Minggu, 26 Mei 2019

Fandy Matondang, Mahasiswa Inspiratif dengan Segudang Prestasi




Hidup akan menjadi lebih indah dan bermakna jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna bagi diri sendiri bahkan orang lain. Hal inilah yang menjadi dasar pria asal Labuhan Batu Bara ini dalam berkarya.

Muhammad Azhar Afandy Matondang, mahasiswa inspiratif yang saat ini menjabat sebagai Duta GenRe Sumatera Utara 2018. Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2015 ini telah banyak diundang sebagai pembicara diberbagai kegiatan mahasiswa maupun instansi-instansi tertentu. Tidak hanya sebagai pembicara, kelihaiannya dalam berbicara didepan umum membuatnya sering diundang sebagai pembawa acara.

Mahasiswa kelahiran Simpang Panigoran, 14 September 1997 ini telah banyak mencapai berbagai prestasi. Fandy mengawalinya ditahun 2017, ia meraih Juara 1 Mister Teen Labuhan Batu Utara dan dilanjutkan dengan kesuksesannya dalam meraih gelar Duta Mahasiswa Putra USU 2017. Pencapaiannya tersebut menghantarkannya pada berbagai pengalaman yang luar biasa, namun tidak selesai sampai disitu, dengan kegigihan yang dimilikinya Fandy, ditahun 2018 ia berhasil meraih gelar Duta Genre Sumatera Utara jalur Pengabdian Masyarakat. Melalui gelarnya tersebut, Fandy dapat semakin menginspirasi dan memotivasi banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Kelihaiannya dalam berbicara tidak membuatnya berhenti untuk mecoba hal-hal lain. Tidak hanya berkarya sebagai pembicara, Fandy Matondang juga aktif dalam bidang kesenian, terbukti ditahun 2013 Fandy berhasil meraih medali Perak di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan Cabang Marching Band. Selain itu, hobinya dalam bernyanyi juga ditunjukannya dimedia sosial miliknya, Fand kerap kali mengunggah videonya bernyanyi dimedia sosial, bahkan hobi bernyanyinya tersebut pernah membuatnya meraih juara 1 di Lomba Cipta Lagu Anti Narkoba BNN Festival Anti Narkoba BNN Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014. Sosok inspiratif ini juga telah berhasil merintis usaha event organizer yang berlokasi di Labura, kampung halamannya. Usaha yang sedang ditekuninya ini pun sukses dan merupakan usaha Event Organizer pertama di kota asalnya tersebut.

Pencapaian yang didapat Fandy saat ini tidak akan berhenti sampai disini. Ilmu dan pengalaman yang saat ini didapatnya akan semakin dikembangkan dan tak lupa untuk berbagi kepada anak muda lainnya agar ikut termotivasi. Fandy berharap banyak remaja juga mahasiswa yang terinspirasi dan mulai memanfaatkan masa muda yang dimiliki untuk hal-hal yang berguna. Bagi Fandy Matondang, kesuksesan dan kepandaian seseorang tidak hanya diukur dari bidang akademik, setiap orang berhak menentukan karya yang akan diciptakannya baik itu bidang akademik maupun non-akademik.

“Saat ini ada 66 juta remaja dan jika kita tidak bergerak kita akan menjadi sampah di 66 juta itu. Usia produktif harus dipakai untuk mempersiapkan diri untuk Negara, ambil peran untuk lebih produktif lagi dan bermanfaat bagi Negara, bukan menjadi tanggungan Negara”,  pesan Fandy Matondang kepada seluruh remaja di Indonesia.


Shine Publisher

Tim Horas : Pentingnya Pelatihan Magang Sebelum Masuk Organisasi


Dunia perkuliahan tentu tidak akan lepas dari berbagai kesibukan yang tentunya akan menyita waktu mahasiswa. Seperti halnya Tim Horas USU yang selalu giat menjalani kesibukan perkuliahan setiap harinya. Tim Horas sendiri merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang berada  dibawah naungan Universitas Sumatera Utara dan berada di fakultas teknik. Tim Horas yang kembali membuka open recruitment 1 bulan terakhir berhasil menarik perhatian 30 mahasiswa lainnya. Ada beberapa tahapan yang dibuat untuk sampai ke tahap magang seperti pendaftaran lewat email hingga menulis essay. Tentunya sebelum memasuki organisasi ini, peserta magang harus dipersiapkan terlebih dahulu melalui proses magang selama beberapa bulan. Mereka akan dibagi dalam beberapa divisi, sehingga yang lolos nantinya dapat memilih divisi mana yang cocok sesuai keahlian yang mereka punya.
Proses magang ini kita buat supaya nantinya anggota baru yang masuk ke dalam tim horas lebih paham mengenai keahlian yang dimiliki, jadi mereka tidak hanya sekedar bergabung  tapi bisa memberi kontribusi dalam tim.” ungkap Eben Pangaribuan selaku manager Tim Horas.
Tim horas yang mempunyai prinsip kekeluargaan serta solidaritas yang tinggi membuat tim ini mampu bertahan sejak tahun 2012 lalu. Hal itu jugalah yang tampak dalam suasana magang (20/5). Saat mewawancarai Vincent yang merupakan salah satu peserta magang, dirinya mengatakan bahwa ilmu yang didapatkan dari kampus saja belum cukup, ia harus mampu mengaplikasikan teori kedalam praktek sehingga bisa menjadi seimbang.
Selama ini kan yang dipelajari diperkuliahan itu masih teori-teori, kalau pun ada praktek yang dilakukan di lab itu hanya beberapa bulan. Jadi di sinilah aplikasi dari perkuliahan itu diterapkan, sehingga teori dan praktek jadinya seimbang, ujarnya.
Untuk menjadikan tim yang berprestasi tentu bukanlah hal  yang mudah. Tim Horas harus mampu mengimbangi perkuliahan dan organisasinya. Untuk itu anggota yang dibutuhkan oleh tim ini harus benar-benar mampu bekerja sama dalam tim. Namun, Vincent mengungkapkan bahwa ia sudah mempersiapkan dirinya untuk hal tersebut dan akan bekerja secara profesional dalam tim.
Saya melihat bahwa tidak ada senioritas dalam Tim Horas, dan di sini saya akan bekerja secara profesional, bekerja untuk menang dan bekerja untuk mewujudkan yang terbaik.” ungkapnya.

Penulis : Rays Publisher


Jumat, 24 Mei 2019

BUKBER : Antara Maslahat dan Maksiat


Diantara 12 bulan dalam setahun, ada sebuah bulan yang sangat dinantikan kedatangannya, dirindukan  sejak 11 bulan yang lalu karena keberkahan dan kemuliaannya. Ialah Bulan Ramadhan, bulan 1000 kemuliaan. Bulan dimana pahala kebaikan dilipatgandakan, doa doa dikabulkan dan mesjid-mesjid ramai akan ibadah malam. Seorang muslim sejati tentu tergerak hatinya untuk memanfaatkan Bulan Ramadhan sebagai ajang memperoleh pahala sebanyak banyaknya, agar di akhir bulan nanti berkumandanglah takbir kemenangan Idul Fitri.

Tidak hanya menjadi wadah peningkatan amalan ibadah, Ramadhan juga menjadi bulan ajang silaturahmi. Tradisi silaturahmi ini disebut dengan BUKBER alias Buka Bersama. Setiap Ramadhan datang, bukber menjadi kegiatan wajib umat muslim. Bukber teman sekelas, bukber teman organisasi, bukber alumni SD, SMP, SMA, bukber ibu ibu se-komplek, bukber teman kecil dan banyak bukber lainnya. Bukber dimanfaatkan sebagai kegiatan temu ramah sekaligus melepas rindu kepada teman- teman lama.

Namun, bukber juga menimbulkan beberapa kekhawatiran yang berujung pada maksiat. Alih alih ingin mendapat berkah dengan menjalin silaturahmi, bukber justru bisa menjadi unfaedah. Lantas, bagaimana agar bukber kita berbuah maslahat dan jauh dari maksiat ? Yuk ikuti rambu rambu bukber berikut ini :

1. Luruskan Niat karena Allah

Sejatinya fungsi bukber adalah memperkuat ukhuwah dan silaturahim kepada sesama muslim, namun, fungsi ini dapat menjadi maksiat apabila niat kita belum lillahi ta’ala. Jika niat bukber untuk pamer di sosial media, update story sepanjang pertemuan bukber, memperbarui status dengan video
video makanan di kala bukber dan menginginkan publik tahu bahwa kita memiliki banyak teman, tentunya hal ini akan menambah tabungan dosa kita. Maka, luruskanlah niat karena Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-hambaNya.

2. Sholat Magrib Jangan Terlewat

Antara waktu berbuka puasa dan kumandang azan maghrib sangat berdekatan. Bahkan azan maghrib dapat dikatakan menjadi penanda waktu untuk berbuka. Namun, kebanyakan dari kita tenggelam dalam obrolan panjang sambil menikmati makanan yang terhidang. Jarang sekali langsung bergerak untuk menunaikan panggilan azan. Bahkan ketika azan selesai, kita masih santai duduk di lesehan dengan alasan musholanya masih berdesakan. Akhirnya tak jarang, maghrib terlewatkan. Kekenyangan, lupa bawa mukena, sholat di rumah saja, malas mengantri dan sejumlah alasan lainnya kita paparkan agar menghilangkan kewajiban menunaikan Shalat Maghrib. Bukan membawa kemaslahatan, bukber malah menjadi ajang kemaksiatan.

3. Hindari Mubazir Makanan

Pada Bulan Ramadhan, rumah makan atau restaurant berlomba lomba mamberikan diskon atau promo hemat yang sangat menggiurkan. Maka tak heran banyak kita temukan rumah makan yang menyediakan berbagai makanan dengan harga murah. Bukber pun direncanakan di rumah makan yang banyak diskon dan promo menariknya. Tergiur dengan harga murah dan perut yang keroncongan akhirnya membuat kita memesan banyak makanan, mulai dari makanan berat, kentang goreng, gorengan dan lainnya. Namun, ini hanyalah nafsu semata. Realitasnya, kita sudah kenyang dengan memakan makanan berat dan segelas minuman. Lalu bagaimana dengan nasib makanan yang lain ? terbuang kan ? Nah, jadi ketika bukber hindari memesan makanan yang terlalu banyak agar tidak menjadi mubazir.

4. Ingat, Masih ada Taraweh !

Selesai makan bersama, biasanya bukber dilanjutkan dengan acara foto bersama, foto selfie, boomerang dan lainnya yang berhubungan dengan dokumentasi. Seolah tiada habisnya, 10 foto tidak cukup menghiasi galeri. Merasa kurang mendapatkan angle foto yang pas, kita berusaha mencari angle foto ke suatu tempat dengan membeli kembang api sebagai hiasan penambah estetik foto. Satu jam, dua jam terlewatkan. Bertemu teman lama membuat kita enggan melangkah pulang. Padahal hati kita telah memberi peringatan agar kita menunaikan ibadah Shalat Tarawih dilanjutkan Tadarusan. Begitulah bukber, kadang membuat kita terlena dan menghalalkan berbagai alasan sebagai penghambat ibadah. Agar bukber kita menjadi maslahat, segeralah melangkahkan kaki menuju jalan pulang jangan terlalu mengikuti nafsu untuk berfoto ria. Lekaslah melakukan persiapan untuk menunaikan ibadah Shalat Tarawih dan Tadarusan.

Nah jadi kunci bukber menjadi ajang maslahat atau malah maksiat ada di dalam diri kita sendiri, apakah kita mampu menahan berbagai godaan untuk tidak meninggalkan perintah- Nya dan tetap khusyuk beribadah di bulan kemuliaan ini. Bukber boleh boleh saja, asalkan
rambu rambu bukber jangan dilanggar.


Penulis : Syahrunnisa
Editor : Nahya Rahmatul Ariza

Selasa, 21 Mei 2019

MEMPERINGATI 21 TAHUN REFORMASI, GEDUNG DPRD SUMUT DISEGEL MAHASISWA



Gardamedia.org – Selasa (21/5) mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi di Kota Medan mengadakan aksi di depan gedung DPRD Sumut. SAMSU atau Satuan Aksi Mahasiswa Sumatera Utara menuntut di tegakkannya kembali cita- cita reformasi sejak 21 tahun yang lalu.

Dalam memperingati 21 tahun reformasi Republik Indonesia mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Kota Medan turun kejalan. Aksi ini berujung pada tuntutan mahasiswa kepada wakil rakyat yang duduk di kursi nyaman kantor DPRD. Sebagai elemen masyarakat mahasiswa menganggap bahwa wakil rakyatlah yang memang harus mereka jumpai jika masyarakat menemui ketidakadilan di bangsa ini. Inilah yang di lakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam satuan aksi mahasiswa sumatera utara kali ini. Mencoba mengajak wakil rakyat untuk datang menjumpai mereka mendengarkan aspirasi dari masyarakat yang mereka bawa.

Negosiasi telah di lakukan untuk mengajak wakil rakyat menjumpai mereka, namun tidak mendapatkan hasil yang positif. Sehingga mahasiswa beranggapan bahwa mereka yang duduk di kursi DPRD takut untuk menjumpai rakyatnya. Jangankan untuk bertemu dengan wakil rakyat, bahkan sepanjang pagar gedung DPRD Sumut telah di pasang ranjau besi yang tajam untuk menolak aksi mahasiswa. Suasana semakin memanas di saat polisi sebagai pengaman dalam aksi tersebut meminta mahasiswa menyudahi aksinya dan coba memikirkan masa depannya. Akan tetapi mahasiswa yang masih dalam satu koordinasi yang dipimpin oleh Rasyid Waruwu menganggap perkataan polisi tersebut hanya bukti ketakutan atau ketidakpedulian wakil rakyat terhadap mereka.

Aksi masih berjalan dengan aman sampai tiba waktu ashar. Disinilah mahasiswa yang sudah sejak siang hari tidak diperolehkan memasuki kantor DPRD Sumut ingin melaksanakan solatnya di mesjid yang berada di dalam kantor DPRD Sumut. Namun polisi tidak memperbolehkan para mahasiswa tersebut masuk, dengan alasan bahwa mahasiswa nanti akan merusak infrastruktur di dalam kantor DPRD, dan polisi menambahkan bahwa wakil rakyat tidak ada satupun yang bisa menemui mahasiswa hari ini.

Dengan penolakan untuk melaksanakan solat ashar di dalam kantor DPRD Sumut, mahasiswa mencoba melobi lagi karena alasannya tidak rasional dan mahasiswa berkata bahwa mereka tidak akan merusak apapun. Tidak ada respon yang membuahkan hasil dari polisi sehingga mahasiswa sempat menolak- nolak pagar DPRD Sumut. Karena sudah tidak adanya jawaban untuk melaksanakn solat ashar di dalam mesjid gedung DPRD Sumut, maka mahasiswa akhirnya sepakat menyegel pagar gedung DPRD dengan sebuah rantai.

Sebetulnya, apa yang jadi tuntutan para mahasiswa di 21 tahun reformasi ini sehingga harus turun kejalan dan ingin menemui wakil rakyatnya? Rasyid Waruwu yang menjabat sebagai Wakil Presiden Universitas Sumatera serta menjadi pimpinan aksi kali ini berkata “terkait pemilu demokrasi saat ini, dari tahun 98 tidak ada yang separah ini. Makanya kita harus evaluasi bagaimana sistem pemilu serentak saat ini. Kita tidak memandang kepentingan- kepentingan ahli politik tapi kita memandang disini rasa kemanusiaan. Yang mana disini rasa kemanusiaan tidak dipedulikan lagi terutama dalam demokrasi.” dia juga menambahkan bahwa hampir 600 lebih petugas KPPS meninggal dalam pemilu serentak saat ini, ini merupakan kecacatan dari demokrasi, kecacatan dari sistem pemilu itu sendiri. Belum lagi yang sakit, penanganannya belum jelas serta penyebab terjadinya, dan masalah ini didiamkan oleh pemerintah serta KPU. Padahal petugas KPPS dianggap sebagai pahlawan dalam pemilu serentak. Ditambah lagi banyaknya kecurangan-kecurangan yang di temukan oleh rakyat saat berlangsungnya pemilu serentak.

Tuntutan terhadap pemerintah serta wakil rakyat tidak hanya sampai disitu, satuan aksi mahasiswa Universita Sumatera Utara juga menuntut pemerintah untuk menolak OBOR di Indonesia khususnya di Sumatera Utara, menuntut legislatif untuk merevisi UU ITE Pasal 27 ayat 3, menuntut kedaulatan energi dan pangan untuk Indonesia terkhusus di Sumatera Utara, dan yang terakhir menuntut tegaskan supremasi hukum di Indonesia.



Reporter : Munir Suteja
Editor : Nahya Rahmatul Ariza

Hak Muslimah untuk Kebangkitan Umat




Perempuan atau dalam Islam disebut Muslimah, bukan sekedar alat memproduksi terciptanya generasi manusia. Tapi lebih dari itu muslimah adalah pondasi kebangkitan umat Islam. Kita tentu sepakat dengan istilah yang dibawa oleh R.A Kartini, emansipasi wanita. Sebuah usaha membuat wanita memiliki hak yang sama dengan pria dari segi pendidikan dan moral. Menilik dari Kartini, mari kita memutar waktu ke zaman lebih lampau, zaman Rasulullah dan para shahabiyah.

Sebelum adanya Kartini yang menginginkan kehormatan yang sama seperti kaum laki-laki dapatkan, maka pada masa Rasulullah, wanita sudah mendapatkan itu. Wanita sudah lebih dihormati dan dilindungi pada masa itu. Tersebutlah Khaulah Binti Al-Azwar. Dibalik kelembutan yang ia miliki dan hati sucinya yang taat pada suami, ia adalah seorang muslimah tangguh yang dengan gesitnya melesatkan pedang ke leher para musuh untuk menyelamatkan saudaranya, Dhirar Bin Al-Azwar. Khalid Bin Walid, sang panglima perang bahkan takjub dengan keberaniannya membela satu darahnya yang tertangkap musuh. Bukan hanya terjun ke lapangan untuk perang, Khaulah Binti Al-Azwar juga mampu mengobarkan api semangat yang panas dalam hati para wanita islam saat mereka ditahan oleh pasukan musuh sehingga Khaulah dan wanita-wanita lainnya yang ditahan mampu menyerang dan menyelamatkan diri mereka dari cengkeraman tangan-tangan pasukan Romawi.

Betapa muslimah pada zaman Rasulullah sudah mendapatkan hak yang seperti R.A Kartini dambakan. Betapa muslimah sejatinya sudah mendapat perlakuan yang istimewa dan tinggi seperti yang kaum feminist inginkan. Tentu dengan koridor islam yang menjaga wanita itu sendiri. Bukan sekedar kebebasan yang disalah artikan oleh kaum feminist masa kini. Berbicara mengenai feminist. Dikutip dari sebuah artikel berjudul “Gerakan Feminisme; Sejarah, Perkembangan Serta Corak Pemikirannya”, Feminist atau feminisme muncul sejak akhir abad ke-18 yang berkembang di Eropa. Pada periode awal ini perempuan dianggap tidak rasional (yang selalu menggunakan perasaan sebagai tolok ukur) dan laki-laki hanya untuk melindungi saja, perempuan tidak harus bekerja mencari nafkah. Sedangkan yang harus mencari nafkah adalah laki-laki. Selain itu, perempuan juga dianggap sebagai jelmaan iblis atau setan.Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dogma gereja yang pada abad itu telah menjadi kebijakan nomor satu. Keadaan seperti ini membuat beberapa filsuf Eropa memulai kritiknya terhadap kebijakan-kebijakan gereja yang diskriminatif. Isu-isu kesetaraan pun mulai merebak dan menjadi perdebatan di antero Eropa.

Feminisme muncul karena penindasan perempuan yang berasal dari laki-laki seperti penguasaan fisik terhadap perempuan yang merupakan sistem hirarki seksual dimana laki-laki memiliki kekuasaan superior dan privilege ekonomi.

Tentu saja hal tersebut membuat perempuan merasa tertindas oleh kaum pria disekitarnya. Sedang mereka ingin mendapat perlakuan yang bebas, yang setara dengan laki-laki, tidak dikucilkan apalagi ditindas, dan pada dasarnya, perempuan ingin diperlakukan secara istimewa.

Namun islam, tidak mengenal kata feminist. Tidak menganggap feminist itu ada. Karena apa? Karena Islam sendiri sudah memuliakan wanita. Karena wanita-wanita dalam Islam merupakan makhluk yang sangat dilindungi. Setiap perlakuan yang ditujukan dalam Islam kepada perempuan adalah perlakuan yang mengistimewakan dan memberi hak lebih dulu daripada laki-laki. Sehingga ketika perempuan sudah diistimewakan, didahulukan, maka tidak ada lagi tuntutan-tuntutan yang malah akan membahayakan perempuan itu sendiri, seperti yang kaum feminist lakukan. Karena sesungguhnya apa yang dilarang untuk kaum perempuan muslim semata-mata untuk melindungi perempuan muslim itu sendiri. Jadi, segala hal yang dilakukan oleh islam terhadap perempuan adalah hal-hal yang melindungi, mendahulukan, dan mengistimewakan perempuan. Jadi, tidak perlu lagi konsep ‘kebebasan’ yang oleh kaum feminist idamkan.

Segala keistimewaan dan hak yang telah diterima oleh kaum muslimah tentu saja berdampak besar terhadap kebangkitan suatu umat atau bangsa bahkan dunia. Muslimah yang dilindungi, cenderung pula akan melindungi orang-orang tersayangnya terutama penerusnya. Ketika perlindungan sang penerus terjamin, maka terjamin pula-lah masa depan umat disekitarnya. Selain sebagai soko guru peradaban penerus umat, muslimah juga berperan aktif sebagai pendamping kekuatan seorang pria (suami). Pepatah mengatakan there always the tough woman behind a great man (selalu ada wanita tangguh dibalik kehebatan seorang pria). Muslimah dengan kepribadiannya yang mengandalkan perasaan mampu menjadi penyeimbang pria dalam menggunakan pemikirannya. Seperti yang ditulis oleh Nda Nya Nindya di kompasiana.com, banyak peneliti mengatakan bukan hanya IQ (Intelectual Quality) saja diperlukan seseorang untuk mencapai kesuksesan tetapi juga Emotional Quality (EQ), disamping Spiritual Quality.

Untuk itu, pria harus pandai mengelola IQ nya dan wanita harus mampu mengendalikan EQ nya, dengan jalan spiritual quality yang sama-sama ditempuh oleh pria dan wanita untuk membentuk satu peradaban kecil yang melahirkan kebangkitan umat islam. Seperti itulah yang dilakukan oleh Khadijah kepada Rasulullah SAW. Sumayya Muhammad menuliskan dalam bukunya berjudul Khadijah (love, life & drama), bahwa dua puluh lima tahun lamanya Khadijah hidup bersama Rasulullah, mengarungi hidup rumah tangga dengan penuh cinta. Selama itu, ia senantiasa mencurahkan kasih sayang dan keikhlasan yang tiada terhingga. Ia menikmati kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan oleh wanita mana pun sebelumnya. Khadijah, bersama segelintir orang lainnya, merupakan bagian paling penting dari proses lahir dan berkembangnya Islam. Ia hidup dalam cahaya kenabian dan menyumbangkan peran sangat penting dalam penyebaran risalah Islam dengan kecerdasan fikirannya, kematangan pertimbangannya, serta keluasan pandangannya. Tak pernah ia ragu untuk mengemukakan pendapat, berusaha sekuat tenaga dan menyumbangkan harta bendanya.

Begitulah Khadijah mengajarkan muslimah dengan hak-hak yang muslimah miliki sebagai tonggak atau dasar kebangkitan umat islam. Menjadi ibu dalam peradaban dunia, melahirkan nilai dan moral suatu bangsa. Tidak ada yang bernama Bapak Pertiwi. Orang-orang pasti akan menyebutkan Ibu Pertiwi sebagai harapan bangsa tersebut diberikan kehidupan alam dan lingkungan hidup yang baik sebagaimana Allah memberikan nafas kehidupan lewat rahim seorang ibu, bukan rahim seorang bapak.

Seperti yang telah dijelaskan di awal, hak muslimah untuk berkontribusi terhadap peradaban dunia sudah ada sejak zaman Rasulullah seperti yang telah diterima oleh Khaulah dan Khadijah. Sehingga, melalui hak-hak yang sudah didapatkan tersebut berkembang menjadi semacam kewajiban yang harus dipenuhi muslimah sebagai tonggak peradaban dan kebangkitan umat. Kita hanya tinggal meneruskan hak-hak itu sebagai ruang kewajiban kita menjadi seorang muslimah untuk perbaikan bangsa.

Maka, muslimah hari ini adalah penentu kebangkitan umat islam masa depan. Peran dan kontribusi muslimah jelas sangat dibutuhkan dalam proses perbaikan-perbaikan kualitas hidup manusia keseluruhan. Sebab muslimah-lah yang melahirkan dan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, Al Ummu madrasah al-ulaa. Bagaimana anak dididik oleh ibunya adalah penentu sikap anak kedepannya. Ketika penerus sudah dididik dengan cerdas oleh ibunya maka hal yang disekelilingnya juga akan diperbaiki oleh anak-anaknya. Tentunya dengan bantuan sang ayah. Kasih sayang ayah yang tercurah pada ibu berdampak pula pada rasa cinta ibu terhadap anak- anaknya. Semua itu berkesinambungan dan sejajar. Untuk itu, muslimah berperan penting terhadap kebangkitan umat islam. Sebab islam sendiri sudah memberikan hak lebih kepada muslimah untuk berkontribusi memaksimalan moral generasi, dan juga berperan aktif sebagai pendamping kekuatan seorang suami.


Penulis : Indah Ramadhani

Kamis, 16 Mei 2019

Pria Beralmamater USU Orasi Tunggal di Pintu 1




Gardamedia.org – Seorang pria beralmamater Universitas Sumatera Utara melakukan aksi orasi tunggal di depan pintu satu universitasnya, rabu (15/05). Bertopengkan kantong plastik hitam pria tersebut berorasi dengan membacakan puisi atau sajak tentang kritikan terhadap pemerintah saat ini.
Munculnya sebuah keranda yang bertuliskan duka demokrasi, 554 petugas kpps menjadi korban pemilu 2019 sudah menjelaskan maksud dari pria misterius ini. Menuntut pemerintah untuk tidak tinggal diam dengan fonomena pemilu yang terjadi dan banyak menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Kurang lebih dua jam pria yang di ketahui mahasiswa USU ini berorasi dengan toanya, ternyata menarik perhatian dari masyarakat yang berlalu lalang. Menimbulkan tanya apa yang di lakukannya.
Dalam aksi ini juga pria ini mencoba mengajak kalangan mahasiswa untuk ikut serta dalam masalah ini. “mahasiswa tidak akan bungkam dengan masalah ini” itulah maksud yang coba di berikan oleh pria ini. Munculnya masalah masalah baru dalam dunia perpolitikan memang sudah kita rasakan saat ini. Namun mahasiswa yang merupakan pemuda harapan bangsa saat ini terlihat diam dengan fenomena yang ada. Tak ada lagi mahasiswa yang peduli dengan masalah bangsa ini. Membuat Surya, mahasiswa Universitas Sumatera Utara ini turun kejalan dan melancarkan aksi tunggalnya ini. Di dalam orasinya terdengar kalimat “ saya aksi disini untuk menggugah hati kawan kawan yang lain, bahwa keadaan yang sulit saat ini harus kita sampaikan, jangan sampai masyarakat yang gelisah saat ini turun kejalan melampaui batas kemanusiaan”
Surya juga menambahkan bahwa mahasiswa tidak benar benar diam dengan masalah bangsa saat ini. Diamnya mahasiswa selama ini di anggap oleh sebahagiaan orang bahwa mahasiswa sedang di tunggangi oleh partai politik dengan berbagai kepentingan. Inilah yang coba ditepiskan oleh surya. Mahasiswa tidak diam, tidak sedang di tunggangi oleh kepentingan politik manapun, mahasiswa bergerak bersama rakyat, membela yang benar.
Didalam aksi tunggal ini juga surya mengenakam topeng dari plastik hitam yang maksdunya adalah, di akhir orasi nanti sekitar jam 6 sore dia akan melepasnya, ini ialah isyarat bahwa mahasiswa yang selama ini dianggap tidak berani menyampakan pendapatnya tidak ada. Mahasiswa masih ada, akan terus mengkritik kesalahan pemerintah yang merugikan masyarakat, dan akan membela rakyat serta kebenaran.

Reporter : munir suteja

Selasa, 14 Mei 2019

Kemeriaahan Ramadhan Fest Universitas Sumatera Utara




Gardamedia.org – Universitas Sumatera Utara menggelar Ramadhan Fest di Gedung Pancasila jl. Universitas (13/05). Acara ini akan berlangsung dari tanggal 13 sampai 19 mei nanti. Mengangkat tema Show Your Goodness With Creativity, Enterpreneurial and Solidarity in Ramadhan acara ini mencoba mengajak para mahasiswa untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha serta menjadikan acara ini sebagai tempat ngumpul   atau silaturahmi dengan teman selama bulan ramadhan.
Kemeriaahan acara ini dapat dilihat dari banyaknya stan makanan serta stan pakaian yang bisa dijadikan mahasiswa sebagai alternatif tempat untuk berbuka puasa dan belanja pakaian juga aksesoris. Acara ini juga di meriahkan dengan berbagai rangkaian acara, seperti talkshow inspiratif yang menghadirkan  bapak Musa Rajekshah( wakil gubernur Sumut), Rizky Nasution, dan presiden mahasiswa M. Iqbal Harefa. Tidak hanya itu, di hari pertama acara ini kedatangan syeikh dari Palestina yaitu Syeikh Abdalrahman N. M Murad. Beliau menyampaikan keadaan Palestina saat ini yang kita tahu sedang mengalami penyerangan dari Israel dan mengajak semua yang berhadir untuk turut mendoakan para korban peperangan.
Berbagai tamu spesial juga ikut turut memeriahkan acara ini seperti Faisal Azhar Harahap yakni  pemeran film 5 Penjuru Mesjid dan di akhir acara nanti akan ada tabligh akbar  oleh Ustadz Berri El Makkky di mesjid dakwah USU.
Tidak cukup sampai disitu Ramadhan Fest ini juga menggelar  berbagai lomba, seperti lomba duo/ band akustik lagu religi, musikalisasi puisi ramdhan, ada juga games berhadiah, beauty demo & hijab tutorial serta santunan anak yatim. Selama keberlangsungan acara ini kita akan di hibur dengan berbagai band lokal.
Dari rangkaian acara yang padat tersebut Yoga selaku ketua panitia sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk di dalamnya pihak Universitas Sumatera Utara. Wakil Rektor 1 buk Rosmawati berpesan “ acara ini bisa mengembangkan kreatifitas mahasiswa, karena dalam kegiatan ini banyak saya lihat, yang pertama ada lomba akustik lagu religi, dan lomba lomba lainnya, ini bisa di jadikan sebagai wadah kreatifitas mahasiswa, di tambah lagi ada sharing session, jadi di acara ini, mahasiswa bisa menjadikan tempat ini untuk tempat berkumpul menunggu berbuka puasa.” Beliau juga menambahkan bahwa acara ini adalah kolaborasi antara Pemerintahan Mahasiswa serta Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Ad- Dakwah dan panitianya berasal dari berbagai fakultas yang ada.
Sahrul Andi salah satu pengunjung mengatakan “saya sangat senang dengan adanya acara ini karena dia terbuka untuk umum, di tambah lagi tadi ada syeikh dari palestina langsung. Dan juga mahasiswa di berikan ruang untuk berwirausaha serta bisa menjadikan tempat ini untuk ngumpul ngumpul atau silaturahmi dengan teman karena disediakan tempatnya. “ dia juga menambahkan bahwa acara ini bisa menambah penpatan organisasi yang ikut berjualan di setiap stan.



Reporter : Munir Suteja

Sabtu, 04 Mei 2019

Seminar K3M Sukses Mengulas Bahaya GAMING DISORDER



Gardamedia.org –Unit Kegiatan Mahasiswa Al-Ishlah USU kembali menggelar seminar K3M (Kajian Keilmuan Kesehatan Masyarakat) dengan tema Gadget Smart Utility: Upaya mencegah Gaming Disorder di Era Revolusi Industri 4.0 pada Kamis (02/05) di Auditorium Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Berangkat dari kecenderungan masyarakat menggunakan telepon pintar atau yang biasa disebut smartphone, membuat Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Al-Ishlah berinisiatif membuat seminar tentang Gaming Disorder untuk mahasiswa se-kota Medan. Acara ini dibuka sejak pukul 09.30 WIB oleh Muhammad Faisal, selaku Master of Ceremony dan dilanjutkan seminar oleh R.M. Afif Handri Nabawi, S.Psi. Sehabis materi Gaming Disorder dipaparkan, acara berlanjut dengan diskusi tanya jawab dari para peserta kepada pemateri hingga ditutup dengan doa dan foto bersama.
Seminar K3M merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKMI Al-Ishlah FKM dengan tema yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang sedang marak dizamannya. Seperti tahun lalu dengan mengangkat tema tentang LGBT, tahun ini seminar K3M mengangkat tema tentang Gaming Disorter mengingat aktivitas bermain game di smartphone sedang marak di masa revolusi industry 4.0 ini dan bahkan muncul isu bahwa game online PUBG diharamkan MUI. Selain seminar, UKMI Al-Ishlah juga mengadakan lomba essay yang terbuka untuk umum (16-25 tahun).
Karlin Wijiyani, selaku ketua panitia acara ini mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mengedukasi masyarakat agar tidak menyalahgunakan smartphone yang dimiliki, sehingga kedepannya para pengguna smartphone mampu menggunakannya dengan smart terlebih dalam hal menggunakan game pada smartphone.
“Harapannya untuk peserta yang hadir yaitu masyarakat lebih sadar bahwa kalau kecanduan bermain di smartphone akan menjadi gaming disorder dan ini yang sangat berbahaya, terutama dari sisi kesehatan sebab kami orang kesehatan, dampaknya sangat buruk seperti kalau terlalu lama menatap layar smartphone akan membuat konsentrasi mata akan menurun, bahkan ada yang sampai lupa makan dan itukan tidak baik” ungkap Karlin saat ditanya tentang harapan untuk peserta kedepannya.
Sedang Afif Handri, sebagai pemateri seminar ini mengapresiasi panitia penyelenggara dan tidak lupa menyampaikan harapannya untuk peserta.
“Untuk peserta harapannya adalah yang pertama sadar dulu supaya tidak salah menentukan indikator dari gaming disorder, karena orang-orang taunya setiap yang bermain game akan di jugde gaming disorder, padahalkan tidak seperti itu, yang kedua fakta bahwa bagaimana perkembangan game bisa berbahaya, dan harapannya mereka bisa menangani orang-orang yang terkena gaming disorder apalagi mereka kebanyakan adalah mahasiswa Kesehatan Masyarakat” tutur Afif.
Adel (19 th) merupakan salah satu peserta yang berasal dari Universitas Prima Indonesia mengatakan bahwa seminar ini cocok dengan permasalahan yang ada disekitar, mudah dipahami dan worth it untuk dihadiri. “Dari sini kita menjadi tahu sebab gaming disorder dan dampaknya terhadap sikap kita hingga cara menanganinya” ucap Adel.



Penulis : Indah Ramadhani

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...