Gardamedia.org- (26/09)
Berbagai macam inovasi selalu hadir dari tangan- tangan mahasiswa kreatif yang
ada di Universitas Sumatera Utara (USU). Salah satunya adalah inovasi
pengolahan limbah ampas tebu yang diubah menjadi boneka lucu yang bernilai
ekonomis. Ide ini lahir dari tiga mahasiswa USU yang sedang mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa ( PKM) dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia.
Mereka adalah, Muhammad Ramadhan Affandi
mahasiswa dari Fakultas MIPA, Rahayu dari FISIP, serta Dinda Lutfia dari FEB,
dan ketiga mahasiswa ini dibimbing langsung oleh Dosen Biologi USU, Saleha
Hannum S.Si, MSi. Ide ini muncul dari informasi yang menunjukkan bahwa tanaman tebu adalah salah satu jenis tanaman yang paling banyak dibudidayakan
di Indonesia, baik dalam perkebunan tebu milik rakyat, swasta dan negara. Luas
perkebunan tebu tahun 2017 tercatat 453.456 ha
dengan rincian perkebunan rakyat 267.325 ha, milik negara 67.229 ha dan milik swasta 118.902 ha. Pengelolaan tebu baik skala besar seperti pabrik gula
ataupun skala kecil seperti pedagang kaki lima yang
menjual minuman air tebu tentunya akan menghasilkan limbah
berupa ampas tebu. Ampas tebu yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah lingkungan karena
ampas tebu bersifat bulky (meruah), yang akan membutuhkan
tempat luas dan bersifat mudah terbakar karena ampas tebu mengandung air, gula
serat dan mikoroba sehingga apabila tertumpuk akan terfementasi dan melepaskan
panas. Untuk itu di butuhkan penanganan yang tepat dan cepat agar dapat meminimalisir dampak dari limbah ampas
tebu tersebut.
Dari permasalahan di atas muncullah sebuah produk inovasi yang solutif dan bernilai ekonomis, yaitu “LEK LUMUT (Boneka Lucu dan Imut)” yang terbuat dari limbah ampas tebu. Lek Lumut adalah suatu produk kreatif berbentuk boneka yang bahan utama pembuatannya berasal dari limbah ampas tebu. Teknik Pembuatan boneka ini sendiri mengadopsi teknik menanam dari negeri sakura Jepang bernama kokedama. Kokedama adalah teknik menanam tanaman mini dengan menggunakan media tanah yang dibentuk menjadi bulat, dan bulatan tanah tersebut dilapisi menggunakan lumut. Bedanya, pada produk Lek Lumut menggunakan ampas tebu yang telah dihaluskan dan menggunakan tanaman mini sejenis sukulen dan kaktus serta dikreasikan semenarik mungkin sehingga tercipta boneka lucu dan imut dari ampas tebu dengan berbagai variasi.
Keunikan dan nilai estetik yang dimiliki Lek Lumut menjadikan
produk ini cocok dijadikan tanaman hias, souvenir pernikahan, hadiah wisuda dll. Manfaat lain yang akan didapat oleh para pembeli selain
sebagai tanaman hias Lek Lumut juga berperan sebagai self healing
apalagi dimasa pandemi seperti saat ini, yang menharuskan orang-orang untuk beraktifitas
dirumah. Lek Lumut cocok diletak sebagai tanaman hias untuk mempercantik ruang
kerja ataupun ruang belajar para konsumen. Dengan membeli produk Lek Lumut secara
tidak langsung konsumen telah ikut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.
Sejauh ini produk Lek Lumut mampu menciptakan peluang pasar yang baik, sehingga
kedepannya akan memungkinkan untuk membuka peluang bisnis diluar kota Medan dengan memanfaatkan peluang teknologi seperti Instagram,
facebook, dan marketplace seperti shoope.
Penulis: Munir Suteja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar