![]() |
Sumber: Google |
Indonesia
merupakan negara berpenduduk
terpadat ke-4 di dunia,
setelah negeri
paman sam, anak benua (julukan negara India)
dan juga negeri
tirai bambu, China.
Dari sini kita bisa lihat bahwa masyarakat
nya pun
tentu sangat beragam. Salah satu nya keragaman masyarakat dalam memilih hiburan.
Televisi meski terbilang jadul, namun masih saja menjadi
pilihan bagi masyarakat Indonesia dalam mengisi waktu luang sekaligus menjadi
hiburan yang bersahabat di rumah. Menurut
survei Nielsen Consumer Media View (CMV) menunjukkan bahwa penetrasi televisi
mencapai 96 persen. Di urutan kedua media luar ruang dengan penetasi 53 persen,
internet (44 persen), dan di posisi ketiga radio (37 persen). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang belum bisa
menerima kemajuan teknologi, masih hanya menjadi penonton hingga sekarang.
Untuk
di dunia pertelivisian Indonesia
sendiri memiliki beragam saluran televisi dengan ciri khas masing-masing.
Seperti ada yang berbasis anak-anak, hiburan, edukasi, informasi dan lain
sebagainya. Namun apa jadinya
masyarakat yang hanya bisa jadi penonton tadi? Padahal dewasa ini
banyak sekali acara pertelivisian indonesia yang sangat tidak mendidik, tidak
sesuai porsinya, dan tak ada faedahnya. Bermodalkan
“sensasi”,
begitulah acara televisi yang marak saat ini. Istilah
masyarakat sekarang “acara receh”, atau “acara unfaedah”, yang bemakna bahwa
acara yang ditampilkan tidak memberikan dampak apa-apa kepada penonton, bahkan
itu sangat berpeluang menjadi dampak
negatif. Hanya hiburan semata yang kadang-kala sudah melewati batas. Terlihat
dari sering nya beberapa acara televisi Indonesia
yang di tegur oleh Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI).
Degradasi moral merupakan dampak dari tontonan “unfaedah”
tersebut. Sasarannya bisa berbagai kalangan, orang tua, generasi muda, bahkan
generasi emas atau anak usia sekolah. Lihat saja contohnya, ada acara yang
sebenarnya bertujuan untuk menghibur, mengundang gelak tawa. Namun apa yang
dicontohkan? Sering sekali caci-mencaci, mengumbar aib satu sama lain, bahkan
perbuatan yang tidak ber-etika sekalipun. Pembodohan melalui reality show yang bahkan
hanya settingan dan terlihat
berlebihan.
Namun
tentunya selain menjadi tanggung
jawab KPI yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk menjamin masyarakat
memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai hak asasi manusia, ini juga tugas bersama
masyarakat Indonesia untuk ambil
bagian dalam permasalahan ini. Yakni masyarakat
harus ikut serta untuk bijak dalam memilih
acara yang berkualitas atau yang mempunyai nilai- nilai positif yang tentunya bermanfaat. Serta dapat
memastikan
anak-anak kita mengonsumsi
tayangan yang sesuai usia dan mengandung nilai kebermanfaatan nya bagi masa
depan generasi muda bangsa.
penulis: Munir Suteja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar