![]() |
Ahmad Zubeir |
gardamedia.org - Life is never flat so try harder to make it work, tidak semua hal bisa
berjalan mulus maka berusahalah lebih keras lagi untuk membuatnya berhasil, hal
inilah yang menjadi semangat bagi Zubeir untuk lebih berusaha keras dalam
meraih impiannya. Lulus dari bangku SMA dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
merupakan sebuah mimpi mahal untuk anak desa seperti dirinya. Di Madina hanya segelintir orang yang bisa
menikmati pendidikan perguruan tinggi sedangkan sisanya bekerja mencari nafkah.
Untuk mengubah nasibnya, pria kelahiran Pagur 20 April 1994 ini berusaha
belajar dengan tekun dan berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Di bangku SMA ia berhasil
menjadi siswa tauladan SMA Islam Terpadu Al-Husnayain, peserta olimpiade
Biologi tingkat Sumatera-Jawa tahun 2011, juara 2 olimpiade Ekonomi tingkat
kabupaten Madina tahun 2012, juara 2 English Debate tingkat provinsi Sumatera
Utara tahun 2012 dan masih banyak lagi. Melalui ketekunan dan prestasi yang
dimiliki membawanya memiliki peluang untuk mendaftar SNMPTN jalur undangan di
sekolahnya. Ketika pengumuman dirinya dinyatakan lulus jalur seleksi tersebut
dan mendapat beasiswa Bidik Misi, hal yang langka ditemui pada anak-anak di
sekolahnya. Kerja kerasnya membuat ia berhasil meraih impiannya untuk menimba
ilmu di Universitas Sumatera Utara di fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Ahmad Zubeir Rangkuti atau disapa Zubeir ini
memberitahukan kelulusannya kepada orang tuanya, haru bercampur senang meliputi
dirinya tatkala tidak sabar mendengar dan melihat reaksi orang tuanya atas
keberhasilannya untuk kuliah di USU. Orang tua mana yang tidak senang mendengar
anaknya lulus masuk ke perguruan tinggi namun kebahagiaan orang tuanya
terliputi oleh kebutuhan finansial anak kuliah yang terbilang cukup mahal,
pendidikan dan biaya hidup anaknya. Atas ketidaksanggupan orang tuanya yang
tidak bisa menanggung beban finansial sempat membuat Zubeir tertekan. Dia tidak
tahu apa yang seharusnya dia lakukan, impiannya untuk kuliah hampir kandas
karena masalah ekonomi. Di dalam kesulitan yang dihadapinya dia meminta
pertolongan kepada Allah SWT untuk
diberikan jalan keluar. Setelah berusaha menenangkan diri dan mencari solusi,
akhirnya ia mencoba untuk meminta pertolongan kepada guru-gurunya di SMA.
Pertolongan pun akhirnya didapatkan dari guru-gurunya dalam membantu
meringankan beban ekonominya. Walaupun sudah mendapatkan biaya tetapi orang
tuanya tetap khawatir akan kebutuhan hidupnya di Medan nanti, Zubeir berusaha
menenangkan orang tuanya agar tidak khawatir karena dirinya telah mendapatkan
beasiswa yang akan menanggung hidupnya. Walaupun sempat khawatir karena tidak
mampu membiayai kehidupannya disana, Zubeir tetap optimis.
Setibanya di Medan, kepalanya disibukkan untuk mencari
solusi dimana ia akan tinggal nanti karena uangnya tidak ada untuk menyewa
kost-kostan. Meminta pertolongan untuk menginap di tempat senior menjadi
caranya untuk bisa memiliki tempat tinggal di Medan. Ternyata hal itu tidak
betahan lama, ia harus mencari tempat tinggal lain, walaupun pada akhirnya ia
mendapat tempat tinggal di dekat Mesjid dan menjadi seorang nadzir.
Kehidupannya mulai terasa sempit, karena ketiadaan finansial, tak jarang ia hanya
makan mi instan, berjalan kaki dan ditimpa teriknya matahari untuk menghadiri
kuliah tatkala teman sebayanya berpakaian rapi dan bersih sedangkan dirinya
sudah basah oleh keringat, dalam mengerjakan tugas kuliah ia juga harus
meminjam laptop sana-sini. Tidak jarang ia sering disalahkan ketika laptop yang
ia pinjam bermasalah walaupun ia mengaku tidak melakukan apapun. Kesulitan yang
ia alami tidak membuatnya mundur, walaupun tidak ada uang dia masih mempunyai
hal yang berharga yaitu ilmunya. Zubeir kuliah dan bekerja sebagai guru les
privat, selain itu ia juga menyisihkan waktunya untuk bersyukur dengan
mengajarkan anak-anak panti asuhan belajar bahasa Inggris.
Tekad dan kemauannya yang keras berhasil membalikkan
keadaannya, ia akhirnya mampu membiayai dirinya sendiri, belajar nya juga tidak
terbengkalai walaupun pernah badannya kesakitan karena terus dipaksa untuk
memenuhi segala aktivitasnya di kampus maupun di luar, namun walaupun sempat
kelelahan ia tetap bisa mengukir prestasi, tercatat mahasiswa jurusan Akuntansi
semester 6 ini telah berhasil meraih beberapa prestasi seperti juara 2 MTQ
Mahasiswa cabang Hifzhil Quran 5 Juz tahun 2014, Terbaik 2 National Training
for Trainer Ekonomi Syariah tahun 2015, juara 5 Try Out Ekonomi Syariah dan
masih banyak lagi. Zubeir juga menjadi ketua proyek, salah satu editor dan juga
penulis buku karya anak Bidik Misi dengan judul “Langkah Tak Beraturan” yang
mengisahkan kehidupan anak beasiswa Bidik Misi dari jatuh bangun hingga bangkit
berprestasi. Buku cetakan USU Press ini sudah mencetak untuk yang kedua karena
buku tersebut sangat menginspirasi. Buku tersebut seperti tulisan yang berbicara
kepada anak-anak di luar sana sebagai pesan komunikasi bagi mereka untuk terus
berjuang meraih cita-citanya, karena diperlukan orang-orang tangguhuntuk bisa
mengubah keadaan.
Kiriman dari D'wins Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar