Selasa, 30 Oktober 2018

Dua KAM Lolos Verifikasi Peserta PEMIRA USU 2018



Gardamedia.org- Dua Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) yang mendaftar sebagai peserta Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) USU 2018 lolos dalam tahap verifikasi yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU pada Jumat (26/10).

Dua KAM yang lolos dalam tahap verifikasi PEMIRA USU 2018 tersebut adalah KAM Rabbani dan KAM Madani. Sebelumnya KPU USU telah melakukan tahap verifikasi berkas pada tanggal 23, 24 dan 25 Oktober.

Riza Syachputra selaku ketua KPU USU mengimbau "KAM yang sudah resmi lolos verifikasi agar nantinya bersaing dengan sehat dan tidak saling menjatuhkan satu sama lainnya".

Meskipun KAM yang mendaftar PEMIRA tahun ini hanya sedikit  Riza juga berharap "PEMIRA tahun ini dapat terlaksana dengan baik sesuai yang kita harapkan hingga PEMIRA yang akan dilaksanakan bulan Desember nantinya" katanya.


Penulis : Fadhil Muzakkir

Senin, 29 Oktober 2018

Suarakan Muda mu, Lewat Sumpah Pemuda




Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, tgl 28 oktober ditetapkan sebagai hari sumpah pemuda melalui keputusan presiden nomor 316 tahun 1959 tanggal 16 desember 1959. Tanggal ini di tetapkan berdasarkan latar belakang para pemuda bersatu untuk memerdekakan Indonesia dari para penjajah.
Merdeka!!! Satu kata yang begitu sakral di masa perjuangan rakyat Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Perjuangan pun berbuah manis, pada tanggal 17 agustus 1945 akhirnya kemerdekaan kita raih. Jauh sebelum tahun 1945, upaya kemerdekaan telah dilakukan para pemuda Indonesia. Sebelum proklamasi diikrarkan perjuangan pemuda sangat penting dalam sejarah Indonesia.

Saat mulai dibentuknya tri koro darmo, yang menjadi wadah awal dari perhimpunan pemuda- pemuda di Indonesia. Perhimpunan ini dibentuk tanggal 7 maret 1915 yang anggotanya adalah hasil menjaring para pelajar yang ada di sekolah- sekolah daerah jawa. Tri koro darmo atau dalam arti sakti,bukti dan bakti menginginkan perubahan atas kondisi yang di alami Indonesia saat itu. Para pemuda melakukan kongres atau pertemuan untuk menyatukan suara, menyebarkan ke banyak kalangan akan pentingnya  peran pemuda dalam sebuah kemerdekaan. Pada kongres pertama ini para pemuda yang dikumpulkan belum mendapatkan hasil yang maksimal karena masih timbulnya ego- ego antar pemuda yang berasal dari daerah- daerah di seluruh  Indonesia. Kongres ini berlangsung pada 30 April sampai 2 Mei 1926.

Lalu mereka sadar  bahwa ego kedaerahan itu akan mempersulit Indonesia untuk mencapai tujuannya bersatu  dan berjuang melawan penjajah. 27  sampai 28 Oktober 1928  kebanggaan dan rasa senasib para pemuda sebagai pilar bangsa menjadikan mereka berkumpul kembali untuk melakukan kongres kedua. Disini di bentuk kepanitiaan, dipilihlah Sugondo Djojo Puspito dari PPPI sebagai ketua panitia dalam kongres kedua ini. Mereka berkumpul di Jakarta atau yang dulu dikenal sebagai Batavia. Deklarasi dilakukan dan muncul lah istilah “sumpah pemuda” yang hasil dari kongres ini isinya.

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Pemuda sekarang, bangga dengan perjuangan para pemudan zaman dulu. Sejarah yang tercipta menjadikan hari sumpah pemuda menjadi hari yang begitu penting hingga saat ini. Namun, apa yang bisa kita kontribusikan di hari para pemuda ini? Yah pertanyaan yang seharusnya kita tanya pada diri sendiri, sudah sejauh mana pengorbanan atau kontribusi kita pada bangsa ini?  Itulah yang di harapkan para pejuang kita, dimana penerusnya tetap melanjutkan semangat perjuangan yang saat ini bisa di wujudkan dengan semangat berkontribusi pada bangsa.

Tetapi saat ini banyak sekali para pemuda yang lupa akan jasa- jasa para pahlawan. Tidak ada tergambar kepribadian untuk menjaga bangsa namun malah menghancurkan bangsa. Sebetulnya kontribusi apa yang perlu kita wujudkan  untuk meneruskan semangat para pejuang yang telah mendahului kita?

Kontribusi, kata inilah yang harus kita sertakan di setiap langkah kita terutama para pemuda, semangat berkontribusi ini bisa kita wujudkan  dengan belajar yang sungguh- sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, agar mampu bersaing di kancah internasional. Intinya pendidikan sebagai salah satu penyedia edukasi bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Namun di saat ini masih banyak sekali kita temukan kecacatan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ini lah yang jadi tugas besar kita semua bersama- sama meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Yang kedua, kontribusi yang perlu kita lakukan sebagai pemuda bangsa ialah bersatu. Jangan sampai karna hal- hal kecil kita menjadi terpecah belah. Masyarakat jangan mudah dibohongi dan terpengaruh dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya. apalagi saat ini sangat marak terjadi pemeberitaan informasi yang tidak jelas kebenarannya, yang kita kenal sekarang dengan istilah hoax. Hoax ini juga menjadi tugas kita bersama, untuk membasminya agara tidak muncul lagi berita yng dapat memecah belah kita semua. Karena negeri yang kaya tergantung pada kualitas pemudanya.

Berikutnya pemuda yang diharapkan bangsa saat ini adalah  kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang, perintis dan kepekaan terhadap sosial, politik dan lingkungan. Hal ini dibarengi pula oleh sikap mandiri, disiplin, dan memiliki sifat yang bertanggungjawab, inovatif, ulet, tangguh, jujur, berani dan rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat cinta tanah air.


Penulis: Munir Suteja




Rabu, 24 Oktober 2018

Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Mengajak Siswa SD Swasta YAPSI Medan Untuk Peduli Lingkungan



Mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) yang mengatasnamakan kelompok Laskar Bumi melakukan kegitan kampanye peduli lingkungan di Sekolah Dasar Swasta Yayasan Pesantren Sosial Indonesia (SDS YAPSI) Medan, pada sabtu (20/10). Pada kegiatan tersebut mahasiswa ilmu komunikasi memberikan penyuluhan dan materi seputar menjaga kelestarian lingkungan terkhususnya masalah sampah yang kerap terjadi di lingkungan sekolah.

Kegitan penyuluhan dilakukan kepada siswa kelas 5 SDS YAPSI Medan. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa menyampaikan materi terkait sampah organik dan non organik. Para mahasiswa juga mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan sekolah dan tidak membuang sampah sembarangan.

Tidak hanya menyampaikan materi dalam penyuluhan para siswa juga di ajak untuk mengutip langsung sampah-sampah yang berserakan di sekolah. Para siswa di bagi dalam 3 kelompok dan disebar keseluruh penjuru lingkungan sekolah untuk mengutip sampah yang berserakan.

Qoriah Nastiti sebagai Ketua kelompok Laskar Bumi mengutarakan alasannya mengapa memilih sekolah SDS YAPSI sebagai tempat untuk berkampanye “karena kami melihat di sini masih banyak sampahnya, jadi kalo lewat itu jorok dan sering banjir“, Qori juga berharap dari materi-materi yang mereka sampaikan dapat tertanam dalam diri mereka supaya kedepannya bisa lebih baik dan mampu menjaga lingkungan terutama di lingkungan sekolah” ungkapnya.

Wakil Kepala Sekolah SD Swasta YAPSI Siti Aida juga berterimakasih kepada para mahasiswa yang sudah mau memberikan ilmunya dan mau berkampanye kepada siswa SDS YAPSI dan juga berharap “apa yang disampaikan kepada anak-anak ini bisa lebih baik kedepannya” katanya.

Laskar Bumi.

FKM USU Capai Usia Matang : Bekerja, Berkarya, Berjaya

Dekan FKM mengisi hiburan di acara Dies Natalis ke 25 tahun




Gardamedia.org - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) merayakan Dies Natalis ke-25 dengan mengusung tema “Tropical” dan berkonsep “Carnival”, pada Minggu (21/10) di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara.

Adapun rangkaian acara Dies Natalis FKM USU dimulai dari Grand Opening Dies Natalis FKM USU pada Senin (01/10). Kemudian ada juga Seminar Kesehatan pada Rabu (03/10) yang bertemakan “Berperilaku Sehat untuk Hidup yang Berkualitas” dengan Narasumber Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D., Drs. Lina Tarigan, dan Dr. Lita Sri Handayani. 

Selanjutnya, Kuliah Umum pada Senin (08/10) dengan tema “Membangun Kepercayaan Diri FKM dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi” oleh Alumni FKM USU yaitu Sony Efriandi, SKM., MpH. Acara puncak (21/10) Dies Natalis ke 25 ini mengundang seluruh mahasiswa-mahasiswi FKM USU dan STIKes swasta maupun negeri yang ada di Medan.

“Acara diawali dengan Senam Gemufamire dan Senam Cerdik, Kemudian pembukaan oleh MC dan pembacaan safety induction, pembacaan do’a, kata sambutan dari Dekan FKM USU, kata sambutan dari Rektor USU, pemotongan kue, pengundian 10 doorprize  di awal pembukaan, dan 40 kita bagi-bagi selama acara berlangsung. Trus potong pita deh  untuk healthy bazaar lalu resmilah dibuka stand bazaar FKM USU.” tutur Tisya selaku sekretaris panitia pelaksanaan Dies Natalis FKM USU.

Menariknya, healthy bazaar dimeriahkan oleh seluruh mahasiswa FKM dari setiap stambuk, sarjana, pascasarjana, yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri dari peminatan yang juga ada di FKM USU.
 “semoga bisa membangkitkan semangat para mahasiswa fkm juga dalam menjalani kuliah dan semoga angka ke-25 ini membuat fkm bisa jadi lebih baik lagi, lebih meningkatkan kualitas baik fakultas, pendidik dan mahasiswa nya juga.” tutur Iftihal, mahasiswi FKM stambuk 2016.



Penulis: Vinny Nur Ayudia



Senin, 08 Oktober 2018

UMAT ISLAM MINTA GUBERNUR EDY TUTUP PRAKTIK PROSTITUSI DI BESITANG


Aksi damai di Besitang



Gardamedia.org - Pada Kamis (4/10) Ratusan umat Islam terdiri dari berbagai ormas Islam dan OKP yang tergabung dalam forum silaturahmi umat Islam se kecamatan Besitang melakukan aksi damai  tolak PROSTITUSI, Peredaran narkoba dan perjudian serta segala bentuk kemaksiatan di Besitang.

Masa yang di dominasi oleh kaum emak-emak dan tokoh masyarakat serta ulama ini berkumpul di pelataran mesjid raya Besitang untuk memulai kegiatan aksi damai. Dalam kesempatan tersebut ketua forum silaturahmi umat Islam, bapak Aeri didampingi oleh ketua MUI, Ketua DMI, ketua FKPPI dan ormas lainnya menyerahkan petisi atau himbauan hasil dari musyawarah anggota forum silaturahmi umat Islam Besitang kepada kapolsek, camat, dan koramil kecamatan Besitang.

Ratusan masa bergerak menuju tempat-tempat yang diyakini menyediakan minuman keras (miras) dan wanita pekerja seks komersial dengan menggunakan mobil bak terbuka disertai kendaraan roda dua sambil melakukan orasi-orasi  dalam rangka memberi semangat dan mengajak masyarakat yang melintas untuk ikut dalam rombongan aksi damai.

Sesampainya di lokasi, masa yang diwakili oleh pemuka agama dan tokoh masyarakat menempel surat himbauan dan menyerahkan secara langsung kepada pengelola tempat hiburan alam untuk segera menghentikan praktik maksiat. Tampak hadir mendampingi camat Ibnu Hajar dan kapolsek MI Saragih Besitang.

Lokasi yang diperkirakan mencapai 14 titik yang terdiri dari Bukit Tangga, Bukit Selamat, dan Halaban. Pada masing-masing titik tempat hiburan malam, masa aksi didampingi kepala dusun atau kepala lingkungan setempat. Lokasi yang paling berdampak dari kegiatan prostitusi dan perjudian di desa Bukit Selamat hampir di sepanjang jalan Medan-Banda Aceh ini berdiri warung remang-remang dan hotel yang sangat megah, biasanya masyarakat menyebutnya hotel AKR. Tempat-tempat tersebut disinyalir menyediakan wanita pekerja seks komersial.

Pada kesempatan yang sama, masa melakukan orasi di depan hotel dan warung remang-remang tersebut meminta agar pengelola segera menghentikan praktik-praktik kemaksiatan. Kalau tidak mau tempat ini mendapat musibah dan murka Allah SWT.

Jeffri Wanda S.I.P yang ditunjuk sebagai orator aksi mewakili masyarakat peserta aksi menyampaikan dan meminta agar semua pihak yang berwenang segera bertindak. Jangan sampai masyarakat bertindak masing-masing yang menimbulkan kerusakan di luar kendali kita. Dalam kesempatan yang sama, Jeffri juga meminta kepada gubernur Edy Rahmayadi yang juga merupakan orang Besitang untuk segera menutup tempat-tempat prostitusi tersebut yang jelas-jelas tidak memiliki izin dan bukan dari warga Besitang.

Sebelum membubarkan diri, masa aksi memberikan waktu selama 7 hari kepada pihak pengelola dan pemerintah untuk menutup dan menghentikan segala bentuk kemaksiatan seperti perjudian, praktik prostitusi serta peredaran narkoba. Kalau tidak maka masa berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar.



Penulis: Jefri Wanda



Senin, 01 Oktober 2018

Jangan Jadikan Negeri Opini


   
Sumber : Google

   Indonesia memberikan kebebasan terhadap rakyatnya dalam ber-opini. Istilah opini dapat didefinisikan sebagai pengekspresian suatu sikap atau ungkapan mengenai persoalan yang mengandung pertentangan. Dalam kehidupan sehari-hari ber-opini sudah dianggap menjadi kebutuhan vital untuk memperbaiki sesuatu yang dianggap salah. Namun beda sudut pandang beda opini, tergantung kita pada sisi pro atau kontra. Peristiwa ‘98 menjadi pelopor pergerakan mahasiswa dalam menyuarakan opini. Pada kala itu, kubu mahasiswa menyuarakan (opini) tentang reformasi pemerintahan dan berhasil menggulingkan pemerintahan era Soeharto.

      Pada 19 September lalu  hal serupa terulang kembali. Kubu kontra diisi oleh aliansi mahasiswa se-kota Medan yang menyuarakan opini mereka di depan gedung DPRD kota Medan. Aksi tersebut berujung pada kericuhan antara kubu mahasiswa dengan aparat negara. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk kejadian ini menjadi viral dan mendapatkan berbagai komentar netizen. Sebagian  netizen ber-opini seolah-olah pihak kepolisian lah yang salah, dengan membiarkan oknum dari pihak pro membawa benda keras atau pihak pro yang melakukan provokasi dengan cara melempari kubu kontra dengan air mineral. Tidak sedikit juga netizen yang melakukan pembelaan, mengatakan bahwasanya oknum dari kubu mahasiswa lah yang salah. Sebagai kaum intelektual tidak patut untuk melakukan hal-hal seperti dalam aksi tersebut atau adanya oknum provokator yang menendang salah seorang polwan.

      Entah mana yang benar dan mana yang salah. Setiap kubu merasa menjadi paling baik opini nya. Padahal negara ini merdeka atas dasar opini (positif) bersama-sama merancang ke arah yang lebih baik. Namun dewasa kini, negara ini terlalu banyak dikembangkan oleh kalangan-kalangan yang ber-opini, bertentangan satu sama yang lain. Pemuda lebih suka turun kejalanan untuk menyuarakan opini nya mengatasnamakan rakyat. Menjadi “brangas” merasa paling besar tanggung jawabnya terhadap arah negara. Sedangkan mereka yang “duduk diatas” terlalu sibuk memikirkan opini yang bisa di jual ke media, menjadi viral dan terkesan sudah melakukan hal besar terhadap negara, nyatanya tidak!. Seharusnya pemuda lebih sibuk menyuarakan opini dengan berinovasi (berkarya), sekalipun turun kejalan dengan memperkenalkan karya bukan hanya beropini semata (tanpa solusi). Mengatasnamakan rakyat dengan melakukan pengabdian dengan harapan rakyat akan lebih cerdas dan mandiri, sibuk mencari masa (relasi) lintas negara agar mudah untuk berkarir. Begitu juga dengan kubu pro harus menghargai opini kubu kontra, karena opini dari kubu kontra menandakan ada kekurangan dari “jagoannya” kubu pro yang harus segera diperbaiki. Mengintropeksi kinerja sesegera mungkin, dan mengesampingkan kepentingan pribadi.

      Jangan banyak menuntut, kalau ketika kita dituntut oleh aturan saja masih banyak melanggarnya. Jangan banyak berjanji, jika masalah satu saja belum dapat diselesaikan. Bukan soal siapa yang memimpin di atas, tapi soal rakyatnya mau diatur atau tidak. Menuntut tanpa membuktikan atau berjanji tanpa menepati, sama saja akan menjadikan negara ini sebagai negara opini.



Penulis : Aflah Fajari

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...