Kamis, 16 Mei 2019

Pria Beralmamater USU Orasi Tunggal di Pintu 1




Gardamedia.org – Seorang pria beralmamater Universitas Sumatera Utara melakukan aksi orasi tunggal di depan pintu satu universitasnya, rabu (15/05). Bertopengkan kantong plastik hitam pria tersebut berorasi dengan membacakan puisi atau sajak tentang kritikan terhadap pemerintah saat ini.
Munculnya sebuah keranda yang bertuliskan duka demokrasi, 554 petugas kpps menjadi korban pemilu 2019 sudah menjelaskan maksud dari pria misterius ini. Menuntut pemerintah untuk tidak tinggal diam dengan fonomena pemilu yang terjadi dan banyak menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Kurang lebih dua jam pria yang di ketahui mahasiswa USU ini berorasi dengan toanya, ternyata menarik perhatian dari masyarakat yang berlalu lalang. Menimbulkan tanya apa yang di lakukannya.
Dalam aksi ini juga pria ini mencoba mengajak kalangan mahasiswa untuk ikut serta dalam masalah ini. “mahasiswa tidak akan bungkam dengan masalah ini” itulah maksud yang coba di berikan oleh pria ini. Munculnya masalah masalah baru dalam dunia perpolitikan memang sudah kita rasakan saat ini. Namun mahasiswa yang merupakan pemuda harapan bangsa saat ini terlihat diam dengan fenomena yang ada. Tak ada lagi mahasiswa yang peduli dengan masalah bangsa ini. Membuat Surya, mahasiswa Universitas Sumatera Utara ini turun kejalan dan melancarkan aksi tunggalnya ini. Di dalam orasinya terdengar kalimat “ saya aksi disini untuk menggugah hati kawan kawan yang lain, bahwa keadaan yang sulit saat ini harus kita sampaikan, jangan sampai masyarakat yang gelisah saat ini turun kejalan melampaui batas kemanusiaan”
Surya juga menambahkan bahwa mahasiswa tidak benar benar diam dengan masalah bangsa saat ini. Diamnya mahasiswa selama ini di anggap oleh sebahagiaan orang bahwa mahasiswa sedang di tunggangi oleh partai politik dengan berbagai kepentingan. Inilah yang coba ditepiskan oleh surya. Mahasiswa tidak diam, tidak sedang di tunggangi oleh kepentingan politik manapun, mahasiswa bergerak bersama rakyat, membela yang benar.
Didalam aksi tunggal ini juga surya mengenakam topeng dari plastik hitam yang maksdunya adalah, di akhir orasi nanti sekitar jam 6 sore dia akan melepasnya, ini ialah isyarat bahwa mahasiswa yang selama ini dianggap tidak berani menyampakan pendapatnya tidak ada. Mahasiswa masih ada, akan terus mengkritik kesalahan pemerintah yang merugikan masyarakat, dan akan membela rakyat serta kebenaran.

Reporter : munir suteja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...