Jumat, 24 Juni 2016

Mahasiswa USU Pelopori Gerakan USU TANPA PACARAN


Gardamedia.org – Pacaran di era modern ini nampaknya sudah menjadi ciri khas dalam diri setiap muda-mudi, tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh belahan dunia. Bisa dibilang pacaran sudah seperti menjadi gaya hidup para remaja dan sudah menjadi “kegiatan” wajib yang harus dilalui saat sudah memasuki usia remaja atau pubertas. Tidak lengkap rasanya masa remaja seseorang kalau dia belum pernah merasakan pacaran sebelumnya, dan tidak dikatakan gaul kalau seorang remaja tidak mempunyai pacar.

Ada beragam  tujuan orang berpacaran, mulai dari sekedar iseng, mencari teman, mencurahkan isi hati, dan bahkan memang ada yang menjadikan masa pacaran sebagai masa perkenalan sebelum menjajaki pernikahan. Namun faktanya adalah, tidak semua pacaran itu bertujuan kepada pernikahan, banyak diantara para muda-mudi tersebut yang lebih terdorong oleh rasa ketertarikan semata, sebab pada umumnya dari segi kedewasaan, usia, dan kemampuan financial dalam membentuk sebuah rumah tangga mereka sangat belum siap.

Terlepas dari tujuan itu, fakta di lapangan yang kerap kita temui adalah kegiatan pacaran tersebut sudah jauh menyimpang dari norma-norma kebaikan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa pacaran antar remaja sekarang ini sudah cenderung sampai kepada level yang sangat buruk. Pacaran era modern tidak hanya sekedar kencan, jalan-jalan, dan berduaan saja, tapi berciuman, rabaan anggota tubuh, bahkan bersetubuh sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Maka tak heran jika banyak para remaja Indonesia yang kehilangan semangat belajarnya karena pacaran, ada juga yang masa depannya rusak karena terlanjur hamil duluan sebelum pernikahan, dan kejadian yang marak terjadi belakangan ini adalah pemerkosaan dan pembunuhan akibat pacaran.

Melihat fakta yang ada, sudah saatnya masyarakat Indonesia terutama para muda-mudi untuk lebih menyadari tentang bahaya pacaran tersebut. Banyaknya dampak negatif dari pacaran seharusnya menjadikan pacaran itu sesuatu yang harus dijauhi. Didikan orang tua dan perlunya pemahaman terhadap seluruh remaja sangat penting untuk mencegah dampak buruk dari pacaran. Terlebih di bulan ramadhan sekarang harusnya menjadi ajang perbaikan diri setiap individu untuk menjadi lebih baik lagi, bukan memperbanyak maksiat dengan berpacaran.

Hal inilah yang membuat sejumlah mahasiswa USU mencetuskan sebuah gerakan yang mereka sebut Gerakan #USUTANPAPACARAN. Berangkat dari keprihatinan mereka dengan kondisi kampus USU yang dijadikan sebagai ladang maksiat setiap malam oleh para remaja. Ditambah pacaran di kampus USU tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa USU saja, tetapi para siswa SMP, SMA, atau bahkan mahasiswa dari kampus lain juga kerap menjadikan kampus USU sebagai lokasi yang pas untuk menyalurkan hasrat mereka. Dan alhasil, kampus USU-lah yang tetap akan mendapatkan citra negatif dari mahasiswa atau masyarakat sekitar kampus.

Gerakan yang dilakukan pada hari jumat (24/6) ini mengajak seluruh mahasiswa, pihak keamanan kampus, dan  rektorat untuk menandatangani petisi sebagai bukti dukungan terhadap gerakan ini. Gerakan ini tidak hanya mendapatkan dukungan dari pihak mahasiswa saja, tapi dari hasil diskusi yang dilakukan , pihak satpam USU juga sangat mendukung gerakan ini. Tampak dari pernyataan salah seorang satpam USU yang mengaku sangat siap untuk membantu iktikad baik dari para mahasiswa yang ingin membersihkan USU dari pacaran. Beberapa satpam USU juga sempat menandatangani petisi yang dibawa para mahasiswa sebagai bukti dukungan mereka terhadap gerakan #USUTANPAPACARAN.


Hariyanto, salah seorang warga yang kebetulan sedang ngabuburit bersama keluarganya di taman biro rektor USU mengaku sangat mendukung gerakan yang dipelopori mahasiswa ini.

“Ya, saya sangat men-support lah apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa ini. Karena betul, pacaran di kampus USU apalagi pada malam hari ramadhan seperti ini memang tidak baik. Semogalah dengan aksi ini bisa membuat kampus USU lebih bersih lagi,” jawab beliau saat diwawancarai oleh salah satu peserta gerakan #USUTANPAPACARAN.


Senada dengan Hariyanto, Kardo salah seorang warga yang juga berada di tempat yang sama mengungkapkan dukungannya atas gerakan ini.

“Kalau masalah gerakannya, saya mendukung sekali. Karena kalau pacaran kan, terutama di tempat gelap seperti USU ini tidak bagus, yang ada nanti menjerumus ke hal negatif. Mudah-mudahan lah setelah gerakan ini diresmikan oleh rektorat tidak ada lagi pacaran di kampus USU,” pungkasnya.


Yusmar Alkholidi Effendi yang berperan sebagai koordinator lapangan pada aksi ini mengaku, langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan untuk meresmikan gerakan ini adalah mengumpulkan seribu tandatangan petisi mahasiswa yang menyatakan dukungan mereka terhdapa gerakan #USUTANPAPACARAN, dan selanjutnya petisi ini akan dibawa untuk melakukan audiensi dengan pihak rektorat.

Para pelopor gerakan ini dibantu dengan pihak keamanan satpam USU juga berencana akan melakukan aksi keliling kampus USU pada malam hari guna menasehati para muda-mudi yang kerap berpacaran di kampus USU.


Reporter Garda Media USU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...