Selasa, 19 September 2017

Penyair: Pengelana Bagi Kata, Penakluk Bagi Makna

Sumber: StockSnap.io
Oleh: Muhammad Husein Heikal

[titimangsa menjadikanmu pengelana
bagi kota demi kota
dan
puisi menjadikanmu petarung
menakluk kata demi kata]

ketika kau berada di Djibouti kau teringat
gadis-gadis kecil berkerudung letih

berlarian untuk pergi mengaji ke surau
tapi di Palestina mereka memanggul luka

sedang ayahnya menjadi mortir dan senjata
darah menyemerbakkan amisnya

sampai ke Tanah Suci
tanah damai yang riuh makhluk pemuja Tuhan

ayat-ayat suci dilantun mendengung hingga ke Selatan
tempat hewan berbulu tebal mendekap lembut anaknya

seperti orang Amerika yang cinta pada tanah airnya
setelah merdeka dari tuan tanah Inggris

kau menyadari ketika mentari menyapa pagi
perang adalah kodrat bagi manusia

agar bumi tidak terlalu sempit
dan pedang Izrail tak perlu ditebaskan

seperti orang Prancis yang menebang tiang bendera
negara dan kaum sendiri sebangsanya

airmata menumpah dilayar televisi
seorang anak berkulit hitam berumur lima tahun

melemparkan topinya hingga ke Aljazair
semestinya dibulan rajab Raja Arab

harus menemui Nebukadnezar
untuk bercerita tentang Ratu Balqis menyantap kurma

dari kota Spinx, patung berkepala singa
kau terlanjur meyakini perkataan ilmuwan

dunia itu berputar, sedang jiwamu bergetar
ketika mengangkat telepon dari ibumu

Tanah Air, tanah tempat kau mengais masa kecil
bersama sekumpulan anak bugil

menceburkan diri pada kedalaman makna kehidupan
yang kini kau saksikan diseberang samudera

memisahkan berbagai pengetahuan
meski di Berlin kau baru menyadari

hidup terlalu penuh kekesalan dan kekejaman
nyawa bisa kehilangan arti

bahkan kata bisa kehilangan makna
dan barangkali kau telah kehilangan Dia

seperti grizzly yang buta
kau memutuskan terjun ke dasar lembah


Padangbulan, 2017

Rizky Rokan: Berprestasi bersama Al-qur’an

Saat menerima piala diajang MTQN 2017

Muhammad Rizky Dermawan Rokan yang akrab disapa Rizky merupakan mahasiswa USU, kelahiran Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat telah berhasil menyabet juara satu piala Cabang Qira’at Sab’ah pada MTQMN (Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional) ke-15, tahun 2017 di Malang beberapa bulan yang lalu. Lomba MTQ Nasional yang diselenggarakan tepatnya di Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya,  juga diikuti oleh berbagai Universitas yang ada di Indonesia, salah satunya Universitas Sumatera Utara (USU) yang membawa beberapa delegasinya untuk mengikuti acara tersebut.

Selain itu, Rizky juga pernah menjuarai MTQMN di Universitas Indonesia dan meraih juara dua pada tahun 2015. Tak ketinggalan juga juara satu perlombaan MTQ tingkat kabupaten di Kabupaten Langkat tahun 2014-2016 selama tiga kali berturut-turut.

“Saya pernah ikut PILDACIL tahun 2003 di Lativi, ya walaupun cuman sekali tampil langsung gugur” pungkasnya ketika ditanyai prestasi lain yang ia ikuti. Selain itu, ia juga bercita-cita menjadi qori internasional. Dalam hal mulia ini, Rizky sudah mulai mengikuti perlombaan MTQ sejak umur 4 tahun dan merupakan pesan sang ayah sebelum meninggal dunia.

Ketika ditanyai kiat khusus, Rizky hanya menjawab dalam kesehariannya ia berlatih setiap paginya jam 4 sebelum subuh. Selain itu Rizky juga rutin mendengarkan murrotal atau rekaman Al-Qur’an. Namun, dibalik kegemarannya dalam berlatih dan membaca ayat suci Al-Qur’an, Rizky juga hobi bermain gitar dalam mengisi waktu luangnya dan membaca buku-buku.

Dalam setiap usahanya dalam meraih cita-cita, Rizky memiliki motto hidup yang mencerminkan keinginannya. “Apakah kau berfikir kau bisa atau tidak, kau benar. Jika kamu merasa tidak mampu melakukan sesuatu, kamu benar-benar tidak akan bisa melakukannya. Sebaliknya, kamu akan menemukan jalan keluar selama kamu merasa optimis.


Oleh: Iqlima Assyafa

Jumat, 15 September 2017

Jauhi Aku

Sumber: Google.com
Oleh: Khoirul Rozi Lubis

Dosa…
Malam ini kau kembali menghampiriku
Seakan engkau enggan berpisah denganku
Dan tak mau jauh dari hidupku

Dosa…
Sudikah dirimu untuk pergi sejenak dariku
Dan selamanya menjauh dari hidupku
Aku lelah dengan gurauanmu
Yang membuatku terlena akan buaianmu

Dosa…
Ku tahu engkau selalu merindukanku
Selalu siap siaga dikala aku mulai terlelap
Dan kau datang dengan hasutan manismu

Dosa…
Aku tak mau bersamamu lagi
Aku berharap engkau pergi dan melupakanku
Agar aku tengan dan tak kehilangan arah

Kamis, 14 September 2017

Ketika Terasa Asing

Sumber: legatiaabogados.com

Tangan kanan ini masih kubiarkan mencoret-coret selembar kertas kosong yang masih terikat dalam sebuah binder. Bentuk coretannya absurd, tidak jelas. Bahkan genggamanku terhadap pena itu terasa berbeda kali ini, tidak seperti biasanya. Ada penekanan yang luar biasa dari setiap pola yang diciptakan oleh gerakan tanganku yang menari-nari di atas kertas tersebut. Kalau boleh, kertas itu akan robek seketika.

Aku masih tertunduk, hening dalam segala emosi yang tertahan. Gumpalan air bening sudah menumpuk di pelupuk mata. Aku berusaha tidak mendengar beliau, tidak mendengar kata-kata dari saudara seiman yang begitu menyakitkan itu. Tapi ia terus saja berkata, mengatakan wanita-wanita bercadar adalah orang-orang munafik, mereka bebas menikmati keindahan orang lain dari sepasang matanya, tapi keindahan wajahnya tidak boleh dinikmati orang lain. Aku begitu kesal mendengarnya. Meski aku tidak mengenakan cadar, tapi aku pikir tidak pantas mengatakan hal seperti itu tanpa didasari ilmu. Lalu, beliau berkata lagi jangan terlalu fanatik terhadap agama. Fanatik? Aku betul-betul tidak habis pikir atas apa yang beliau simpulkan sendiri terhadap agamanya. Tapi, aku tidak melihat reaksi apa pun dari teman-temanku yang lain.

Apa mereka berpikir sama denganku? Memilih untuk menyabarkan hati dan tak dapat berbuat apa-apa untuk mengatakan yang sebenarnya? Atau kata-kata beliau tadi telah diiyakan oleh pikiran mahasiswa-mahasiswanya yang sekarang merasa dibenarkan atas kelakuan, tindakan dan sikap mereka untuk tidak dekat-dekat dengan agamanya sendiri?
Wallahu a’lam.

Coretanku seketika berhenti saat ia mengakhiri kuliahnya. Aku menghela napas. Memasukkan barang-barang dan bergegas keluar kelas. Langit diluar begitu gelap, pertanda hujan akan turun. Mendung yang mengisyaratkan suasana hatiku sekarang. Aku dan teman-temanku berjalan cepat, takut kehujanan. Tapi, pikiranku masih berkecamuk. Aku menjadi pendiam sepanjang perjalanan, tidak seperti biasanya.

Aku tahu aku bukanlah orang yang betul-betul paham tentang agama. Aku tidak terlahir dari keluarga yang religius. Pendidikan yang ku enyam sejak SD hingga SMA pun berlatar belakang sekolah umum. Tidak ada pendidikan agama yang kuterima sebelumnya, hanya pelajaran agama islam di sekolah seminggu sekali. Tapi, sampai sekarang aku masih terus belajar.
Lantas apakah hanya dengan kata-kata tersebut, iman ini bisa goyah?.

Aku teringat perjalanan yang telah kulalui sampai saat ini. Saat pertama kali aku mengikuti mentoring yang diadakan di setiap fakultas seminggu sekali, saat aku memutuskan berhijab dan mulai memahami bahwa menjadi seorang muslim bukan hanya sekadar sholat dan puasa. Saat aku semakin bersemangat menjalani hari-hariku karena aku semakin tahu tujuan hidup, meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Mentoring telah mengubah diriku kearah lebih baik, mengubah cara berpikirku. Sebuah pencerahan diatas kebodohan, ketidaktahuan dan kemaksiatan yang dulu hinggap di diriku. Aku telah belajar mengisi setiap detik dan napasku dengan sebaik-baiknya. Aku telah belajar bersikap dan menyikapi segala persoalan hidup ini. Perkataan beliau tersebut hanya sebagian kecil tantangan yang diterima oleh hamba-hamba yang memutuskan berhijrah.
Bukankah masih banyak lagi nada-nada yang lebih sinis yang menyudutkan kebenaran? Menganggap sebelah mata orang-orang yang mencoba untuk selalu mendekatkan diri pada Sang Khalik? Bukankah islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula?”.
 Dan sekarang aku berada di masa itu. Ketika semua terasa asing. Ketika orang-orang menertawakan kebenaran dan menganggap wajar kemaksiatan.

Sekali lagi aku belajar, hijrahku bukan hanya sekadar tampilan fisik, tapi ruh ini, pikiran, hati seharusnya menyatu untuk berusaha selalu menjadi hamba yang taat. Perlahan senyumku mengembang. Segala kekesalan menguap. Aku sudah punya jawaban atas segala kegundahan ini. Hijrahku di mentoring seharusnya membuatku menjadi bijaksana dalam bertindak dan bersikap. Dan kini aku seperti itu, menyikapinya dengan bijaksana. Beliau hanya manusia yang berada dalam ketidaktahuan, sama sepertiku dulu. Aku hanya dapat berdoa agar Allah segera menyingkirkan pikiran-pikiran salah tersebut dalam dirinya dan agar kelak ia bertobat dan berhijrah.

Di persimpangan lampu merah tidak jauh dari tempat aku dan teman-temanku menunggu angkutan umum, aku melihat seorang anak kecil bernyanyi dengan diiringi ukulele seraya mengharap para penumpang angkutan umum atau pengemudi mobil mewah memberikan mereka seribu dua ribu rupiah. Lagi-lagi aku tersadar, mentoring akan mencetak generasi-generasi hebat yang beberapa tahun kedepan akan menjadi para pemimpin, pemimpin negara ini. Kelak aku tidak akan lagi melihat pengamen-pengamen kecil itu karena pemimpin beberapa tahun ke depan, pemimpin-pemimpin cetakan mentoring adalah pemimpin yang amanah yang akan membawa negara ini berjalan dalam kesejahteraan dan keberkahan.
------- selesai --------


Oleh: Nisa Batubara

Rabu, 13 September 2017

Tak Perlu Takut Konsumsi Daging

Sumber: Google.com


Gardamedia.org- Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, dimana daging mengandung banyak gizi dan memiliki mutu protein yang tinggi lengkap dengan asam amino essensial. Mengkonsumsi daging mempunyai banyak sekali manfaat kesehatan bagi tubuh. Terutama, lemak tak jenuh yang dikandung daging  dapat berkontribusi meningkatkan kadar kolestrol baik, menstabilkan detak jantung dan banyak manfaat lainnya. Seperti daging kambing misalnya, setiap orang dapat mengonsumsi 250 gr daging kambing dalam sehari dan  masih memenuhi batas aman konsumsi kolestrol yang diizinkan untuk orang dengan kadar kolestrol tinggi yaitu 200mg.

Tidak semua daging merah berbahaya bagi kesehatan, asal mengonsumsinya tidak secara berlebihan. Selain itu kandungan zat besi dan kalium yang tinggi pada daging kambing menjadi pilihan yang tepat untuk penderita hipertensi, jantung, dan penyakit ginjal. Ia memiliki semua asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh bersama dengan zat besi yang dapat mengatasi anemia. Semua nutrisi yang terkandung pada daging kambing memuat Vitamin K, Vitamin E, Vitamin B kompleks, kolin, protein, lemak alami, betaine, kolestrol, asam amino, elektrolit dan berbagai mineral. Tak ketinggalan didalamnya terdapat omega 3 dan omega 6 yang sangat baik bagi perkembangan otak.

Disamping manfaat daging kambing yang sangat banyak sekali untuk tubuh, diperlukan juga cara mengolah yang baik sebelum dikonsumsi. Misalnya, pilih jenis daging yang tidak mengandung banyak lemak atau buanglah lemak yang tersisa pada daging sehingga daging bebas dari lemak. Dengan cara pengolahan ini, tidak perlu menggunakan minyak lagi yang dapat menambah lemak jenuh dan kolestrol ke dalam masakan.

Namun, pada prinsipnya selama dibatasi jumlahnya dan pengolahan yang tepat, maka konsumsi daging kambing tidak akan membahayakan kondisi kesehatan. Untuk dapat mengimbangi nya perlu melakukan aktivitas fisik yang membantu menghambat penyerapan kolestrol di dalam darah. Termasuk juga asupan buah dan sayur yang cukup.

Oleh: Vivi Ariani


Minggu, 10 September 2017

Mahasiswa Baru Farmasi Disambut dengan SMB

Para peserta dan panitia berfoto bersama

Gardamedia.org, Medan- UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Islam) Ath-thibb Fakultas Farmasi USU menyambut kedatangan mahasiswa baru dengan rangkaian acara SMB (Silaturahmi Mahasiswa Baru), pada Sabtu (9/9) di Aula Lantai 2 Fakultas Farmasi dengan mengangkat tema “Gerbang Terjalinnya Ukhuwah Islamiyah demi Memperkokoh Umat Islam”. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa baru, tapi juga mahasiswa/i dari stambuk 2012-2016 dan dosen farmasi.

Acara penyambutan ini bertujuan untuk mengokohkan ukhuwah antar mahasiswa islam Farmasi dan sebagai grand opening mentoring. Melalui tema yang diangkat, Rahmat Rizqan selaku Ketua Panitia berharap acara ini dapat menjadi gerbang awal mahasiswa baru untuk saling mengenal, memperkuat ukhuwah islamiyah antar sesama. Selain itu, acara yang diisi dengan talkshow bersama dosen dan mahasiswa diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa baru bagaimana menghadapi lingkungan baru di farmasi dan menjadi mahasiswa berprestasi namun tetap aktif dalam organisasi.


Nurya dan Audrey sebagai mahasiswa baru mengatakan bahwa acara ini bagus sebagai sarana saling mengenal, bersilaturahmi, bisa sharing dan memberikan motivasi melalui acara talkshow yang dihadirkan. Untuk kedepannya, mereka berharap agar persiapan acara bisa lebih matang lagi.

Reporter: Lolyta F. Mustanti

Tular Nalar: Kaum Gen Z Cerdas Memilih