![]() |
Salah satu mahasiswa USU menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN (24/6). |
Gardamedia.org - Memanasnya isu
#USUTANPAPACARAN beberapa hari terakhir menimbulkan banyak respon dari para
netizen. Ada yang memberikan dukungannya, ada juga yang menentang gerakan ini. Bagi
yang mendukung, mereka beranggapan bahwa ini adalah salah satu terobosan
positif dari mahasiswa USU yang ingin menjaga pergaulan remaja serta nama baik kampusnya dari dampak negatif
berpacaran di dalam wilayah kampus USU. Lain halnya dengan yang tidak setuju,
mereka menganggap bahwa gerakan ini
hanyalah sebuah gerakan yang tidak berdasar, tidak akan berdampak besar, sampai
disebut sebagai gerakan yang merampas Hak Asasi Manusia. Lebih parahnya lagi
adalah munculnya tuduhan-tuduhan terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN sebagai
sebuah gerakan yang hanya ingin mencari sensasi, meningkatkan popularitas pihak
tertentu sampai kepada alat pengalihan isu. Tapi terlepas dari banyaknya
persepsi masyarakat tentang gerakan #USUTANPAPACARAN, pelopor penggerakan ini pun menyampaikan klarifikasinya.
Berikut beberapa fakta yang berhasil dihimpun reporter kami dari pihak pelopor gerakan #USUTANPAPACARAN:
#USUTANPAPACARAN Tidak
Membawa Isu Agama
Sebagian besar orang
beranggapan bahwa gerakan #USUTANPAPACARAN menyangkut kepercayaan suatu agama
yang mengharamkan pacaran di dalam ajarannya. Oleh karena itu, banyak yang
menolak gerakan ini dengan alasan tidak bisa diterapkan di kampus USU yang
pluralis dan bukan kampus yang berbau agama.
Perlu diluruskan bahwa
semenjak munculnya gerakan ini para pelopor tidak pernah membawa isu agama atau
ajaran tertentu. Latarbelakang gerakan ini tidak didasarkan karena dalam suatu
agama tertentu pacaran adalah perbuatan yang dilarang. Tapi murni gerakan ini muncul
secara rasional karena keprihatinan sejumlah mahasiswa USU melihat lokasi
kampusnya dijadikan ladang maksiat pada setiap malam serta ketakutan mereka
atas dampak negatif yang akan ditimbulkan (bisa dibaca di berita kami sebelumnya, Mahasiswa USU Pelopori Gerakan USU Tanpa Pacaran). Hal ini bisa dilihat pada saat launching
gerakan #USUTANPAPACARAN pada 24 juni lalu yang sama sekali jauh dari unsur agama.
#USUTANPAPACARAN Tidak
Melanggar Hak Individu
Salah satu penolakan netizen
terhadap gerakan ini adalah karena dianggap melanggar hak setiap individu untuk
menjalin hubungan. Mereka yang menolak juga berpendapat bahwa tak selayaknya
urusan pribadi dicampuri oleh orang lain. Pelopor gerakan #USUTANPAPACARAN menegaskan
bahwa sejak awal mereka tidak pernah mempermasalahkan hak setiap individu untuk
menjalin hubungan (berpacaran -red). Pada point sebelumnya pelopor sudah
menegaskan bahwa inti gerakan ini hanya tidak ingin melihat pasangan muda-mudi
berpacaran setiap malam di wilayah kampus USU,
karena pelopor juga merasa bahwa mereka punya hak untuk menjaga moral remaja lain
serta menjaga nama baik USU dari pandangan negatif masyarakat.
#USUTANPAPACARAN Bukan
Pengalihan Isu ataupun Pencitraan
Salah satu rumor yang banyak
berkembang diantara netizen adalah menganggap bahwa gerakan #USUTANPAPACARAN
hanya sebagai bentuk pengalihan isu yang terjadi di kampus USU. Menanggapi ini Yusmar
Alkholidi Effendi selaku kordinator gerakan #USUTANPAPACARAN memberikan
pernyataannya.
“Gerakan ini bukan bentuk
pengalihan isu ataupun pencitraan sebagaimana yang digemborkan oleh netizen. Gerakan
#USUTANPAPACARAN murni sebuah gerakan yang dilatarbelakangi oleh keresahan kami
sebagai mahasiswa terhadap kampus USU yang acap kali dijadikan sebagai lokasi
favorit untuk berpacaran. Gerakan ini pada dasarnya hanya sebagian kecil untuk
memperbaiki kembali citra USU sebagai kampus tempat kita menuntut ilmu, nyaman,
aman, bersih, dan kondusif. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Strategis
Kampus USU untuk menjadikan USU sebagai lingkungan yang sarat akan prestasi, bukan
kegiatan yang merusak. Perlu saya tegaskan kembali, gerakan #USUTANPAPACARAN
adalah sebagian kecil bentuk kecintaan kami sebagai Civitas Akademika terhadap
kampus USU yang sarat akan prestasi, bukan spot favorit pacaran terutama bagi
orang yang bukan Civitas Akademika USU,” tegasnya.
Reporter Garda Media USU
Trus kalok masik bayak yg pacaran di kawasan Usu, apa tindakan yg harus di perbuat dari #gerakanusutanlapacaran kalok tidak ada tindakan yg tegas dari #gerakanusutanlapacaran sama aj donk gerakan ini hanya omong kosong.
BalasHapuslah, kemarin di postingan sebelumnya bukankah penulis sudah menyatakan jika gerakan ini banyak yg mendukung, lah kenapa sekarang malah membuat pernyataan "meluruskan". Ga konsisten kali pun. berarti ga terbukti lah gerakan ini banyak yang mendukung. jadi dasar pernyataan banyak dukungan atas gerakan ini apa coba??
BalasHapusentah hapa yang di bahas orng orang yang membuat "gerakan usu tanpa pacaran" ini
BalasHapusbuat malu aja klen.....
Pikirkan dulu baru berbuat Jangan seenaknya aja
disitu gk berbau agama katanya lagi
berkaca dulu mata kau itu di spanduknya itu
Udah bengkok Barang itu,
#Heru Hardianto#