Sabtu, 29 April 2017

Ngaku Anak USU? Harus Tau Fakta Berikut



Angkatan pertama Fakultas Kedokteran USU


Universitas Sumatera Utara atau sering kita sebut dengan singkatan USU,  dahulu merupakan sebuah Yayasan Universitas Sumatera Utara. Siapa yang menyangka perguruan tinggi negeri ke tujuh di Indonesia ini, menjadi cikal bakal berdirinya perguruan tinggi lainnya di Medan dan Aceh. Tentu saja, dahulunya belum semua orang di Indonesia ini kenal dengan Universitas Sumatera Utara. Dalam pembuatan Yayasan Kedokteran USU, bukanlah perkara mudah.  Bahkan rancangan pendirian perguruan tinggi Kedokteran di Medan ini sudah ada sejak sebelum proklamasi di kumandangkan.
Banyak halangan dan rintangan yang dihadapkan oleh Yayasan Kedokteran keinginan rakyat ini. Bahkan Dr. Pirngadi, Dr. Tengku Mansoer beserta jajaran lainnya membuat usulan dan mengajukan rencana pembangunan Rumah Sakit Kota Medan untuk dijadikan Rumah Sakit Umum dan dilengkapi guna mendukung rencana tersebut.  Pada awal 1950, Dr.T.Mansoer, Wali Negara Sumatera Timur (Negara Bagian dalam RIS) meminta kepada Inspektur Kesehatan Sumatera Timur untuk mulai melengkapi Rumah Sakit Kota Medan dan kalau perlu menjadikan sebuah Rumah Sakit Umum. Hingga pada 17 Agustus 1950 Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri setelah lenyapnya semua negara bagian RIS serta Rumah Sakit Umum tersebut resmi diurus oleh pemerintah pusat atau Kementrian Kesehatan di Jakarta. 
Tentu tidak semua orang tahu bagaimana proses terbentuknya Universitas Sumatera Utara tersebut. Dikarenakan tidak banyak sejarah mencatat hal ini. Selanjutnya,  hasrat dan semangat rakyat Sumatera Utara tak putus sampai disitu saja, tahun 1951 beberapa kalangan masyarakat termasuk Dr. T. Mansoer mengajukan usulan untuk mendorong gubernur Sumatera Utara mengambil inisiatif agar mendorong masyarakat untuk mengumpulkan dana, guna mendirikan sebuah universitas di daerah ini. Bak gayung bersambut, oleh gubernur dengan surat keputusannya tanggal 31 Desember 1951 No. 94/XII/PSU dibentuk sebuah panitia persiapan untuk mendirikan perguruan tinggi yang berkedudukan di Kota Medan. 
Tentu saja dalam pendirian sebuah lembaga pendidikan yang tinggi harus memiliki syarat-syarat tertentu, dalam hal ini panitia persiapan pun segera memenuhi persyaratan yang diminta. Seperti penyediaan lahan, bangunan dan ketika itu Medan juga mempunyai laboratorium patologi untuk praktek biokimia dan sebagainya. Hal ini tentu juga diperkuat dengan dosen-dosen yang telah siap mengajar dengan tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu kedokteran. Tidak lupa pula perhatian para siswa SMA yang saat itu begitu antusias tersedot perhatiannya pada universitas yang akan dibuka ini.
Akhirnya persyaratan menjadi sebuah lembaga pendidikan baru terpenuhi, hingga yayasan itu didirikan pada tanggal 4 Juni 1952 di hadapan Notaris Soetan Pane Paroehoem di Medan diberi nama YAYASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, yang berkedudukan di Medan. Inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran yang saat itu diisi oleh 27 mahasiswa dan 2 diantaranya mahasiswa wanita.
Tidak hanya sampai disitu, pembangunan fakultas-fakultas lain pun terus berlanjut. Dilanjutkan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956). 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno  dan menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan oleh Presiden R.I. kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Hingga tahun 2003 USU diresmikan menjadi Perguruan Tinggi Negeri.
Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Lalu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah Politeknik USU.
Universitas Sumatera Utara yang kini berdiri gagah di jalan Dr. Mansyur telah memiliki rumah sakit tersendiri, dan memiliki meja operasi lengkap yang ada di Sumatera. Tidak seperti dulu, kini USU juga telah memiliki area yang  hijau serta rindang dan lahan luas yang mencapai 120 ha, dengan zona akademik 90 ha yang menampung seluruh kegiatan dan praktikum mahasiswa.


Penulis: Iqlima Assyafa 

Al-Ishlah Fair 2 : Isra' Mi'raj sebagai Media Silaturrahmi Umat Muslim FKM dan Sekitarnya

Ceramah bersama Ustad M.Fandi Al-Habibi, S.H.

GardaMedia.org—Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Islam) Al-Ishlah FKM USU dalam kegiatan Al-Ishlah Fair 2 menyuguhkan berbagai acara. Salah satunya yang dilaksanakan di audit FKM USU pukul 09.00 WIB yang berlangsung dengan hikmat Jum’at (28/4) kemarin. Acara ini  dihadiri oleh 98 orang peserta. Diantaranya undangan dari masing-masing LDF (Lembaga Dakwah Kampus) se-USU, Komisariat HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PAMI (Pergerakan anggota Muda IAKMI), PEMA FKM USU dan MAWAPRES USU.
Dengan mengusung tema “Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan sebagai Landasan Moral di Era Global” Ketua umum UKMI FKM USU, yakni Tomy Hidayat mengharapkan, “dengan adanya acara ini, maka mahasiswa Islam FKM USU akan menambah ukhuwah islamiyah antar sesama sehingga semakin mempererat tali silaturrahmi, serta dapat meluruskan motivasi belajar mahasiswa muslim di FKM, untuk mengejar ilmu pengetahuan karna Allah dan berkontribusi dalam perkembangan peradaban islam. Sehingga setiap proses yang dilakukan dalam menuntut ilmu akan bernilai pahala”.
Dalam acara Isra’ Mi’raj tersebut juga dihadiri oleh Ustad M. Fandi Al-Habibi sebagai pemateri. Beliau menyampaikan bahwa iman dan takwa adalah bentuk pembuktian cinta terhadap Allah SWT dan dalam pemaparan tema tersebut al-ustad juga menyampaikan bahwa segala macam bentuk perbuatan, moral dan ibadah dilandaskan atas niat. Niat berasal dari hati dan dalam hal ini hati kita senantiasa harus disucikan dengan istighfar dan mengingat Allah. “Isra’ Mi’raj ini juga bertujuan menjalin silaturrahmi antar umat muslim khususnya dikampus FKM USU” tutur Yuki Fransiscus Sakti Mendrofa selaku ketua panitia Al-Islah Fair 2.


Reporter : Iqlima Assyafa

Jumat, 28 April 2017

Bunkasai USU, Tampil Beda Tahun Ini

Suasana acara bunkasai

Bunkasai USU merupakan festival budaya Jepang yang diadakan berkat kolaborasi mahasiswa D3 Bahasa Jepang dan S1 Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. Acara ini diadakan selama tiga hari yakni tanggal 27-29 April 2017 di Pedopo USU. Banyak sekali rangkaian acara yang ditawarkan, mulai dari Perlombaan, Games, Rumah Hantu, Festival makanan dan minuman khas Jepang, serta penampilan dari bintang tamu yakni Rithe, Yumi dan masih banyak lagi.

Banyak hal yang berbeda pada Bunkasai tahun ini, mulai dari tempatnya yang jauh lebih luas sehingga membuktikan animo masyarakat pada acara festival budaya ini kian tinggi. Tidak hanya itu, Bunkasai juga menyajikan festival minum teh yang sesuai dengan budaya orang-orang di Jepang, setelah ditahun-tahun sebelumnya tidak ada acara seperti ini. Minum teh atau ocha dalam bahasa Jepang dilakukan secara formal dan hanya beberapa orang saja yang masuk kedalam ruangan sehingga menambah kesan Jepang pada festival ini.

Ahmad Fauzi Samosir selaku pengunjung mengatakan bahwa, "Acara ini sangat seru dan menambah pengetahuan kita tentang negara Jepang. Kami datang bukan hanya dengan teman-teman sekolah saja, tetapi guru kami pun ikut mendampingi".

"Acara ini diharapkan dapat memberikan hal yang positif kepada masyarakat di Medan dan di Indonesia, sehingga kita dapat mengenal dan mempelajari budaya negara lain dan Bunkasai tahun depan bisa lebih sukses dan pengunjungnya juga jauh lebih ramai", tutur Indri selaku Koordinator Manga.

Reporter: Rizky Chairani

Rabu, 26 April 2017

Semangat Baru K-Mus FKG "Tegakkan Tiang dan Pondasi Dakwah"



 
Suasana Pelantikan Pengurus K-MUS
 
Medan (25/4) , K-Mus FKG USU mendapat semangat energi baru dengan diresmikannya susunan pengurus K-Mus FKG USU periode 2017-2018. Pelantikan tersebut dihadiri oleh Dekan FKG USU : Dr. Trelia Boel, drg, M.Kes, Sp.RKG. (K) , WD II : drg. Rini Octavia Nasution, M.Kes, Sp. Perio , WD III : Mohammad Zulkarnain, drg, M.Kes, DewanPembina: drg. Armia Syahputra, SP , drg. Aida Fadhilla Darwis, drg.Hubban Nasution, demisioner K-MUS dan para undangan serta seluruh pengurus K-Mus. Acara dilaksanakan pada Selasa (25/4) di Ruang Nazir Alwi FKG USU dengan mengusung tema “Tingkatkan Solidaritas dan Loyalitas di Instansi dalam Berdakwah Mewujudkan Mahasiswa FKG USU yang Unggul, Intelek, dan juga Berkarakter Islam”
Dekan FKG USU, Ibu Dr. Trelia Boel, drg, M.Kes, Sp.RKG. (K) berpesan kepada seluruh pengurus K-Mus yang telah dilantik untuk dapat bekerja dengan baik, bekerja dengan jujur, dan bekerja dengan santun. Beliau juga berharap semoga K-Mus tetap bisa berjaya dengan menjaga keseimbangan-keseimbangan yang ada di fakultas ini, sukses selalu untuk kepengurusan tahun ini.
Ikhsan Dani Putra (FKG/2015) selaku Ketua Umum K-Mus periode 2017-2018 mengatakan bahwa tujuan utama K-Mus ini adalah untuk menegakkan tiang-tiang atau pondasi dakwah. Maka dari itu beliau mencetuskan gebrakan-gebrakan baru didalam K-Mus ini, salah satunya dengan mengupgrade “evaluasi pengurus” dengan mengadakan tambahan baru dalam evaluasi yaitu mengevaluasi bagaimana keatifan pengurus K-Mus. Aspek yang dinilai yaitu keaktifan ketika syuro’, akhlak dari pengurus sendiri apakah sudah menjalankan sebagaimana seharusnya ketika berada di organisasi dakwah atau lembaga dakwah fakultas. Pengurus K-Mus akan diberi 3  jenis surat peringatan bila tidak sesuai standar evaluasi pengurus,dimana bagi beliau kualitas lebih utama dibandingkan dengan kuantitas. 
Kepengurusan K-Mus FKG USU terdiri dari 6 departemen yaitu: kaderisasi, keputrian, humas, kemahasiswaan, danus dan pelayanan kesehatan) dan 2 lembaga  yaitu: L-MAI dan Bulletin Dental (Bulden)


Reporter: Dara Aqila
                Sarah Hafizah Siregar

Minggu, 23 April 2017

Kampusnya? atau Jurusannya?

sumber: bahayapedia.com 

“Yang penting masuk PTN favoritku…terserah mau jurusan apa.”
“Kalau aku sih yg penting jurusannya harus sesuai sama minat dan kemampuanku. Kalau perguruan tinggi kan banyak, bebas lah mau dimana saja.”
“Kalau aku sih mau dua duanya. Di PTN dan jurusan yang aku mau.”

Perbincangan yang lumrah di kalangan siswa-siswa SMA kelas tiga saat ini. Mengingat mereka telah usai melaksanakan Ujian Nasional. Dan kini fokus mereka beralih menjadi usaha-usaha untuk dapat masuk ke kampus favorit mereka. Apakah kamu salah satu diantara mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki kampus favorit kamu? Jika iya, sudah kah kamu menentukan pilihan universitas dan jurusan apa yang akan kamu pilih?

Benar, pendaftaran SNMPTN telah berakhir dan tinggal menunggu pengumumannya yang tidak lama lagi. Tetapi apakah jurusan dan universitas yang kamu pilih sudah sesuai dengan pilihanmu? Memilih jurusan dan universitas dengan mempertimbangkan minat dan bakatmu merupakan hal yang penting yang harus kamu perhatikan sebelum kamu menentukan pilihan. Selain itu ada beberapa hal-hal lain yang harus kamu perhatikan dalam menentukan tempat kuliah dan jurusan yang tepat agar hari-harimu di perkuliahan menyenangkan dan prestasi gemilang dapat diraih.

            Berikut beberapa tipsnya :
1. Kenali Minat dan Bakatmu
Ya, minat dan bakat merupakan hal utama yang harus diperhatikan sebelum menentukan universitas dan jurusan yang akan kamu pilih. Tidak jarang calon mahasiswa terkesan sepele akan hal tersebut. Padahal pemilihan sesuai minat dan bakat ini akan berdampak sepanjang masa perkuliahan. Tidak jarang kita mendengar istilah salah jurusan. Salah jurusan biasanya terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang mulai merasakan bahwa jurusan yang ia tempuh ternyata tidak sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Mereka mulai merasakan kebosanan, kejenuhan dan kesulitan dalam mengikuti perkuliahan. Tentu kamu tidak mau merasakan hal tersebut sepanjang perkuliahanmu, bukan? Akan terasa sulit bagi mahasiswa-mahasiswa tersebut untuk mengubah situasi. Bisa saja dia mengulang kembali pekuliahannya di jurusan yang ia inginkan. Tetapi ia telah melewatkan satu atau dua tahun waktunya dan tidak jarang mahasiswa tersebut enggan untuk melakukannya. Ini bukan lah cerita fiktif, melainkan curahan hati mahasiswa- mahasiswa yang mengaku dirinya salah jurusan. Maka sangat penting untuk mengenali diri kamu sendiri. Jika ternyata kamu lebih suka menggunakan pikiran, hal-hal yang logis, mathematic, berhubungan dengan angka-angka, silahkan pilih jurusan saintek. Sementara jika kamu cenderung kepada hal-hal yang berbau social dan bahasa, kamu tidak perlu ragu untuk memilih social humaniora (soshum). Intinya kamu harus tahu mana yang menjadi kecenderungan terbesar kamu terhadap dua bidang itu. Ubahlah pola pikir kamu untuk menentukan jurusan haruslah berdasarkan prospek kerjanya. Prospek kerja yang luas namun tanpa dilengkapi dengan kemampuan yang diharapkan merupakan  kesempatan yang sia-sia Ingat, prestasi dan karier akan mengikuti sesuai kemampuan yang kita miliki.

2. Jangan Ikut-Ikutan
Lagi dan lagi kamu harus mengenali diri kamu sendiri. Kamu tidak perlu mengikuti pilihan teman kamu. Misalnya karena banyak teman-temanmu memilih suatu universitas lantas kamu memilih universitas tersebut juga. Yang terpenting kamu harus memiliki alasan yang kuat untuk memilih jurusan dan kampus tersebut daripada sekadar karena teman.

3. Kenali Perguruan Tinggi Tersebut
Hal ini penting dilakukan agar kamu tidak gamang saat menempuh pendidikan disana. Hal ini terkait dengan peraturan-peraturan yang ada di perguruan tinggi tersebut serta visi dan misinya. Jangan sampai kamu di drop out karena banyak peraturan yang kamu langgar.

4. Berdoa dan Minta Restu Orang Tua
Jangan lupa untuk berdoa agar jurusan dan universitas yang kamu pilih tidak salah dan mintalah restu orang tuamu agar jurusan yang nantinya kamu tempuh dapat menjadi berkah tidak hanya untukmu tetapi juga untuk sekitarmu. Hal sederhana yang sering kamu lupakan tapi memiliki pengaruh yang besar pada hidupmu.

            Demikian tips agar kamu tidak salah dalam menentukan jurusan dan universitas yang kamu pilih. Semoga kamu mendapat kabar baik di pengumuman kelulusan SNMPTN nanti…. Dan jika tidak, kamu masih bisa mencoba SBMPTN dengan memperhatikan tips diatas sebelum membuat keputusan terhadap jurusan dan kampus yang akan kamu pilih.

Semoga bermanfaat…

Sabtu, 22 April 2017

GEBYAR PERLOMBAAN "ASYJAAR FAIR 2017"

Assalamu'alaikum sobat 😊
.
.
.
📢 GEBYAR PERLOMBAAN
"ASYJAAR FAIR 2017"

COME and JOIN US!!!

Sobat Asyjaar Fair memperlombakan:

✔ 🎬Film Pendek
Tema : "Pemuda Hijrah"
✔ 📷Fotografi
Tema : "Nature"

Biaya Pendaftaran
💰 Rp.15.000/ karya
-Bukti pembayaran dikirim ke email bkmbaytulasyjaar@gmail.com
-Biaya Pendaftaran ditransfer ke Rek. BNI : a.n. Nurlatifah Aulia (0377517746).

Cara Pendaftaran 📃
Cara nya mudah dan gampang banget
Unduh Formulir di :
Syarat dan ketentuan dapat dilihat di poster yaah sobatt 😆
Pendaftaran dan pengumpulan karya: 06 April-15 mei 2017
Proses seleksi: 16-17 mei 2017
Pengumuman 4 Finalis: 18 Mei 2017

Ayo Segera Daftarkan dirimu, Tunjukkan kemampuan dirimu masing masing 👏👏👏👏

Berbagai Hadiah Sudah Menanti Dirimu 👊
- Juara 1, 2, 3 : (Uang Pembinaan + Piala + Sertifikat)
- Juara Favorit : (Uang Pembinaan + Sertifikat)
- Seluruh Peserta : (E-Sertifikat)


Narahubung :
☎ : 0812 4738 4426 (M.Iqbal Riva'i)

For Further Information 📢:
👉Facebook : Asyjaar Fair 2017
👉Instagram : Asyjaar fair 2017
👉Line : @tnj2308v

So sobatt tunggu apa lagi sob .. ayo daftar segera sob 😉

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



#AsyjaarFair2017
#BKMBaytulAsyjaarKehutananUSU

Seminar Enterpreneur "Jadi Mahasiswa Kaya Kenapa Tidak!"



PEMA FAHUTAN USU proudly present :

Seminar Enterpreneur "Jadi Mahasiswa Kaya Kenapa Tidak!"

Pembicara : Andik Top
 (Penulis buku "Jadi mahasiswa kaya kenapa tidak")

30 April 2017
pkl. 09.00 - 13.00 WIB
di Aula LPPM USU

Fasilitas :
▶Snack
▶Sertifikat
▶Doorprize

Investasi :
▶Silver ticket    : 15K
▶Golden ticket :  65K (Bonus buku "jadi mahasiswa kaya kenapa tidak")

Cara Pendaftaran :
Transfer biaya pendaftaran ke no. rek Mandiri 107-00-0723376-2 an. Anita Rahma

Ayoo...buruan daftar❗❗❗❗

Contact person :
Imam (082364747819)

#fahutankeren 
#kabinetrimbawanberkarya 
#fahutanusu #Seminarenterpreneur #pemerintahanmahasiswa #pemafahutanusu
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Dinas Komunikasi dan Informasi
PEMA FAHUTAN USU 2016/2017
Kabinet Rimbawan Berkarya!
Fahutan Keren!

Jumat, 21 April 2017

Jiwa Penerang

wanita-muslimah
https://hilmahumaira.files.wordpress.com/2015/09/wanita-muslimah.jpg


Oleh: Sarah Hafizah Siregar

Cahaya itu masih terpendar di negeri ini
Menerangi kegelapan dengan kerlap kerlip kilauan
Menaburkan benih-benih jiwa penuh impian
Sabang sampai merauke tersisa jejak masa silam
Satu demi satu terbilang menjadi buih
Menebarkan cahaya terang pada kota-kota
Yang hampir disapu oleh kegelapan

Engkau, wanita pemungut cahaya
demi menghidupi pekatnya gelap
Engkau, wanita pemberi udara
Pada ruang yang pengap

Pesonamu, Kartini
Menebarkan aroma harapan
Menyirami putik-putik bunga yang bermekaran
Hingga kini, wahai Kartini
Terangmu tak habis dimakan zaman
Membekas pada bilik-bilik naluri penuh angan
Terbingkai dalam sanubari setiap perjalanan

Namamu, Kartini
Akan tetap terang

Seperti jiwamu yang telah memberi penerangan

Rabu, 19 April 2017

Mutiara yang Tersimpan

Sumber : http://www.philipchircop.com/page/190
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/

Ingat bagaimana kedudukan wanita pada masa pra islam? wanita umumnya terbelenggu dalam tradisi tak manusiawi. Wanita dipandang sebagai makhluk yang lemah. Terjadi  deskriminasi, penindasan dan wanita dijadikan sebagai harta warisan. Ajaran islam memberikan perhatian yang sangat besar, serta kedudukan yang terhormat bagi wanita. Perjuangan Nabi Muhammad berhasil melepaskan belenggu kenistaan tersebut. Nabi Muhammad mampu mengubah posisi wanita yang pada masa pra islam, wanita adalah sebagai barang yang diwariskan, setelah datangnya islam berubah menjadi, wanita adalah pihak yang memperoleh hak waris. Begitulah islam memuliakan wanita.
Namun dewasa ini, banyak faktor yang mengaburkan kemuliaan tersebut. Salah satu diantaranya adalah kedangkalan pengetahuan. Terkadang wanita tidak begitu antusias untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Karena kebanyakan dari kaum wanita, telah terdoktrin dalam benaknya, bahwa setinggi apapun pendidikan seorang wanita pada akhirnya ia tetap menjadi ibu rumah tangga yang tempatnya hanya di dapur, kasur dan sumur. Pandangan ini yang pada akhirnya mengantarkan wanita kepada pandangan yang negatif. Padahal bila difikir lebih dalam, wanita adalah pemegang tugas yang mulia. Dari Rahim-rahim wanitalah akan lahir generasi-generasi yang bismillahi ma syaa Allah. Sebagaimana seorang penyair pernah berkata ”Wanita (ibu) adalah madrasah pertama. Bila kamu mempersiapkannya, maka kamu telah mempersiapkan bangsa yang mulia.”
Apakah salah wanita dengan pendidikan tinggi pada akhirnya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga ? menurut saya, tidak. Namun, kebanyakan masyarakat awam menganggap bahwa, pendidikan tinggi identik dengan karir. Padahal menuntut ilmu adalah salah satu cara untuk menunjang tugas-tugas besar dimasa depan. Bukan sekedar demi profesi, tapi untuk menjadi wanita yang menginspirasi. Dimana dalam diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintropeksi. Tidak hanya mencetak generasi, tetapi juga mencetak hebatnya generasi.
Wanita memang terkenal dengan kelembutannya, tetapi bukan berarti ia harus melemahkan dirinya. Dia juga harus menjadi seorang  yang mandiri, terus menggali dan mengembangkan potensi. Wanita yang hebat  adalah wanita yang mampu memajukan dirinya di garda terdepan dalam dakwah, namun tetap dalam batasan syar’i. saya yakin, wanita mampu membawa sejuta kebaikan, baik di keluarga, masyarakat, Negara bahkan  dunia. 
Dalam sejarah, kita mengenal dua Umar yang kepemimpinannya tidak diragukan. Yaitu Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul ‘aziz. Dibalik sosok mereka, ada seorang wanita yang luar biasa. Suatu hari, umar menghabiskan malamnya dengan jalan-jalan ke perkampungan yang ia pimpin. Di suatu rumah, ia mendengar percakapan antara seorang gadis dan ibunya. Sang ibu hendak mencampur susu ternak yang akan mereka jual dengan air, karena susu yang tersedia malam itu tidak mencukupi pesanan yang akan dijual esok. Gadis itu menjawab: "Wahai ibuku, tidak kah engkau mengetahui apa yang telah di tekankan oleh Amirulmu’minin?” Sang ibu ngotot kepada putrinya, “Anakku, tenang saja, tidak ada satu pun orang yang tahu kalau kita mencampur susu ini dengan air. Termasuk Umar bin Khattab.” Tetapi anak gadis itu terus melarang ibunya, “Bu, tetap saja ada yang tahu ketidak jujuran ini. Yaitu Allah, Allah maha melihat apa yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.”
Secara tidak sengaja, umar bin khattab mendengar percakapan tersebut. Pagi harinya, Umar bin khattab berkata kepada putranya, Ashim, “Pergilah kesana, sesungguhnya disana terdapat seorang gadis. Jika Ia tidak keberatan, nikahilah ia. Tepat sekali pilihan umar. Hingga akhirnya Ashim menikahi gadis tersebut. Dari pernikahan itulah lahir seorang anak yang kemudian dikenal dengan Ummu Ashim. Ummu Ashim ini setelah dewasa lantas dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan yang kemudian memiliki anak, yang bernama Umar bin Abdul ‘Aziz. Sang pemimpin yang adil.
           Masih adakah keraguan dalam jiwa bahwa islam sangat memuliakan kaum wanita? Meskipun begitu, wanita tetaplah manusia biasa yang tak luput dari dosa. Insan yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya. Karena wanitalah yang diharapkan sebagai penumbuh benih harapan akan majunya peradaban yang semakin beradab. Dari wanitalah, yang in syaa Allah kelak akan hadir generasi hebat. Maka harapannya adalah, tulisan ini bukan hanya angan kosong yang melangit, tetapi menjadi kenyataan yang membumi.

Penulis : Nurhanisa

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...