Sabtu, 26 September 2020

INOVATIF, MAHASISWA USU UBAH LIMBAH AMPAS TEBU MENJADI BONEKA LUCU dan IMUT YANG BERNILAI EKONOMIS


Gardamedia.org- (26/09) Berbagai macam inovasi selalu hadir dari tangan- tangan mahasiswa kreatif yang ada di Universitas Sumatera Utara (USU). Salah satunya adalah inovasi pengolahan limbah ampas tebu yang diubah menjadi boneka lucu yang bernilai ekonomis. Ide ini lahir dari tiga mahasiswa USU yang sedang mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa ( PKM) dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Mereka adalah, Muhammad Ramadhan Affandi mahasiswa dari Fakultas MIPA, Rahayu dari FISIP, serta Dinda Lutfia dari FEB, dan ketiga mahasiswa ini dibimbing langsung oleh Dosen Biologi USU, Saleha Hannum S.Si, MSi. Ide ini muncul dari informasi yang menunjukkan bahwa tanaman tebu adalah salah satu jenis tanaman yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, baik dalam perkebunan tebu milik rakyat, swasta dan negara. Luas perkebunan tebu tahun 2017 tercatat 453.456 ha dengan rincian perkebunan rakyat 267.325 ha, milik negara 67.229 ha dan milik swasta 118.902 ha. Pengelolaan tebu baik skala besar seperti pabrik gula ataupun skala kecil seperti pedagang kaki lima yang menjual minuman air tebu tentunya akan menghasilkan limbah berupa ampas tebu. Ampas tebu yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah lingkungan karena ampas tebu bersifat bulky (meruah), yang akan membutuhkan tempat luas dan bersifat mudah terbakar karena ampas tebu mengandung air, gula serat dan mikoroba sehingga apabila tertumpuk akan terfementasi dan melepaskan panas.  Untuk itu di butuhkan penanganan yang tepat dan cepat agar dapat meminimalisir dampak dari limbah ampas tebu tersebut.  





Dari permasalahan di atas muncullah sebuah produk inovasi yang solutif dan bernilai ekonomis, yaitu “LEK LUMUT (Boneka Lucu dan Imut)” yang terbuat dari limbah ampas tebu. Lek Lumut adalah suatu produk kreatif berbentuk boneka yang bahan utama pembuatannya berasal dari limbah ampas tebu. Teknik Pembuatan boneka ini sendiri mengadopsi teknik menanam dari negeri sakura Jepang bernama kokedama. Kokedama adalah teknik menanam tanaman mini dengan menggunakan media tanah yang dibentuk menjadi bulat, dan bulatan tanah tersebut dilapisi menggunakan lumut. Bedanya, pada produk Lek Lumut menggunakan ampas tebu yang telah dihaluskan dan menggunakan tanaman mini sejenis sukulen dan kaktus serta dikreasikan semenarik mungkin sehingga tercipta boneka lucu dan imut dari ampas tebu dengan berbagai variasi. 





Keunikan dan nilai estetik yang dimiliki Lek Lumut menjadikan produk ini cocok dijadikan tanaman hias, souvenir pernikahan,  hadiah wisuda dll. Manfaat lain yang akan didapat oleh para pembeli selain sebagai tanaman hias Lek Lumut juga berperan sebagai self healing apalagi dimasa pandemi seperti saat ini, yang menharuskan orang-orang untuk beraktifitas dirumah. Lek Lumut cocok diletak sebagai tanaman hias untuk mempercantik ruang kerja ataupun ruang belajar para konsumen. Dengan membeli produk Lek Lumut secara tidak langsung konsumen telah ikut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan. Sejauh ini produk Lek Lumut mampu menciptakan peluang pasar yang baik, sehingga kedepannya akan memungkinkan untuk membuka peluang bisnis diluar kota Medan dengan memanfaatkan peluang teknologi seperti Instagram, facebook, dan marketplace seperti shoope. 


Penulis: Munir Suteja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...