![]() |
Sumber : www.myjewishclipart.com |
Malam Lailatul
Qadar menjadi malam pelimpahan dan keutamaan yang telah dijanjikan
Allah S.W.T kepada semua umat muslim. Hanya saja, malam penuh rahmat ini tidak
sembarang orang yang bisa mendapatkan keutamaannya, merekalah orang-orang yang
Allah kehendaki. Maka beruntunglah bagi mereka yang bisa mendapatkan dan
menikmati malam teristimewa yang telah Allah S.W.T berikan.
Maka merekalah, hamba Allah yang berusaha dengan
sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan merekalah hamba Allah yang berhak
mendapatkan balasan yang setimpal, yakni ampunan Allah.
“Barang
siapa yang melaksanakan sholat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan
mengharapkan pahala dari Allah S.W.T, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang
telah lalu” (H.R. Abu Hurairah).
Maka kenikmatan mana lagi yang kita
harapkan, selain mendapatkan ampunan dari Allah S.W.T. dan mendapatkan pahala
dari-Nya?
Lantas
kapan turunnya malam Lailatul Qadar itu? Rasulullah S.A.W bersabda,
“Carilah malam Lailatul Qadr pada malam
ganjil pada 10 terakhir bulan Ramadhan”
(H.R. Bukhari Muslim)
Maka carilah
malam istimewa ini pada malam ganjil karena lebih memungkinkan dari pada
malam-malam genap. Tapi alangkah lebih baiknya, 10 malam terakhir Ramadhan
selalu menjadi kesempatan yang dimanfaatkan untuk menggapai keistimewaannya.
Bukankah
keistimewaan juga akan dihadiahkan untuk orang-orang yang istimewa? Maka inilah
rahasia Sang Maha Pemilik Alam menjadikan malam ini menjadi sangat rahasia,
bahkan tak ada seorang pun yang tau pada malam mana, ia akan datang. Inilah
malam bagi orang yang sungguh-sungguh mencari keridhoan Rabbnya, bukan untuk mereka yang pemalas, apalagi untuk mereka yang
bermain-main. Sungguh, malam yang istimewa ini diuntukkan bagi mereka yang
bersungguh-sungguh mencarinya, bukan mereka yang mudah terseleksi bahkan jatuh
sebelum datangnya 10 malam terakhir ini. Inilah rahmat Allah S.W.T untuk
hamba-Nya yang memperbanyak ibadah hingga ia menjadi semakin dekat dengan
Sang Pencipta.
Tapi
beginilah indahnya Sang Pencipta, bahkan di setiap rahasia-Nya, masih tersisa
tanda-tanda agar hamba-Nya bisa menyaksikan. Dan untuk malam Lailatul
Qadar, maka Allah tetap memberikan petunjuk.
Lailatul
qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak
begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak
kemerah-merahan.”
(HR. Ath Thoyalisi)
“Shubuh
hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip
bejana hingga matahari itu naik.”
(HR. Muslim)
Inilah tanda malam yang istimewa itu
datang. Malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak panas dan tidak pula dingin.
Subuhnya, matahari terbit tanpa sinar, jernih sekali. Itulah malam yang anginnya berhembus dengan tenang. Setenang keadaan alam, setenang itu juga
hamba-hamba Allah hikmat beribadah kepada-Nya.
Lantas bagaimana Rasulullah
menyiapkan diri untuk malam Lailatul Qadar? Dari Aisyah Radhiyallahu
‘anhuma mengungkapkan “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila
masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya
menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya dan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam
kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya”.
Semoga kita menjadikan
Rasulullah sebagai teladan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Apalagi
kenikmatan yang kita dambakan, selain kenikmatan beribadah kepada-Nya? Dan
apalagi yang kita harapkan selain ampunan-Nya dan keridhoan-Nya. Maka
berlomba-lomba menggapai malam teristimewa ini adalah jalan untuk mencapai
segala kenikmatan dunia dan akhirat. Mungkin malam Lailatul Qadar ini akan datang setiap tahunnya, tapi belum tentu kita akan tetap bertemu dengannya di tahun-tahun berikutnya.
Waallahua'lam bishawab.
Oleh: Lolyta Fitri Mustanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar