Gardamedia.org – Pacaran di era modern ini nampaknya sudah menjadi ciri
khas dalam diri setiap muda-mudi, tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh
belahan dunia. Bisa dibilang pacaran sudah seperti menjadi gaya hidup para
remaja dan sudah menjadi “kegiatan” wajib yang harus dilalui saat sudah
memasuki usia remaja atau pubertas. Tidak lengkap rasanya masa remaja seseorang
kalau dia belum pernah merasakan pacaran sebelumnya, dan tidak dikatakan gaul
kalau seorang remaja tidak mempunyai pacar.
Ada
beragam tujuan orang berpacaran, mulai
dari sekedar iseng, mencari teman, mencurahkan isi hati, dan bahkan memang ada
yang menjadikan masa pacaran sebagai masa perkenalan sebelum menjajaki
pernikahan. Namun faktanya adalah, tidak semua pacaran itu bertujuan kepada
pernikahan, banyak diantara para muda-mudi tersebut yang lebih terdorong oleh
rasa ketertarikan semata, sebab pada umumnya dari segi kedewasaan, usia, dan
kemampuan financial dalam membentuk sebuah rumah tangga mereka sangat belum siap.
Terlepas
dari tujuan itu, fakta di lapangan yang kerap kita temui adalah kegiatan
pacaran tersebut sudah jauh menyimpang dari norma-norma kebaikan. Bahkan beberapa
penelitian menyebutkan bahwa pacaran antar remaja sekarang ini sudah cenderung
sampai kepada level yang sangat buruk. Pacaran era modern tidak hanya sekedar
kencan, jalan-jalan, dan berduaan saja, tapi berciuman, rabaan anggota tubuh,
bahkan bersetubuh sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Maka tak heran jika
banyak para remaja Indonesia yang kehilangan semangat belajarnya karena pacaran,
ada juga yang masa depannya rusak karena terlanjur hamil duluan sebelum
pernikahan, dan kejadian yang marak terjadi belakangan ini adalah pemerkosaan
dan pembunuhan akibat pacaran.
Melihat
fakta yang ada, sudah saatnya masyarakat Indonesia terutama para muda-mudi
untuk lebih menyadari tentang bahaya pacaran tersebut. Banyaknya dampak negatif
dari pacaran seharusnya menjadikan pacaran itu sesuatu yang harus dijauhi. Didikan orang tua dan
perlunya pemahaman terhadap seluruh remaja sangat penting untuk mencegah dampak
buruk dari pacaran. Terlebih di bulan ramadhan sekarang harusnya
menjadi ajang perbaikan diri setiap individu untuk menjadi lebih baik lagi,
bukan memperbanyak maksiat dengan berpacaran.
Hal inilah yang membuat sejumlah mahasiswa USU mencetuskan sebuah gerakan yang
mereka sebut Gerakan #USUTANPAPACARAN. Berangkat dari keprihatinan mereka
dengan kondisi kampus USU yang dijadikan sebagai ladang maksiat setiap malam
oleh para remaja. Ditambah pacaran di kampus USU tidak hanya dilakukan oleh
mahasiswa USU saja, tetapi para siswa SMP, SMA, atau bahkan mahasiswa dari
kampus lain juga kerap menjadikan kampus USU sebagai lokasi yang pas untuk
menyalurkan hasrat mereka. Dan alhasil, kampus USU-lah yang tetap akan
mendapatkan citra negatif dari mahasiswa atau masyarakat sekitar kampus.
Gerakan
yang dilakukan pada hari jumat (24/6) ini mengajak seluruh mahasiswa, pihak
keamanan kampus, dan rektorat untuk
menandatangani petisi sebagai bukti dukungan terhadap gerakan ini. Gerakan ini tidak
hanya mendapatkan dukungan dari pihak mahasiswa saja, tapi dari hasil diskusi
yang dilakukan , pihak satpam USU juga sangat mendukung gerakan ini. Tampak dari
pernyataan salah seorang satpam USU yang mengaku sangat siap untuk membantu
iktikad baik dari para mahasiswa yang ingin membersihkan USU dari pacaran. Beberapa
satpam USU juga sempat menandatangani petisi yang dibawa para mahasiswa sebagai
bukti dukungan mereka terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN.
Hariyanto,
salah seorang warga yang kebetulan sedang ngabuburit bersama keluarganya di
taman biro rektor USU mengaku sangat mendukung gerakan yang dipelopori
mahasiswa ini.
“Ya,
saya sangat men-support lah apa yang
dilakukan adik-adik mahasiswa ini. Karena betul, pacaran di kampus USU apalagi
pada malam hari ramadhan seperti ini memang tidak baik. Semogalah dengan aksi
ini bisa membuat kampus USU lebih bersih lagi,” jawab beliau saat diwawancarai
oleh salah satu peserta gerakan #USUTANPAPACARAN.
Senada
dengan Hariyanto, Kardo salah seorang warga yang juga berada di tempat yang
sama mengungkapkan dukungannya atas gerakan ini.
“Kalau
masalah gerakannya, saya mendukung sekali. Karena kalau pacaran kan, terutama
di tempat gelap seperti USU ini tidak bagus, yang ada nanti menjerumus ke hal negatif.
Mudah-mudahan lah setelah gerakan ini diresmikan oleh rektorat tidak ada lagi
pacaran di kampus USU,” pungkasnya.
Yusmar
Alkholidi Effendi yang berperan sebagai koordinator lapangan pada aksi ini
mengaku, langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan untuk meresmikan gerakan
ini adalah mengumpulkan seribu tandatangan petisi mahasiswa yang menyatakan
dukungan mereka terhdapa gerakan #USUTANPAPACARAN, dan selanjutnya petisi ini akan
dibawa untuk melakukan audiensi dengan pihak rektorat.
Para
pelopor gerakan ini dibantu dengan pihak keamanan satpam USU juga berencana
akan melakukan aksi keliling kampus USU pada malam hari guna menasehati para
muda-mudi yang kerap berpacaran di kampus USU.
Reporter
Garda Media USU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar