![]() |
Sumber: StockSnap.io |
Oleh: Muhammad Husein Heikal
[titimangsa menjadikanmu pengelana
bagi kota demi kota
dan
puisi menjadikanmu petarung
menakluk kata demi kata]
ketika kau
berada di Djibouti kau teringat
gadis-gadis
kecil berkerudung letih
berlarian untuk
pergi mengaji ke surau
tapi di
Palestina mereka memanggul luka
sedang ayahnya
menjadi mortir dan senjata
darah
menyemerbakkan amisnya
sampai ke Tanah
Suci
tanah damai
yang riuh makhluk pemuja Tuhan
ayat-ayat suci
dilantun mendengung hingga ke Selatan
tempat hewan
berbulu tebal mendekap lembut anaknya
seperti orang
Amerika yang cinta pada tanah airnya
setelah merdeka
dari tuan tanah Inggris
kau menyadari
ketika mentari menyapa pagi
perang adalah
kodrat bagi manusia
agar bumi tidak
terlalu sempit
dan pedang
Izrail tak perlu ditebaskan
seperti orang
Prancis yang menebang tiang bendera
negara dan kaum
sendiri sebangsanya
airmata
menumpah dilayar televisi
seorang anak
berkulit hitam berumur lima tahun
melemparkan
topinya hingga ke Aljazair
semestinya
dibulan rajab Raja Arab
harus menemui
Nebukadnezar
untuk bercerita
tentang Ratu Balqis menyantap kurma
dari kota
Spinx, patung berkepala singa
kau terlanjur
meyakini perkataan ilmuwan
dunia itu
berputar, sedang jiwamu bergetar
ketika
mengangkat telepon dari ibumu
Tanah Air,
tanah tempat kau mengais masa kecil
bersama
sekumpulan anak bugil
menceburkan
diri pada kedalaman makna kehidupan
yang kini kau
saksikan diseberang samudera
memisahkan berbagai
pengetahuan
meski di Berlin
kau baru menyadari
hidup terlalu
penuh kekesalan dan kekejaman
nyawa bisa
kehilangan arti
bahkan kata
bisa kehilangan makna
dan barangkali
kau telah kehilangan Dia
seperti grizzly
yang buta
kau memutuskan
terjun ke dasar lembah
Padangbulan,
2017