Subuh
menyapa jiwa –jiwa yang terlelap dalam nyanyian mimpi, alam raya mulai
menyingsing harap. Langit mulai menuliskan cerita cerahnya yang disambut
senyuman matahari .
Adzan
shubuh masih menyeruak di tengah kesunyian desiran angin dan seorang gadis dengan hijab berwarna pink
cerah masih disibukkan dengan segudang aktivitasnya. Ia dengan sigap berlari
kecil ke sebuah mesjid untuk melaksanakan shubuh berjamaah. Tak lupa sebuah
Al-qur’an berukuran sedang selalu ia bawa jika ia hendak pergi ke mesjid.
Shubuh
berjamaah telah menjadi rutinitas seorang gadis yang tidak pernah mengenyam
bangku sekolah itu . Sejak kecil ia terbiasa bekerja menjadi apa saja untuk
mencukupi kebutuhannya dan keluarganya .
***
‘’Cinta
.. Cepat antar sarapan pagi dan susu ini ke Kompleks sebelah, mereka kaya
–kaya jadi harus didahulukan. Ingat ya ... Kamu jangan malu-maluin ibu, harus
dapat uang yang banyak dengar ! ‘’ Teriakan wanita paruh baya itu mengagetkan
gendang telinga Cinta ,ia setiap hari selalu menjadi korban kekasaran Ibunya.
Sementara
adik –adiknya tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah .
‘’Cinta
..Jangan urusi mereka , urus aja pekerjaan kamu !’’ Teriakan Ibu semakin
kencang lagi saat Gadis berjilbab lusuh itu tengah membantu adiknya untuk
bersiap –siap kesekolah.
Ia
selalu merasa kalau ia bukan seorang anak dari Ibunya , karena ia tidak pernah
dianggap sebagai seorang anak dirumahnya , ia perlahan mulai menepis pikiran
yang selama ini mengganjal hatinya. Gadis itu selalu mencoba tersenyum dan
tetap berdoa kepada ALLAH agar hati Ibunya dapat tenang jika berhadapan
dengannya .
Dengan
semangat yang membara , ia kelilingi kompleks untuk mengantarkan pesanan
sarapan pagi dengan sepeda ontel kesayangannya sesekali ia bersenandung ria
menyisir gang demi gang .
‘’Cayapan
Pagyi ..’’
Sebuah suara yang ditunggu –tunggu oleh Wanita yang berdandan menor itu datang juga .
Sebuah suara yang ditunggu –tunggu oleh Wanita yang berdandan menor itu datang juga .
‘’Lama banget sih Cin ..Udah laper nih ! ‘’ Teriak Wanita sambil membuka dompet miliknya
Cinta
langsung memarkirkan sepeda ontelnya ke pengarangan rumah .
‘’Nih uangnya , Cinta kamu harus belajar berbicara, jangan kayak anak TK gitu dong !‘’
Wanita
itu masih berkomentar renyah tentang gadis yang berjilbab lusuh di hadapannya.
Ia
hanya membalas dengan tersenyum sambil mengucapkan salam, lalu melambaikan
tangannya kepada pemilik rumah. Gadis ini dikenal periang dan mudah tersenyum
walaupun banyak orang yang menghina atau mengejeknya.
‘’Ma
.. Sudah berapa kali Surya bilang, jangan menghina seseorang dari tampilan
luar lagian Cinta itu tukang cuci di rumah kita Mama seharusnya bersikap ramah
sama dia . Ini malah ngasih upah Cuma 10.000 !‘’
‘’Kok
kamu sih yang sewot ,banyak kok ibu –ibu disekitar sini yang ngasih upah segitu
, dianya aja gak pandai menghitung uang. Udahlah Sur, Mama mau istirahat !’’
Ditatapnya
gadis itu dari kejauhan, senandung–senandung kecil yang ia lontarkan masih
melukiskan kebahagiaan dari rona wajahnya.
Beberapa
kali Ia diperlakukan buruk oleh warga disekita sini, tapi sudah kesekian kali
ia datang sambil tersenyum menawarkan diri menjadi tukang cuci atau pembantu
rumah tangga dengan jilbab warna pink lusuhnya.
Gadis
ini tidak pernah menawarkan kesedihan dari raut wajahnya, banyak kekurangan
yang ia miliki, tetapi kehidupannya cukup menarik untuk dilihat dibandingkan
dengan ku yang mempunyai kebahagiaan yang cukup namun jauh dari kata bahagia
seperti dirinya.
***
Ku
ikuti kemana langkahnya bergerak, dari mulai mengantar sarapan , sampai
bekerja serabutan di pasar wajahnya tetap menikmati hari –hari yang begitu
keras. Banyak yang memarahinya atau mengusiknya karena mungkin ia tidak
terlalu bisa berbicara, ditambah lagi ia
tidak terlalu bisa membaca.
Sekali
lagi yang kutemukan hanyalah senyum manis dengan hati bertabur cahaya kesabaran.
Saat
ini gadis itu melangkah ke sebuah musholla ,lalu ia mulai melaksanakan sholat
Dhuha 10 rakaat. Aku memang tidak pernah melaksanakan sholat ,tetapi aku
pernah melihat ibadah sunnah ini .
Ia
khusyuk disetiap bulir –bulir dzikirnya, wajahnya begitu indah dengan tangisan
sejuk seorang hamba yang mengharap . Seolah –olah tangan tuhan dan tangannya
telah bergandeng mesra tak bisa dipisahkan.
Aku
iri melihat kemesraan yang tidak pernah kulihat akan semenarik ini .
‘’Mungkin
Tuhan tengah jatuh cinta dengan hamba yang satu ini .’’
***
Ku
ikuti langkahnya sekali lagi, Kali ini ia pergi ke sebuah Panti Asuhan yang
terpencil di tangannya penuh bingkisan peralatan sekolah dan makanan. Aku tahu
itu hasil uang jerih payahnya untuk hari ini, lalu ia sibukkan dirinya membersihkan dan memasak makanan untuk anak
panti asuhan yang mungkin sejenis dengannya. Semua penghuni panti benar –benar
menyambutnya dengan ramah.
Aku
tertegun dengan apa yang kusaksikan hari ini, Tuhan benar –benar jatuh cinta
dengannya. Dan aku benar benar kecil dihadapannya sekarang, aku terdiam sendu
menyaksikan semua peristiwa yang ia lewati.
Aku
tersadar kali ini, ia mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku cari ,
kebahagiaan batin yang ia lewati bersama cinta sang ilahi rabbi. Cinta yang
selalu membuat tenang dan damai dalam menjalani hidup di dunia.
Ia
memiliki kebahagiaan yang benar –benar membuatnya kaya tanpa harus menjadi
istimewa di mata orang banyak .
‘’Aku
ingin kembali di jalan mu ya Allah .. Merangkulmu dalam segala denyut nadi ku
dalam yang tak terhingga dalam yang tak terhitung, disetiap langkah ku dan
ibadahku aku ingin kau jatuh cinta dengan ku, aku ingin kau hembuskan cinta mu
di jiwaku seperti hamba mu yang lain.’’
Sore
ini adalah awal untuk terus memperbaiki hidupku. Memperbaiki diriku untuk
kembali mencintai dan merasakan kasihnya di setiap denyut dan peristiwa hidupku.
Ya Allah .. Ketika
engkau jatuh cinta maka kau berikan keikhlasan dan kesabaran dalam
Menghadapi segala hal di
kehidupan ini.
Ya Allah ..Hati adalah
tempat bermukimnya jiwa dan perasaan, dan tuntun kami untuk selalu menjadi
hamba yang kau cintai dan jadikan kami yang selalu jatuh cinta dengan mu.
Dengan dzikir yang kami
lantunkan, dengan ibadah kami.
Ya Allah .. Kebahagiaan
itu tidak ada yang menghadirkan kecuali jika engkau jatuh cinta dengan kami.
Dan kami belum pernah
merasakan indahnya cinta seorang ilahi rabbi.
Karya : Mutia Irhamni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar