Selasa, 28 Juni 2016

Meluruskan Kesimpangsiuran Netizen terhadap Gerakan USU Tanpa Pacaran


Salah satu mahasiswa USU menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan
terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN (24/6).

Gardamedia.org - Memanasnya isu #USUTANPAPACARAN beberapa hari terakhir menimbulkan banyak respon dari para netizen. Ada yang memberikan dukungannya, ada juga yang menentang gerakan ini. Bagi yang mendukung, mereka beranggapan bahwa ini adalah salah satu terobosan positif dari mahasiswa USU yang ingin menjaga pergaulan remaja serta nama baik kampusnya dari dampak negatif berpacaran di dalam wilayah kampus USU. Lain halnya dengan yang tidak setuju, mereka menganggap  bahwa gerakan ini hanyalah sebuah gerakan yang tidak berdasar, tidak akan berdampak besar, sampai disebut sebagai gerakan yang merampas Hak Asasi Manusia. Lebih parahnya lagi adalah munculnya tuduhan-tuduhan terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN sebagai sebuah gerakan yang hanya ingin mencari sensasi, meningkatkan popularitas pihak tertentu sampai kepada alat pengalihan isu. Tapi terlepas dari banyaknya persepsi masyarakat tentang gerakan #USUTANPAPACARAN, pelopor penggerakan ini pun menyampaikan klarifikasinya.

Berikut beberapa fakta yang berhasil dihimpun reporter kami dari pihak pelopor gerakan #USUTANPAPACARAN:

#USUTANPAPACARAN Tidak Membawa Isu Agama

Sebagian besar orang beranggapan bahwa gerakan #USUTANPAPACARAN menyangkut kepercayaan suatu agama yang mengharamkan pacaran di dalam ajarannya. Oleh karena itu, banyak yang menolak gerakan ini dengan alasan tidak bisa diterapkan di kampus USU yang pluralis dan bukan kampus yang berbau agama.

Perlu diluruskan bahwa semenjak munculnya gerakan ini para pelopor tidak pernah membawa isu agama atau ajaran tertentu. Latarbelakang gerakan ini tidak didasarkan karena dalam suatu agama tertentu pacaran adalah perbuatan yang dilarang. Tapi murni gerakan ini muncul secara rasional karena keprihatinan sejumlah mahasiswa USU melihat lokasi kampusnya dijadikan ladang maksiat pada setiap malam serta ketakutan mereka atas dampak negatif yang akan ditimbulkan (bisa dibaca di berita kami sebelumnya, Mahasiswa USU Pelopori Gerakan USU Tanpa Pacaran). Hal ini bisa dilihat pada saat launching gerakan #USUTANPAPACARAN pada 24 juni lalu yang sama sekali jauh dari unsur agama.


#USUTANPAPACARAN Tidak Melanggar Hak Individu

Salah satu penolakan netizen terhadap gerakan ini adalah karena dianggap melanggar hak setiap individu untuk menjalin hubungan. Mereka yang menolak juga berpendapat bahwa tak selayaknya urusan pribadi dicampuri oleh orang lain. Pelopor gerakan #USUTANPAPACARAN menegaskan bahwa sejak awal mereka tidak pernah mempermasalahkan hak setiap individu untuk menjalin hubungan (berpacaran -red). Pada point sebelumnya pelopor sudah menegaskan bahwa inti gerakan ini hanya tidak ingin melihat pasangan muda-mudi berpacaran setiap malam di wilayah kampus USU, karena pelopor juga merasa bahwa mereka punya hak untuk menjaga moral remaja lain serta menjaga nama baik USU dari pandangan negatif masyarakat.


#USUTANPAPACARAN Bukan Pengalihan Isu ataupun Pencitraan

Salah satu rumor yang banyak berkembang diantara netizen adalah menganggap bahwa gerakan #USUTANPAPACARAN hanya sebagai bentuk pengalihan isu yang terjadi di kampus USU. Menanggapi ini Yusmar Alkholidi Effendi selaku kordinator gerakan #USUTANPAPACARAN memberikan pernyataannya.

“Gerakan ini bukan bentuk pengalihan isu ataupun pencitraan sebagaimana yang digemborkan oleh netizen. Gerakan #USUTANPAPACARAN murni sebuah gerakan yang dilatarbelakangi oleh keresahan kami sebagai mahasiswa terhadap kampus USU yang acap kali dijadikan sebagai lokasi favorit untuk berpacaran. Gerakan ini pada dasarnya hanya sebagian kecil untuk memperbaiki kembali citra USU sebagai kampus tempat kita menuntut ilmu, nyaman, aman, bersih, dan kondusif. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Strategis Kampus USU untuk menjadikan USU sebagai lingkungan yang sarat akan prestasi, bukan kegiatan yang merusak. Perlu saya tegaskan kembali, gerakan #USUTANPAPACARAN adalah sebagian kecil bentuk kecintaan kami sebagai Civitas Akademika terhadap kampus USU yang sarat akan prestasi, bukan spot favorit pacaran terutama bagi orang yang bukan Civitas Akademika USU,” tegasnya.



Reporter Garda Media USU

3 komentar:

  1. Trus kalok masik bayak yg pacaran di kawasan Usu, apa tindakan yg harus di perbuat dari #gerakanusutanlapacaran kalok tidak ada tindakan yg tegas dari #gerakanusutanlapacaran sama aj donk gerakan ini hanya omong kosong.

    BalasHapus
  2. lah, kemarin di postingan sebelumnya bukankah penulis sudah menyatakan jika gerakan ini banyak yg mendukung, lah kenapa sekarang malah membuat pernyataan "meluruskan". Ga konsisten kali pun. berarti ga terbukti lah gerakan ini banyak yang mendukung. jadi dasar pernyataan banyak dukungan atas gerakan ini apa coba??

    BalasHapus
  3. entah hapa yang di bahas orng orang yang membuat "gerakan usu tanpa pacaran" ini
    buat malu aja klen.....

    Pikirkan dulu baru berbuat Jangan seenaknya aja

    disitu gk berbau agama katanya lagi
    berkaca dulu mata kau itu di spanduknya itu

    Udah bengkok Barang itu,
    #Heru Hardianto#

    BalasHapus

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...