Gardamedia.org-
Universitas Sumatera Utara (5/11). Rangkaian acara dari konsolidasi BEM seluruh Indonesia
wilayah Sumatera bagian Utara hari ini
telah berakhir. Di tutup dengan sangat meriah oleh sebuah talkshow yang sangat
menginspirasi di Gelanggang Mahasiswa USU, yang di mulai pukul 10.00 pagi hari
ini.
Tema yang diangkat pada
konsolidasi kali ini ternyata berhasil membawa tuntutan terkait kebijakan- kebijakan pemerintah yang di nilai
mahasiswa tidak tepat, atau perlu di kaji ulang kembali. Dalam talkshow ini
membahas tentang penguatan terhadap mahsiswa akan tuntutan yang
telah di sepakati oleh seluruh ketua BEM
yang hadir pada konsolidasi kali ini. Talkshow ini menghadirkan
pembicara yang sangat luar biasa, yang mampu mendukung atau sejalan dengan beberapa tuntutan
mahasiswa terhadap pemerintah yang telah
di sepakati.
Pembicara pertama datang dari juru bicara Badan
Intelejen Nasional atau BIN yakni DR.
Wawan Hari Purwanto. Yang mana beliau berhasil memahamkan para mahasiswa untuk terus bergerak menciptakan karya jangan hanya diam, serta
kritis dalam setiap kebijakan. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa terkait
kontribusi untuk negeri, yang mana pesannya adalah “kalian mahasiswa jangan mau
jadi follower
tapi jadilah leaders”. Sontak ini membakar semangat mahasiswa yang
berada di dalam gelanggang tersebut dan merasa bahwa dukungan dari bapak Wawan
ini sangat berarti.
Pembicara kedua ialah
DRA. Rosmery. MA yang merupakan ketua bidang politik miritim pusat kajian selat
malaka Sumatera, USU. Dosen ilmu politik USU ini juga menjelaskan tentang
berbagai permasalahan di negeri ini yang mana
pemuda atau mahasiswa harus kritis dalam mengomentarinya. OBOR atau
One Belt One Road di jelaskan beliau
kepada mahasiswa yang hadir secara
ringkas tentang dampak yang akan diberikannya.
Talkshow kali ini menghadirkan tiga pembicara, selain
yang dua di atas, ada pembicara terakhir. Ialah Presiden Mahasiswa Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, yang mana akhir- akhir ini tengah hangat di perbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Dia
adalah M. Atiatul Muqtadir yang juga merupakan koordinator pusat BEM SI bidang
hukum dan HAM, atau yang akrab disapa Fathur. Disaat Fathur dapat giliran
menyampaikan materi pada talkshow ini, mulai muncul suara- suara histeris dari
penonton yang mengaguminya. Memang akhir-
akhir ini Fathur sering muncul di layar
televisi karena kebraniannya sebagai mehasiswa dalam mengkirit kebijakan- kebijakan pemerintah. Di dukung oleh karisma yang memikat dari Fathur membuat penggemar wanita di ruangan itu mulai teriak mengaguminya. Namun inti dari pembicarannya bukanlah hanya menebar
pesona. Melainkan sebuah pesan
baik untuk mahasiswa agar bergerak
bersama dalam menjaga negeri ini. Kontribusi
yang kita berikan sebagai mahasiswa
haruslah nyata, dengan turun
sebagai intelektual yang kritis dalam
menuntut semua kebijakan pemerintah yang
dinilai salah atau kurang tepat.
Beberapa rangkaian acara
pada hari itu berakhir dengan nyanyian mars mahasiswa seluruh Indonesia untuk tetap menjaga semanagatnya. Kepuasan peserta
pada hari itu terlihat dari semangat yang di berikan dalam mengucapkan
sumpah mahasiswa indonesia. Memang kita
sebagai mahasiswa haruslah bergerak,
jangan hanya diam. Karena kitalah lapisan masyarakat yang mampu turun
bersama dalam menyuarakan hak- hak rakyat. Kontribusi bukan hanya sekedar turun kejalan. Kontribusi bisa dilihat dari cipta karya
oleh mahasiswa yang tujuannya untuk kemajuan bangsan ini, sebab itu lah tugas
mahasiswa, pesan Fathur di saat itu.
Reporter: Munir Suteja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar