Gardamedia.org –
Seorang pria beralmamater Universitas Sumatera Utara melakukan aksi orasi
tunggal di depan pintu satu universitasnya, rabu (15/05). Bertopengkan kantong
plastik hitam pria tersebut berorasi dengan membacakan puisi atau sajak tentang
kritikan terhadap pemerintah saat ini.
Munculnya sebuah
keranda yang bertuliskan duka demokrasi, 554 petugas kpps menjadi korban pemilu
2019 sudah menjelaskan maksud dari pria misterius ini. Menuntut pemerintah
untuk tidak tinggal diam dengan fonomena pemilu yang terjadi dan banyak
menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Kurang lebih dua jam pria
yang di ketahui mahasiswa USU ini berorasi dengan toanya, ternyata menarik
perhatian dari masyarakat yang berlalu lalang. Menimbulkan tanya apa yang di
lakukannya.
Dalam aksi ini
juga pria ini mencoba mengajak kalangan mahasiswa untuk ikut serta dalam
masalah ini. “mahasiswa tidak akan bungkam dengan masalah ini” itulah maksud
yang coba di berikan oleh pria ini. Munculnya masalah masalah baru dalam dunia
perpolitikan memang sudah kita rasakan saat ini. Namun mahasiswa yang merupakan
pemuda harapan bangsa saat ini terlihat diam dengan fenomena yang ada. Tak ada
lagi mahasiswa yang peduli dengan masalah bangsa ini. Membuat Surya, mahasiswa Universitas
Sumatera Utara ini turun kejalan dan melancarkan aksi tunggalnya ini. Di dalam
orasinya terdengar kalimat “ saya aksi disini untuk menggugah hati kawan kawan
yang lain, bahwa keadaan yang sulit saat ini harus kita sampaikan, jangan
sampai masyarakat yang gelisah saat ini turun kejalan melampaui batas
kemanusiaan”
Surya juga
menambahkan bahwa mahasiswa tidak benar benar diam dengan masalah bangsa saat
ini. Diamnya mahasiswa selama ini di anggap oleh sebahagiaan orang bahwa
mahasiswa sedang di tunggangi oleh partai politik dengan berbagai kepentingan.
Inilah yang coba ditepiskan oleh surya. Mahasiswa tidak diam, tidak sedang di
tunggangi oleh kepentingan politik manapun, mahasiswa bergerak bersama rakyat,
membela yang benar.
Didalam aksi
tunggal ini juga surya mengenakam topeng dari plastik hitam yang maksdunya
adalah, di akhir orasi nanti sekitar jam 6 sore dia akan melepasnya, ini ialah
isyarat bahwa mahasiswa yang selama ini dianggap tidak berani menyampakan pendapatnya
tidak ada. Mahasiswa masih ada, akan terus mengkritik kesalahan pemerintah yang
merugikan masyarakat, dan akan membela rakyat serta kebenaran.
Reporter : munir
suteja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar