Setelah 8 bulan, berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram.
Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat
beban berat. Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk
menunaikan ibadah haji.
Di tanah suci, Uwais Al Qarni dengan
tegap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Thawaf di Kakbah. Di depan Kakbah
air mata sang Ibu tumpah. Uwais pun berdoa, "Ya Allah, ampuni semua dosa
Ibu."
“Bagaimana dengan dosamu?" tanya sang Ibu yang heran karena
Uwais tak minta dosanya diampuni.
"Dengan terampuninya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga.
Cukuplah ridha dari Ibu yang akan membawaku ke surga," jawab Uwais
(dikutip dari sumber : DetikNews).
Bagaimana teman-teman sudahkah berbakti pada orang tua hari
ini? Karena sesungguhnya jalan yang haq dalam
menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain.
Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah
penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk
bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang
tua. Seperti tertuang dalam surat al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala
berfirman yang artinya:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu
jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada
ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku,
sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu
kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24]
Banyak yang berpikir bahwasanya terlalu
‘tidak masuk akal' jika seorang anak menggendong ibunya untuk naik haji di era
yang modern ini. Meski begitu, sebagai pemuda seharusnya kita bisa mengambil
hikmah dari kisah Uwais Al Qarni yaitu sikap hormat dan patuh kepada ibunya,
sehingga hal-hal yang tidak masuk di akal menurut orang-orang pun dapat
dilakukannya karena tidak dapat menolak permintaan sang ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar