Hari-hariku di Kampus seketika menjadi mati.Sejak mereka menemukanku (ya, aku tidak terlalu suka mencari). Mereka tidak seperti kebanyakan teman dekatku dulu, melakukan semua yang membuat kami tertawa. Thats life, right?
Pertemuan pertama kami sungguh menyesakkan dadaku. Orang-orang seperti apa mereka ini? Duduk berdekatan mereka saja aku tidak nyaman apalagi diajak mendengar kajian (ceramah dimesjid). Dalam diam, batinku mendefenisikan bahwa mereka perempuan-perempuan aneh. Tidak menyenangkan dan tidak gaul! Mengapa mereka terus-terusan mendekam dalam Musholla? Aktivitas yang membosankan.
Salat, mengaji, membaca buku-buku Islam dan tak absen untuk saling memberi tausyiah. Sedikitpun tidak ada kutemukan pembicaraan lucu yang buat aku bisa tertawa terbahak. Aku sangat ingin lari dari mereka. Pergi dan tak mau kembali lagi, tapi seakan ada hukum yang membelenggu kakiku sehingga aku tak bisa lepas dari penawanan ini. Aku tidak pernah tahu apa yang membuatku tak pernah berani untuk melakukannya. Aku terhipnotis.
Setiap langkah yang aku ayun bukannya keluar dari Musholla, malah mendatangi Masjid yang lain pula. Aku terkena hipnotis. Aku pasrah, hingga hatiku menjadi biasa dengan kebosanan ini. Namun suatu ketika, aku kembali seperti terkena hipnotis lagi dalam keadaan sadar. Tapi kali ini berbeda. Aku tidak tahu kenapa dan dari mana datangnya. Kala itu suara sang ustad mengalun beda menyambangi telinga bagai untaian bisikan indah dan dengan merdunya menjamah kalbuku hingga ia menjadi lembut. Aku pandang wajah orang-orang aneh disekelilingku dan mereka seketika berubah!
Masih terhipnotis. Aku rasakan sejak saat itu, aku mulai kerasukan sesuatu. Tiba-tiba saja aku seperti akan menjadi mereka. Orang-orang aneh itu.
Hari ini, aku sudah sedikit mirip dengan mereka. Aku amat bahagia bila menjadi bagian satu jiwa dengan mereka. Aku amat bahagia bila mampu mencintai mereka seperti aku mencintai diriku. Aku sekarang adalah orang aneh dengan hati yang bahagia walau kau tak percaya. Dan ternyata rangkaian hipnotis yang selama ini aku alami adalah sepaket hidayah. Aku mendapatkannya melalui mereka.
Jika ada yang menanyakan padaku. Apa jadinya jika kau kehilangan mereka? Aku tidak tahu, yang aku tahu mereka pasti mendoakanku.
Penulis : Tara R. Nida Batu Bara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar