Gardamedia.org- Senin (26/10) Berbicara tentang
karakter generasi muda saat ini semakin memperihatinkan dan sudah sangat jauh
dari yang diharapkan. Moral dan karakter semakin terabaikan dan
tidak dipedulikan lagi membuktikan semakin lemahnya karakter anak bangsa.
Contoh kecil rusaknya moral generasi muda yakni sikap menyontek saat ujian,
merokok, pergaulan bebas dan tawuran, seperti sudah menjadi hal yang biasa
dalam dunia pendidikan. Di tahun 2020 ini, telah tercatat tindak kriminal yang
dilakukan remaja dan anak dibawah umur semakin meningkat.
Yaitu, kasus pembunuhan seorang guru
di dalam ember telah menjadi perbincangan yang hangat dalam dunia pendidikan
saat ini. Tersangka merupakan mantan murid korban (18). Hal ini bermula dari
tersangka yang kedapatan mencuri kotak infaq sekolah dan mendapatkan teguran
oleh korban agar tidak melakukan perbuatan tersebut lagi namun, ternyata
tersangka menyimpan dendam terhadap korban. Korban ditemukan tewas tanpa busana
dibungkus dengan karpet, tangan terikat tali dan dimasukkan ke dalam ember
berukuran 60 cm (TribunNews.com). Kasus serupa juga terjadi di Jakarta Pusat,
seorang remaja membunuh seorang balita, tersangka yang masih dibawah umur ini
menjadi sorotan dikarenakan tersangka tidak merasa menyesal bahkan merasa puas
atas perbuatannya. Belakangan ini diketahui bahwasanya tersangka sangat menyukai
film horror chucky (DetikNews.com).
Selain
tindakan pembunuhan, tindak kriminalitas pun turut dilakukan oleh remaja saat
ini, di Tulungagung Jawa Timur 3 pelaku pencurian kendaraan bermotor adalah
anak dibawah umur. Hasil penjualan barang curian tersebut digunakan untuk
membeli sepeda motor satria Fu dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kopi
(Kompas. Com). Kasus serupa juga terjadi di Karimun 5 orang anak dibawah umur
terkait kasus pembunuhan dan pelaku perusakan fasilitas sekolah, para pelaku
menggunakan uang hasil curian tersebut untuk bermain di warnet (TribunNews.
Com).
Beberapa
kasus diatas mencerminkan bahwa anak bangsa kini memiliki karakter dan moral
yang sangat buruk. Perlu dilakukan perbaikan moral dan karakter terhadap bibit
bangsa agar hal yang serupa tidak terjadi kembali.
Dengan
diterapkan nya sekolah daring saat pandemi covid 19 ini, memberikan kesempatan
kepada para orang tua untuk mendidik kembali anak – anaknya. Seperti halnya
yang kita ketahui pembentukan karakter seorang anak dimulai dari keluarga
terdekat yakni kedua orang tuanya. Dikutip dari Ni Kadek Santya Pratiwi yang
tertulis dalam jurnalnya “…Pusat
pendidikan yang pertama adalah lingkungan keluarga. Pendidikan di lingkungan
keluarga sangat strategis untuk memberikan pendidikan kearah kecerdasan, budi
pekerti atau kepribadian serta persiapan hidup di masyarakat. Jadi orang tua harus
memberikan keteladanan dan kebiasaan yang baik, karena hal itu dapat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
anak.”
Sikap
dan tindakan kedua orang tua mampu memberikan contoh yang dapat diikuti oleh
anak – anaknya. Hal ini mengacu pada Undang – undang perlindungan anak pasal 26
ayat 1 huruf D, No 35 Tahun 2014, disebutkan bahwa “Orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk dapat menanamkan
nilai budi pekerti pada anak dan memberikan pendidikan karakter”. Cara
sederhana yang dapat dilakukan oleh para orang tua untuk membentuk karakter
anak yaitu dengan memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan anak tanpa
membandingkannya dengan yang lain, bersikap jujur dan terbuka atas kesalahan
yang dilakukan sekecil apapun. Mengajarkan sikap sopan santun kepada anak,
orang tua juga berperan untuk mengoreksi sikap anak dan mengingatkannya jika
sikapnya kurang baik dan memberikan tindakan yang lebih positif. Orang tua juga
harus mampu bersikap konsisten kepada anak dan mampu mendengarkan perasaan
anak, Orang tua juga harus mengajarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
agar anak dapat memiliki kepercayaan terhadap kemampuan dirinya sendiri.
Maka
dari itu, melalui pendidikan daring ini diharapkan para orang tua mampu
mengambil peran dan memanfaatkannya untuk lebih dekat kepada anak – anaknya.
Dimulai dari menunjukkan kasih saya mereka untuk membangun kembali karakter
anak untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis: Maulida Aprilia Pulungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar