Menuju Penggenggam Hati Semesta
Penulis : Resi Triana Sari
Raka’at demi raka’at perjuangan kami
tempuh, gempuran demi gempuran kami teguh
Siksaan demi siksaan kami rengkuh,
dengan bulir lakrimasi penuh kesabaran dan pengharapan Rahmat-Nya
Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Anak, Istri,
sanak saudara, teman-teman kami kian luruh jadi syahid
Rumah-rumah kami jadi puing menyesakkan
hati
Timah-timah panas menembus anggota
tubuh kian lirih
Jeritan-jeritan pilu dan semangat
membahana dalam siang dan malam yang kami lalui
Impian-impian kami, canda tawa kami
semakin mengangkasa, diam membisu
Walau begitu, hati kami kian tersenyum,
sabar menanti janji kemenangan, melintasi anjangsana menyingsing-lewat doa-doa
merapal dalam kalbu
Bagaskara telah berjanji selalu
hangatkan hati kami, dalam dinginnya pilu menelusup epidermis kalbu
Lantas, tiba-tiba terdengar berita pilu
dari saudara sendiri, perjanjian normalisasi dengan dalih penghentian aneksasi
tega menghentikan langkah-langkah kaki kian tertatih
Bagai disambar petir menggelegar dibalik
awan membiru...
Tawa kepuasan dan senyuman lega saat
berjabat tangan dengan penjajah, melelehkan jiwa dan raga kami melebihi
panasnya tembaga zionis, mematikan saraf-saraf semangat juang kami
Tak ada yang lebih pedih di dunia ini,
selain dikhianati saudara sendiri
Secepat kilat... dalam dimensi ruang
waktu kian melesat
Hati yang pedih terinjeksi nelangsa
ini, kami kembalikan kepada Sang Penggenggam hati semesta
Perjuangan kami untuk tanah mulia,
negeri para Anbiya, Al-Quds mulia...
akan terus abadi hingga janji
kemenangan tiba di pelupuk mata seluruh dunia
Saksikanlah...
Saksikanlah...
Saksikanlah !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar