Selasa, 20 November 2018

Mar'atus Solihah Siregar : Perempuan Hafizhah yang Berambisi Menjadi Mufassirah



Di peradaban  modern ini, Allah hadirkan Ummu Warokah kembali, seorang sahabiyah penghafal  Al-qur’an yang pernah menjadi rujukan dalam pemushafan  Al-Qur’an di masa Rasullullah SAW. Tetapi kini, Allah titipkan amanah itu kepada salah satu perempuan dari berjuta-juta kaum Hawa di dunia ini. Salah satunya Mar'atus Solihah Siregar, gadis kelahiran 21 Juni 1999 ini merupakan putri  dari Bapak M. Ali Irsan Siregar dan Ibu Nur Syamsi Simorangkir. Wanita yang dikenal dengan panggilan Atus ini mulai menghafal  Al-Quran  semenjak  di SMA IT AL-FITYAN dan mulai menggoreskan tinta prestasinya pertama kali pada bidang Hafidz Al-Qur’an di tahun 2015. Berbagai event baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional mulai ia arungi satu per satu di kala itu.

Ia sangat menyadari, bahwa setiap medan yang ia lalui tidaklah semudah cerita fiksi yang ia baca.  Semua itu tidak pernah lepas dari kata “GAGAL”. Sebuah kata yang terkadang membuat kita putus asa untuk mencoba kembali. Tapi tidak dengan gadis berprestasi ini. Kegagalan itu tak pernah membuat semangatnya meredam. Bersikaplah biasa saja. Dekatilah mereka yang juara dan belajarlah dari keberhasilan mereka. Itulah tips ala Atus untuk membangkitkan semangatnya.

Atus tak ingin semua yang ia miliki hanya sebatas menghafal Al-Qur’an saja. Atus berambisi untuk belajar tafsir Al-Qur’an semenjak ia menduduki bangku perkuliahan, tepatnya di jurusan Sastra Arab, Universitas Sumatera Utara. Menurutnya, tafsir memiliki nilai estetika yang berbeda di samping proses menghafal  Al-Qur’an. Ketika  tahun 2017 merupakan kali pertama ia mengikuti lomba Tafsir Al-Qur’an se-Provinsi Sumatera Utara dan hanya bisa meraih harapan 1. Tetapi, bukanlah diri Atus jika dia hanya berhenti di titik itu. Di tahun 2018, Ia pun kembali bertarung dengan peserta lainnya dan Ia berhasil menyandang juara 1 di bidang Tafsir Al-Qur’an berbahasa  Arab.
Berbagai prestasi lain yang ia raih tersebut tidak membuat dirinya sombong. Teman-temannya mengatakan Atus adalah orang yang baik dan tidak sombong. Selain itu Atus juga aktif di organisasi dan kegiatan sosial kampus, seperti IMBA (Ikatan Mahasiswa Bahasa  Arab), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan organisasi lainnya. “Semua ini tak terlepas dari peran kedua orangtua saya”,tuturnya.

“Kalau kamu tidak bangun pagi, maka kamu tidak akan sukses”. Motto hidup ini yang selalu ia jadikan penyemangatnya untuk terus menghafal. Menghafal bukan karena mengejar prestasi dunia. Tetapi bagaimana menunjukkan kesungguhan dan kecintaan kita dalam menjaga agama Allah. Kita bebas untuk menentukan pilihan. Tetapi usahakan pilihan tersebut bisa kita seimbangkan antara dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya wanita harus menjadi hafidzah agar generasi penghafal  Al-Qur’an tidak hilang dan Al-Qur’an akan selalu terjaga keasliannya.

"Allah tau apa yang aku kerjakan. Segala kebaikanku, juga keburukanku. Jadi, tak perlu 'mencari  nama' di depan manusia. Cukup menjadi diri sendiri, dan bermanfaat bagi orang lain", ujarnya mengakhiri.


Penulis: Sukma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...