Selasa, 22 Maret 2016

Membangun Ekonomi Keumatan

Ilustrasi : Internet


Gardamedia.org - Kemajuan suatu bangsa diukur oleh kesejahteraan yang dimiliki masyarakatnya. Dan, berbicara kesejahteraan berarti bicara tentang uang, ekonomi, tingkat pendapatan dan belanja suatu negara. Sebab dengan uang itulah, sebuah negara membangun negerinya, menyekolahkan anak-anak bangsanya, dan mempekerjakannya pada sektor pekerjaan yang layak, dan mendapatkan jaminan kesehatan yang layak pula. Jika semua hal itu sudah dilakukan semestinya, maka ia akan berputar otomatis menyerupai siklus simbiosis mutualisme, dimana perputaran uang yang kencang akan menjadikan suatu negeri makmur di mata dunia.

Sejauh ini, kita telah mengetahui setidaknya tiga sistem ekonomi, seperti Ekonomi Kapitalisme yang banyak diterapkan di Negara Barat, Ekonomi Sosialisme yang banyak muncul di negara Eropa Timur, Tiongkok, Kuba dan Korut, dan Ekonomi Islam yang baru-baru ini muncul dan membumi di beberapa belahan dunia. Di dalam kapitalisme, kita mengenal teori Adam Smith yang mendasari munculnya pasar persaingan bebas yang akan mengatur segalanya. Sebab, sistem perekonomian kapitalis mengasumsikan manusia sebagai makhluk yang serakah dan serba materialistis. Perputaran arus uang dalam sistem ini memang sangat kencang, karena setiap komponen yang ada saling menelikung dan adu sikut dalam mendominasi setiap cengkeraman usahanya. Ini lah yang mendasari munculnya istilah konglomerasi yang menjadi penumpang VVIP dalam kelas bisnis kapitalisme.

Melihat hal itu, Marx tidak terima jika yang miskin tetap miskin dan yang kaya terus menjadi kaya dalam sistem ekonomi bernama kapitalisme. Marx meyakini bahwa kesejahteraan rakyat bakal muncul, jika alat-alat produksi dikuasai negara sentral dengan tujuan menyejahterakan kaum proletariat dan mencegah kaum borjuis untuk kembali menindas. Hingga, nilai-nilai Marx ini diimplementasikan sebagai bentuk ekonomi sosialisme-komunisme yang mementingkan persamaan dan kesetaraan. Namun, berjalannya waktu menjadikan nilai-nilai ini dijadikan dogma oleh sebagian oknum untuk menindas inisiatif dan kreatifitas, serta mengancam mereka yang tak sepaham sebagai pengkhianat.

Menjelang Konstelasi Politik Besar Mahasiswa USU

Ilustrasi

Gardameia.org -  Menarik untuk disimak menjelang konstelasi pertarungan politik tingkat tinggi yang akan akan segera muncul di USU yaitu pemilihan umum presiden mahasiswa dan majelis permusyawaratan mahasiswa universitas yang sebenarnya hanya memilih KAM nya saja.

            Hal yang menjadi cukup perhatian disini adalah geliat-geliat munculnya bakal calon presiden mahasiswa USU yang mengatasnamakan berasal dari KAM RABBANI yang pada pemira USU sebelumnya memenangkan pertarungan politik tadi.

            Beberapa nama disebut-sebut sebagai balon dari Kam Rabbani yang terkenal ampuh dalam membuat siasat menaikkan kadernya menjadi gubernur dan presiden se-USU, mulai menunjukkan dirinya sebagai sosok yang layak menjadi presiden mahasiswa di USU.

            Pada umumnya para balon (bakal Calon) merupakan ketua umum dari lembaga dakwah fakultas yang senyata-nyatanya didalam organisasinya tersebut orang-orangnya adalah homogen dan relatif bisa diatur, Pemerintahan Mahasiswa USU sendiri merupakan sebuah organisasi mahasiswa tertinggi yang ada di USU didalamnya terdiri dari beragam jenis sifat manusia, beragam jenis ideologi kiri, kanan, pancasilais, liberalis, pragmatis. Beragam jenis agama mulai dari yang diakui secara resmi Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu serta aliran kepercayaan seperti Kejawen, parmalim, dan sebagainya.

