![]() |
Peserta aksi berkumpul di Masjid Agung sebelum melakukan pawai menuju Mapolda Sumut (4/11) |
Gardamedia.org- Beredarnya rekaman video penistaan agama yang
diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) beberapa
waktu yang lalu sontak membuat hati umat muslim di seluruh Indonesia tersakiti.
Rekaman yang terjadi pada hari Selasa, 27 September 2016 di Kabupaten Kepulauan
Seribu berbuntut panjang hingga hari ini. Dalam rekaman tersebut Ahok mengutip
surat Al-Maidah ayat 51 yang berbunyi tentang larangan menjadikan non Muslim
sebagai pemimpin.
Beredar luasnya rekaman video
tersebut menuai banyak tanggapan dari umat muslim di seluruh Indonesia. Mereka menuntut
agar peleceh agama harus diadili sesuai dengan UU. Akhirnya muncullah gerakan “Aksi
Bela Islam” di berbagai daerah di seluruh Indonesia sebagai bentuk tuntutan
agar pihak penegak hukum segera mengadili Ahok.
Di kota Medan, 4 November 2016
merupakan kali ketiga Aksi Bela Islam digelar setelah 14 dan 28 Oktober lalu. Para peserta aksi berangkat usai menunaikan
sholat Jumat di masjid Agung Medan. Dalam aksi ini para peserta melakukan pawai
bermotor yang dimulai dari masjid Agung dan berakhir di Mapolda Sumatera Utara.
Pawai kali ini diikuti oleh ribuan umat muslim yang berasal dari berbagai kalangan di kota Medan
dan sekitarnya. Sekitar pukul 15.20 WIB, peserta aksi sudah memadati Mapolda
Sumut di Jl. Sisingamangaraja.
Beberapa elemen masyarakat yang
tergabung dalam aksi ini diantaranya KAMMI Medan, HMI Medan, FPI Sumut, HTI
Sumut, HTI Deli Serdang, PII (Pemuda Islam Indonesia), FUI (Forum Umat Islam)
Sumut, Kahmi Deli Serdang, Muhammadiyah Deli Serdang, dan beberapa ormas
lainnya. Semua ormas yang tergabung dalam aksi ini membawa beberapa tuntutan,
antara lain mendukung Fatwa MUI tentang penistaan agama yang dilakukan oleh
Ahok dan meminta agar pihak kepolisian segera mengadili Ahok sesuai dengan UU. Semua
perwakilan ormas tersebut juga melakukan orasi secara bergilir dari atas mobil
truk terbuka sembari menunggu hasil aksi bela islam di Jakarta.
Sekitar pukul 16.30, Kapoldasu Irjen
Pol H. Rycko Amelza Dahniel mendatangi peserta aksi untuk menyampaikan
tanggapannya. Beliau menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta
aksi karena tetap menjaga ketertiban dan keamanan. Beliau juga mengungkapkan
bahwa Bareskrim Mabes Polri saat ini sedang memproses laporan tentang Gubernur
DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama. Beliau juga meminta kepada seluruh peserta
aksi untuk terus memberikan dukungan moral kepada Polri agar bisa bekerja
dengan baik mengusut apa yang menjadi tuntutan umat muslim saat itu.
Menjelang pukul 18.00, Kordinator
aksi Ustadz Zulkarnain naik ke atas mobil truk untuk menyampaikan hasil rapat
antara seluruh pimpinan ormas di masjid Mapolda. Beliau mengatakan hingga waktu
menunjukkan pukul 18.00 belum ada kepastian kabar yang diterima dari pusat Aksi
Bela Islam di Jakarta. Oleh karena itu, dengan berat hati beliau meminta kepada
seluruh peserta aksi untuk kembali ke tempat masing-masing dan harus siap sedia
kapanpun Kordinator Aksi melakukan panggilan.
“Saudara-saudara sekalian, dengan
berbagai masukan dan realitas yang bermacam-macam, dengan kebijaksanaan dan
kearifan, dan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, maka tadi kita
memutuskan untuk kembali ke tempat masing-masing menunggu langkah-langkah
ataupun perubahan-perubahan yang mungkin tiap detik berubah di Jakarta.” ucap
beliau, yang sontak disambut dengan teriakan peserta aksi sebagai ungkapan
kekecewaan mereka.
Akhirnya sekitar pukul 18.30, peserta aksi membubarkan diri secara tertib dan tetap menunggu
kabar selanjutnya selama 2-3 hari ke depan dengan melihat situasi dan kondisi
yang terjadi di Jakarta.
Reporter Garda Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar