Sabtu, 14 April 2018

Perjalanan Malam Hari Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa



 


Perjalanan malam hari Nabi Muhammad SAW biasanya disebut dengan Isra’ Mi’raj. Rasulullah melakukan perjalanan ini dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Al-Aqsa (Yerusalem), setelah itu lanjut menuju langit ke Sidratul Muntaha yang bertujuan untuk menerima wahyu dari Allah SWT. Peristiwa ini merupakan turunnya perintah bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.

Pada suatu malam antara tahun 620-621 M, Nabi Muhammad SAW didatangi oleh malaikat Jibril, Mikail dan Israfil. Kemudian, Nabi Muhammad SAW dibawa ke sumur zam-zam. Di tempat itu, malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad SAW dan mensucikan hatinya dengan menggunakan air zam-zam. Setelah itu, para malaikat menyiapkan kendaraan untuk Nabi Muhammad SAW yang bisa berlari secepat kilat bernama buroq. Buroq merupakan kendaraan berwarna putih, lebih besar dari seekor keledai tetapi lebih rendah dari baghal. Kendaraan buroq terdapat pelana dan kendali seperti kuda.
sumber: www.goole.com

Sepanjang perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa banyak peristiwa yang terjadi. Salah satu peristiwa nya antara lain, Nabi Muhammad SAW melihat sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar dibagian kepala mereka sendiri hingga hancur dan kejadian ini berulang kali. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang lalai dan berat untuk melaksanakan shalat.

Tibanya di Baitul Maqdis atau Masjidil Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW turun dari buroq dan mengikatnya di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi Muhammad SAW masuk untuk menunaikan shalat dua raka’at. Ternyata disana beliau bertemu dengan para nabi AS. Setelah menunaikat shalat, beliau kehausan dan meminta minum kepada malaikat Jibril. Malaikat jibril memberinya dua wadah berisi susu dan khamr. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW memilih susu.

Malaikat Jibril berkata, "Sungguh, Engkau memilih fitrah yaitu Islam. Kalau Engkau memilih khamr, niscaya umat Engkau akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat".

Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa merupakan peristiwa Isra, kini Nabi Muhammad SAW harus melanjutkan perjalanan menuju langit yang merupakan peristiwa Mi’raj.

Nabi Muhammad SAW melewati langit ke langit dan melihat banyak peristiwa hingga sampainya beliau di langit ke tujuh, Nabi Ibrahim as. berkata, “kabarkanlah bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, air tawarnya dan tanaman surgawi adalah subhanallah  walhamdulillah wa laa ilaha illallah Allahu akbar. Dan perintahkan umatmu untuk memperbanyak menanam surga. Tanaman surga adalah dzikir (la hawla wa la quwwata illa billaah).

Setelah Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka dalam perjalanan Isra Mi’raj, sampailah pada perjalanan akhirnya di Sidratul Muntaha. Di sana, malaikat Jibril mundur sehingga hanya Nabi Muhammad SAW sendiri yang  bertemu  dengan Sang Maha Pencipta, Allah SWT. seketika beliau bersujud di hadapan-Nya.

Kemudian, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk menunaikan shalat 50 waktu dalam sehari semalam sebagai kewajiban. Setelah menerima perintah itu, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS seraya bertanya, “apa yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat mu?”. Nabi Muhammad SAW menjawab, “Shalat sebanyak 50 waktu”. Nabi Musa AS berkata lagi “kembalilah menghadap Tuhanmu, sesungguhnya umat mu tidak sanggup menunaikannya”.

Maka Nabi Muhammad SAW kembali dan meminta keringanan sehingga berkurang menjadi 45 waktu. Dan begitu seterusnya hingga akhirnya menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. Namun, Nabi Musa AS masih menyarankan untuk dikurangi. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW malu untuk bernegosiasi dengan Allah SWT lagi.

Perjalanan inilah yang menjadi asal mulanya aturan shalat 5 waktu sehari semalam dalam agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Selesai dari itu, beliau turun kemudian naik buroq hingga kembali ke Mekah, dan pada saat itu fajar masih belum tiba. Kemudian pagi harinya, beliau memberi tahu mukjizat tersebut kepada umatnya. Namun, banyak yang mendustakan dan mengatakan Nabi Muhammad SAW sudah gila, penyihir dan lainnya.

Dan orang yang pertama kali percaya pada peristiwa Isra’ Mi’raj ini adalah Abu Bakar sehingga mendapatkan gelar Ash-Shiddiq.



Penulis : Vinny Nur Ayudia





           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...