            Para balon tadi pada umumnya populer dan memiliki elektabilitas yang tinggi pada masing-masing tempat asalnya,  tetapi konstelasi politik di USU tidak hanya untuk meyakinkan satu kepala, tidak homogen.

            Heterogenitas tadi sangat dinamis, diperlukan sebuah kemampuan yang luar biasa untuk meramu beragam kepentingan orang-orang tadi dan menempatkannya dalam satu wadah sehingga dapat berjalan beriringan. Seorang Balon yang terbiasa duduk di satu tempat yang umumnya orang-orangnya homogen akan mengalami turbolensi yang sangat dahsyat apabila memasuki jenjang pema USU terlebih menjadi presiden, karena akan sangat rumit untuk menyatukan beragam kepentingan dan menyelaraskannya dalam satu gerakan dengan tetap menjaga keseimbangan satu sama lain.

            Para balon-balon diragukan pengetahuannya dalam mengetahui secara pasti adat dan tradisi di tiap fakultas, tidak memiliki kemampuan yang apik untuk nantinya dapat meredam gejolak-gejolak yang dapat timbul jikalaupun mereka menang. Jika didalam kemampuan organisasinya menjadi Event Organizer  sudah teruji, kita semua harus ingat bahwa itu dilakukan didalam satu panci yang suhunya sama.

            Ada ancaman serius kedepannya bagi Kam Rabbani dan sekiranya harus menjadi perhatian pimpinan pucuk Kam Rabbani, yaitu Kam Rabbani akan menjadi Common Enemy  bagi mahasiswa se-USU karena Kam Rabbani telah berkali-kali memenangkan pemira tetapi tidak ada perubahan berarti yang dapat dilakukan Kam Rabbani. Bahkan hanya untuk merubah Tata Laksana Organisasi yang banyak kekurangan disana-sini tidak berhasil.

            Walaupun upaya untuk menjadikan Kam Rabbani sebagai Common Enemy merupakan upaya yang luar biasa tetapi potensi tersebut sudah didepan mata dan tinggal selangkah lagi terjadi, maka calon yang akan diusung oleh Kam Rabbani harus merupakan seseorang yang mampu lihai seperti belut yang dikasih minyak sehingga mampu merangkul berbagai kelompok dengan berbagai kepentingannya. Tidak justru malah ketika menjadi Presiden (jika menang) malah terkunci didalam singgasananya dan malah dikendalikan oleh anggotanya.

            Presiden Mahasiswa harus memahami konstelasi Politik Nasional karena Pemerintahan Mahasiswa USU adalah barometer dari stabilitas dan pergerakan mahasiswa  nasional, akan sangat lucu jika seorang presiden mahasiswa tidak mengetahui Isu politik, dan permasalahan Hukum di Indonesia. Presiden Mahasiswa yang mengucapkan satu pernyataan tanpa dasar yang jelas tentang suatu permasalahan akan membuat malu saja nantinya.


Penulis : Muhammad Zovi, Mahasiswa FH USU


Jumat, 18 Maret 2016

UKMI As-Siyasah Usung Kuliah Umum Bertema Perdamaian Dunia




Gardamedia.org - Jum'at, (18/03) UKMI As-Siyasah FISIP USU melalui divisi Pengembangan, Penalaran dan Keilmuwan (P2K) melangsungkan acara Kuliah Umum yang dilaksanakan di Aula Serbaguna FISIP USU pada pukul 08.00-12.00 WIB, dengan tema "Indonesia dan Kontribusinya dalam Menjaga Perdamaian Dunia".

“Partisipasi aktif Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah merupakan amanat konstitusional sebagaimana pembukaan UUD 1945”, tutur bapak Warjio, Ph.D selaku pemateri kuliah umum.

Zubeir Sipahutar selaku Ketua panitia menyatakan “Pemilihan tema kuliah umum kali ini dikarenakan Indonesia baru saja membahas masalah KTT OKI yakni dukungan terhadap Palestina untuk kebebasannya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mendukung sepenuhnya. Dan hal ini juga bertujuan untuk menyadarkan kita apa kontribusi kita terhadap Palestina. Kuliah umum ini juga dilakukan tepat di hari ulang tahun UKMI As-Siyasah yang ke 18 dengan suasana yang berbeda yakni bakti sosial ke Panti Asuhan Ade Irma.

“Acara kuliah umum ini menambah wawasan ilmu kita bagaimana cara kita menyelamatkan Palestina dari Israel. Harapannya Palestina tidak dijajah oleh Israel dan menjadi negara yang lebih maju”, tutur Inung Wasiaty selaku peserta kuliah umum.

Penulis : Nanda Rizka Syafriani Nst
Foto : Rizky Chairani




Kamis, 17 Maret 2016

Tarhib ADK se-USU

Massa berkumpul di depan Biro Rektor USU mendengarkan orasi para ketua LDF dan ketua umum terpilih UKMI Ad-Dakwah

gardamediausu.org - Tarhib ADK se-USU berlangsung pada Kamis, 17 Maret 2016. Tarhib yang bertujuan mengenalkan ketua umum baru ini berlangsung ramai dengan rombongan LDF dari 15 fakultas.

Para ADK berjalan mengitari USU menuju Biro Rektor
 
Berkumpul di halaman Pendopo USU jam 16.30 wib dan berjalan mengitari USU dengan gema takbir bersahut-sahutan. "Inilah Ketua Umum UKMI Ad-Dakwah USU, Adek Rizki Affandi !" Teriak seorang korlap sepanjang pawai menuju halaman Biro Rektor USU.

Adek Rizki Affandi berorasi di depan Biro Rektor


Di depan Biro Rektor USU beberapa satpam memperhatikan. Di sana para ketua LDF berorasi dalam bentuk puisi yang sambung menyambung penyampaiannya. Pada acara puncak, Ketua Umum terpilih menyampaikan orasinya. Ucapan terima kasih, memohon kerja sama dengan seluruh ADK, harapan dan upaya dalam memimpin disampaikannya. 

"Kita masih melihat banyak yang belum percaya dengan LDK kita ini !. Kepercayaan itu harus kita bangun dari kita sendiri !. Kita wujudkan generasi rabbani untuk tercapai kampus USU madani. Allahu Akbar" teriak Adek tegas.

Seusai berorasi Adek menutup tarhib dengan do'a rabitha dalam suasana khidmat. Para ADK membubarkan diri dengan beriringan ke titik kumpul awal, Pendopo USU.


Tim Redaksi Garda Media USU

Rabu, 16 Maret 2016

Inilah Profil Ketua Umum Terpilih UKMI Ad-Dakwah USU

Adek Rizki Afandi, ketua umum terpilih UKMI Ad-Dakwah USU

"Mungkin status amanah yang diemban kepengurusan lama sudah selesai, akantetapi amanah yang tidak berstatus itu masih tersemat di pundak sebagai kader dakwah, maka jangan lupa untuk senantiasa membimbing kami yang sedang dan akan menjalani perjalanan estafet dakwah setahun ke depan. Besar harapan saya abang dan kakak demisioner tetap akan mau turun tangan membersamai dakwah ini sampai proses regenerasi pengemban dakwah selanjutnya pun tiba. Amiin." (Adek Rizki Afandi)

Adek Rizki Afandi, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2013 terpilih menjadi ketua umum UKMI Ad-Dakwah USU masa jabatan 2016-2017. Kelahiran Medan, 23 Januari 1996 ini merupakan anggota aktif UKMI Al-Islah Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Jabatan terakhir yang ia emban pun adalah menjadi ketua umum UKMI Al-Islah tahun 2015-2016. 

Berikut adalah visi dan misinya dalam memegang amanah sebagai ketua umu baru UKMI Ad-Dakwah :

Visi
Mewujudkan generasi rabbani yang unggul secara ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah di lingkungan Universitas Sumatera Utara demi tercitanya kampus yang madani.

Misi 

  • Optimalisasi peran pembinaan mahasiswa muslim USU.
  • Efektivitas dan efesiensi agenda dakwah kampus USU.
  • Menjalin ukhuwah Islamiyah dengan seluruh civitas akademika USU termasuk di dalamnya yakni  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) internal dan eksternal yang ada di USU.
  • Membangun komunikasi, koordinasi dan relasi dengan organisasi kampus lain dalam rangka menjaga eksistensi LDK USU dan sebagai peran Islam yang Rahmatan Lil 'alamin.
  • Berperan aktif dalam event tingkat regional maupun nasional.

Adek biasa ia disapa mengaku ada beberapa agenda yang akan beliau segera laksanakan ketika telah dilantik nanti. Beberapa diantaranya yaitu pembentukkan struktur dan konsolidasi pengurus UKMI Ad-Dakwah 2016-2017, pelantikan dan penentuan rapat kerja semester A kepengurusan baru serta eksekusi semua kerja dakwah. 


Tim Redaksi Garda Media USU


Senin, 14 Maret 2016

Indonesia dan Urgensinya Dalam Upaya Mendukung Kemerdekaan Palestina

Ilustrasi : Internet


Baru saja Indonesia selesai melakukan perhelatan KTT OKI tanggal 6-7 Maret di Jakarta. Ada beberapa alasan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah menggantikkan Maroko, yaitu karena Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dengan besarnya jumlah penduduk muslim tersebut, Indonesia merupakan tempat yang layak, paling strategis dan memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel yang merupakan substansi dari berdirinya OKI yang menaungi Negara-negara Islam di di Asia-Afrika.

Mengapa upaya mewujudkan kemerdekaan Palestina dianggap penting menjadi suatu isu ataupun wacana bersama bagi Negara-negara islam? Tak lain dan tak bukan karena ukhuwah islamiyah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, “Muslim yang satu dengan muslim yang lain ibarat sebuah bangunan, apabila yang satu merasakan sakit, maka yang lain pun akan ikut merasakan” hal itulah yang merupakan urgensi mengapa kemerdekaan Palestina adalah isu pokok yang diperjuangkan oleh Negara-negara islam dalam percaturan politik dunia.

Indonesia dan Sikap Terhadap Kemerdekan Palestina
Dalam konteks keindonesian banyak pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat kita seputar upaya perjuangan kemerdekaan Palestina. Yang pertama, mengapa kita harus bersusah-susah dan mengambil pusing dalam kemerdekaan palestina sedangkan di dalam negeri saja kita belum merdeka seutuhnya? Jawabannya adalah, mengutip perkataan dari Proklamator Indonesia yaitu Ir.Soekarno “JAS MERAH” Jangan sekali-sekali melupakan sejarah.

Jika kita flashback ke belakang, Palestina merupakan Negara yang mengambil peranan penting dan merupakan aktor utama dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Palestina adalah Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Dukungan Palestina diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mufti besar Palestina. Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan selamat beliau ke seluruh dunia Islam, bertepatan dengan pengakuan Jepang atas kemerdekaan Indonesia. Bahkan dukungan ini dilakukan setahun sebelum Soekarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

            Selanjutnya pertanyaan kedua yang muncul adalah, kenapa organisasi Islam sangat pro aktif dalam berpropaganda dan menghimpun bantuan untuk korban konflik di Palestina padahal banyak masyarakat Indonesia yang lebih membutuhkan bantuan ketimbang mereka yang ada di Palestina?

Mari kita buka Preambule Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pada alinea keempat termaktub tujuan dari didirikannya bangsa Indonesia yaitu, “…..untuk membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Berangkat dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai sebuah Negara merdeka, Indonesia memiliki kewajiban untuk “melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial” itu dan konfik Israel-Palestina merupakan konflik yang mengancam ketertiban dan stabiltas dunia. Konflik ataupun peperangan dapat mempengaruhi keberlangsungan populasi manusia di suatu Negara terlebih apabila obyek yang disasar adalah perempuan dan anak-anak.

Disinilah Indonesia mengambil peran dalam menjaga ketertiban dunia, kemerdekaan, dan keadilan sosial. Jadi, apa yang dilakukan oleh organisasi seperti Mer-C atau Bulan sabit Merah Indonesia (BSMI) hari ini merupakan upaya pengimplementasian alinea keempat UUD 45, bukan karena fanatisme agama, etnosentrisme dan lain sebagainya. Dan bantuan tersebut bukan hanya mereka lakukan kepada umat islam yang tertindas saja, melainkan juga umat beragama lainnya. Ketika di tarutung dan sinabung sekalipun yang terkena bencana, organisasi seperti BSMI juga ikut ambil bagian dalam penanganan bencana disana terutama dalam bidang kesehatan.

Dan dalam upaya mewujudkan kemerdekaan Palestina bukan hanya dikotomi pada satu agama ataupun kelompok saja, melainkan upaya bersama dari seluruh stakeholder masyarakat Indonesia lintas agama, ras, kelompok dan lain sebagainya karena hal ini merupakan implementasi ataupun amanat dari UUD 45. Dalam kata lain “Wajib” bagi kita bangsa Indonesia untuk mendukung sepenuhnya “Kemerdekaan Palestina” karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Mendukung Kemerdekaan Palestina Bukan “Keharusan” Tetapi “Kewajiban”
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia kita menyepakati Piagam HAM yang bersasakan kepada asas kemanusiaan, kemerdekaan dan kebebasan. Dan Piagam HAM ini berlaku secara universal. Indonesia sebagai sebuah Negara yang mengakui Piagam HAM meratifikasi dan mengadopsi Piagam HAM tadi dalam Konstitusi Indonesia yaitu UUD 45. Jadi sebagai sebuah bangsa yang hidup ditengah-tengah lingkungan masyarakat dunia yang menerapkan HAM, sudah selayaknyalah kita menjadi actor, menjadi pemain dalam menjaga perdamaian dunia, menjamin kebebasan dan kemerdekaan Negara-negara terjajah.

Mendukung upaya kemerdekaan Palestina bukanlah sebuah “keharusan” melainkan “kewajiban” yang benar harus kita tunaikan mengingat besarnya jasa Palestina dalam upaya kemerdekaan Indonesia pada masa lalu. Dan didukung pula oleh konstitusi kita, yang membuat landasan kita dalam berjuang menjadi kuat karena yang kita lakukan bukan karena fanatisme beragama, melainkan upaya menegakkan perdamaian dan keadilan di muka bumi. Karena perdamaian dan keadilan itu merupakan values yang dimilki semua agama, ras dan kelompok apapun yang ada di Indonesia. Jadi, sebagai bangsa Indonesia tidak ada alasan untuk kita tidak berjuang dan bergerak dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina.

      
  Penulis bernama Imam Ardhy , mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU Stambuk 2013
Saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Merah Putih USU &
Staff Departemen Penalaran & Pengembangan Keilmuan (P2K) UKMI As-Siyasah FISIP USU

Sabtu, 12 Maret 2016

Raker FSLDK- SUMUT 2016 Bersama Pelantikan pengurus FKMM Harapan

Persiapan menuju rapat kerja puskomda Sumatera Utara (Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Sumatera Utara) yang dilaksanakan Sabtu, 12 Maret 2016 pukul 10.30 wib yang diabadikan setelah pelantikan pengurus baru FKMM bertempatkan di Sekolah Tinggi Teknologi Harapan Medan
Gardamedia.org -  “Narasi besar, demi mewujudkan kemenangan dakwah kampus Sumatera Utara yang progressif” menjadi tema yang digemakan keseluruh pengurus puskomda Sumut (FSLDK –SU) dalam rapat kerjanya. Dengan adanya rapat kerja yang terlaksana dengan baik harapan kedepannya juga akan melakukan aksi yang nyata dalam melaksanakan seluruh program kerja yang sudah di rancang dengan sedemikian baik.
            Pemaparan yang baik dari ketua, sekretaris, bendahara umum dan  setiap komisi  puskomda yang terdiri dari komisi A (Isu), komisi B (Pengembangan Wilayah), komisi C ( Kemuslimahan) dan yang terakhir komisi D (Hubungan Masyarakat dan Media)  yang menjelaskan justifikasi program kerja keseluruh pengurus harian yang telah direkomendasi dari setiap lembaga dakwah kampus (LDK) di Sumatera Utara, dengannya akan dapatlah saran dan kritikan dari pengurus untuk setiap program kerja yang telah di sepakati bersama.

            Penjelasan program kerja puskomda Sumut  2016 (FSLDK-SU), sebagai berikut :
No
Komisi/ Divisi
Nama Program Kerja
ket
1
Sekretaris
1.Mengatur jadwal syuro BPH

2
Bendahara umum
1.Tabungan Puskomda,
2.Don Tap ( Donatur Tetap)

3
Komisi A
1.Manajemen Isu
2.Pusaka (pusat kajian Islam Mahasiswa)
3.Training Relawan
4.GSJN(gerakan shubuh berjamaah nasional
5.Aksi dan Tanggap bencana

4
Komisi B
1.Pendataan LDK
2.Pendampingan LDK
3.Training Centre Daerah
4. Pembuatan LDK

5
Komisi C
1.Pembinaan Muslimah
2. syiar Kemuslimahan
3.Jaringan Kemuslimahan

6
Komisi D
1.DMC (Dakwah media center)
2.MOU (Media Of Ummat)
3.Jarkom (jaringan dan komunikasi)
4.Lingkar alumni FSLDK SUMUT


            Dalam waktu yang  bersamaan juga, pelantikan pengurus  forum komunikasi mahasiswa/i muslim (FKMM) Sekolah Tinggi  Teknologi Harapan yang melantik 24 pengurus baru. Diketuai oleh Ibnu Sikumbang, dengan merekalah akan berkiprah dalam dunia dakwah demi mewujudkan kemenangan yang abadi.

            

Pelantikan pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa/i Muslim (FKMM) Sekolah Tinggi Teknologi Harapan
Acara rapat kerja dan pelantikan pengurus FKMM selesai sebelum menjelang sholat asar, penutupan yang diakhiri  dengan pemberian plakat dari pihak pengurus puskomda oleh  Ridho (Ketua Umum )  kepada tuan rumah STT Harapan, Ibnu Sikumbang (ketua FKMM).

Penulis dan foto : Mira Maharani

Rabu, 09 Maret 2016

Masya Allah, Ternyata Wartawan Pertama di Dunia adalah Nabi Nuh Alaihi Salam

Ilustrasi : Internet

Pertama sekali para sejarahwan memperlihatkan bahwa zaman dahulu kala ada orang yang khusus melakukan pekerjaan sebagai perantara dalam hal melaksanakan komunikasi antar manusia. Williem Haversmit (1885: 3) melalui bukunya, De Courant, mengingatkan kita pada orang-orang Babylonia di mana menurut catatan Flavius Josephus, mereka telah memiliki para penulis sejarah yang bertugas menyusun cerita tentang kejadian sehari-hari dan kemudian menyiarkannya kepada orang lain.

Jauh sebelum itu, Al-Qur’an telah mengisahkan tentang manusia pertama yang bertugas sebagai perantara informasi kepada sesamanya (QS. Nuh: 25, Hud: 37-45). Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan banjir yang sangat hebat kepada kaum kafir, maka datanglah malaikat utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal itu cukup untuk dipergunakan sebagai alat evakuasi oleh Nabi Nuh beserta sanak keluarganya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang.

Tidak lama kemudian, seusainya Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiada ketinggalan, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat luas. Saat itu Nuh dengan orang-orang yang yang beriman serta hewannya itu telah naik ke dalam kapal, dan berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat itu.

Hari larut berganti malam, minggu pertama disusul minggu kedua, dan selanjutnya hingga menjelang hari yang keempatpuluh. Namun air  tetap masih menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu, Nuh beserta isi kapalnya mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanaann mulai menipis. Masing-masing penumpang kapal pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menentramkan kerisauan hati mereka. Dengan mengetahui situasi dan kondisinya itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berpikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya itu, terutama dalam melakukan penghematan yang lebih cermat.

Guna memenuhi keperluan atau keinginan para penumpang kapalnya itu Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun tadi, Nuh dapat mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, seingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya.

Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari  dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritanya) itu, mereka menunjukkan bahwa sesengguhnya kantor berita yang pertama di dunia itu adalah kapal Nuh.

Sumber :Buku Pengantar Jurnalistik : Kustadi Suhandang

Penulis : Muhammad Aji Nst


MEMAKNAI GERHANA SEBAGAI AJANG PENGUATAN AQIDAH

Penampakan Gerhana Matahari di Medan (diambil dari Tribun Medan)

Setidaknya, ada tiga ciri manusia dalam mengartikan fenomena gerhana yang baru-baru ini terjadi. Yang pertama adalah masyarakat primitif, yang mengartikan fenomena gerhana sebagai fenomena yang tidak biasa. Sehingga mereka melakukan ritual-ritual aneh yang menghamba dan bersujud kepada gerhana. Yang kedua adalah masyarakat yang mengartikan fenomena itu sebagai hal yang biasa dan cenderung tidak peduli. Adapun yang ketiga, memaknainya sebagai suatu gejala alam yang perlu untuk didokumentasikan sebagai ajang eksis diri. Di dalam agama Islam, fenomena terjadinya gerhana berarti ajang umat muslim untuk melaksanakan shalat gerhana (khusuf). Di dalam shalat gerhana, umat muslim berbondong-bondong menuju tanah yang lapang untuk mendirikan shalat, yang kemudian dilanjutkan dengan ceramah yang biasanya sekitar 30 menit.

Menurut versi Islam, gerhana merepresentasikan bahwa umat muslim bukanlah penyembah berhala. Bukan penyembah gerhana, bulan, matahari, atau animisme (benda-benda yang dianggap keramat). Umat Islam melaksanakan perintah shalat gerhana sebagai sesuatu yang dititahkan Allah kepada hambanya. Sebagai perlambang bahwa umat muslim tidak menyembah berhala, melainkan menyembah Allah yang menciptakan fenomena yang ada di langit maupun di bumi sebagai salah satu bentuk kekuasaannya.

Manusia muslim memandang fenomena gerhana, yang sempat menghebohkan beberapa daerah di Indonesia ini sebagai suatu hal yang biasa. Namun, bukan berarti tidak peduli. Sebab dalam Islam, Allah selalu mengingatkan hambanya untuk memperhatikan fenomena alam yang terjadi di sekitarnya, sebagai ajang mempertebal akidah, dan bukan malah melunturkan iman kedalam syirik. Na’udzubillah.

Terakhir, mendokumentasikan sesuatu hal yang baru dan jarang terjadi seperti fenomena gerhana, memang merupakan suatu hal yang mubah untuk dilakukan. Tapi, jika niat melakukan itu semata-mata untuk eksis, tampaknya akan lebih banyak waktu yang terbuang percuma.


Padahal, jika kita mau meluangkan waktu untuk beranjak dari tidur, menyiapkan diri untuk shalat gerhana, berjalan ke tanah yang lapang, bertemu dengan saudara-saudara kita yang seiman, menggelar sajadah dan menghadapkan diri ikhlas kepada Allah. Niscaya hal itu tentunya lebih berguna sekaligus bermanfaat di akhirat kelak. Mari, kita memaknai fenomena gerhana ini sebagai ajang mempertebal dan menguatkan akidah kita. Aamiiiinn.


Penulis : Khairullah



Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...