Perjalanan
malam hari Nabi Muhammad SAW biasanya disebut dengan Isra’ Mi’raj. Rasulullah
melakukan perjalanan ini dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Al-Aqsa
(Yerusalem), setelah itu lanjut menuju langit ke Sidratul Muntaha yang
bertujuan untuk menerima wahyu dari Allah SWT. Peristiwa ini merupakan turunnya
perintah bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari
semalam.
Pada
suatu malam antara tahun 620-621 M, Nabi Muhammad SAW didatangi oleh malaikat
Jibril, Mikail dan Israfil. Kemudian, Nabi Muhammad SAW dibawa ke sumur
zam-zam. Di tempat itu, malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad SAW dan
mensucikan hatinya dengan menggunakan air zam-zam. Setelah itu, para malaikat
menyiapkan kendaraan untuk Nabi Muhammad SAW yang bisa berlari secepat kilat
bernama buroq. Buroq
merupakan kendaraan berwarna putih, lebih besar dari seekor keledai tetapi
lebih rendah dari baghal. Kendaraan buroq terdapat pelana dan kendali seperti
kuda.
Sepanjang
perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa banyak
peristiwa yang terjadi. Salah satu peristiwa nya antara lain, Nabi Muhammad SAW
melihat sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar dibagian kepala mereka
sendiri hingga hancur dan kejadian ini berulang kali. Malaikat Jibril
menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang lalai dan berat untuk melaksanakan
shalat.
Tibanya
di Baitul Maqdis atau Masjidil Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW turun dari buroq dan
mengikatnya di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi Muhammad SAW masuk untuk
menunaikan shalat dua raka’at. Ternyata disana beliau bertemu dengan para nabi
AS. Setelah menunaikat shalat, beliau kehausan dan meminta minum kepada
malaikat Jibril. Malaikat jibril memberinya dua wadah berisi susu dan khamr. Akan
tetapi, Nabi Muhammad SAW memilih susu.
Malaikat
Jibril berkata, "Sungguh, Engkau memilih fitrah yaitu Islam. Kalau Engkau
memilih khamr, niscaya umat Engkau akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti
syariat".
Perjalanan
Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa merupakan peristiwa
Isra, kini Nabi Muhammad SAW harus melanjutkan perjalanan menuju langit yang
merupakan peristiwa Mi’raj.
Nabi
Muhammad SAW melewati langit ke langit dan melihat banyak peristiwa hingga
sampainya beliau di langit ke tujuh, Nabi Ibrahim as. berkata, “kabarkanlah
bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, air tawarnya dan tanaman surgawi
adalah subhanallah walhamdulillah wa laa
ilaha illallah Allahu akbar. Dan perintahkan umatmu untuk memperbanyak menanam
surga. Tanaman surga adalah dzikir (la hawla wa la quwwata illa billaah).
Setelah
Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka dalam perjalanan Isra Mi’raj, sampailah
pada perjalanan akhirnya di Sidratul Muntaha. Di sana, malaikat Jibril mundur
sehingga hanya Nabi Muhammad SAW sendiri yang
bertemu dengan Sang Maha
Pencipta, Allah SWT. seketika beliau bersujud di hadapan-Nya.
Kemudian,
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk menunaikan shalat
50 waktu dalam sehari semalam sebagai kewajiban. Setelah menerima perintah itu,
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS seraya bertanya, “apa yang
diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat mu?”. Nabi Muhammad SAW menjawab, “Shalat
sebanyak 50 waktu”. Nabi Musa AS berkata lagi “kembalilah menghadap Tuhanmu,
sesungguhnya umat mu tidak sanggup menunaikannya”.
Maka
Nabi Muhammad SAW kembali dan meminta keringanan sehingga berkurang menjadi 45
waktu. Dan begitu seterusnya hingga akhirnya menjadi 5 waktu dalam sehari
semalam. Namun, Nabi Musa AS masih menyarankan untuk dikurangi. Akan tetapi,
Nabi Muhammad SAW malu untuk bernegosiasi dengan Allah SWT lagi.
Perjalanan
inilah yang menjadi asal mulanya aturan shalat 5 waktu sehari semalam dalam
agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Selesai dari itu, beliau turun
kemudian naik buroq hingga kembali ke Mekah, dan pada saat itu fajar masih
belum tiba. Kemudian pagi harinya, beliau memberi tahu mukjizat tersebut kepada
umatnya. Namun, banyak yang mendustakan dan mengatakan Nabi Muhammad SAW sudah
gila, penyihir dan lainnya.
Dan
orang yang pertama kali percaya pada peristiwa Isra’ Mi’raj ini adalah Abu
Bakar sehingga mendapatkan gelar Ash-Shiddiq.
Penulis
: Vinny Nur Ayudia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar