Sabtu, 23 Januari 2016

Islam Sebagai ‘Sokoguru’ Pembebasan

Ilustrasi: Internet

Gardamedia.org - Islam hadir sebagai jawaban atas ‘kejahilan’ masyarakat arab pada zaman dahulu sangat berdampak pada peradaban bukan hanya di tanah Arab bahkan dunia hingga sekarang. Kelahiran salah satu agama terbesar di dunia tersebut kini telah menjadi perhatian dunia baik dalam konteks ekonomi, kebudayaan serta sosial politik. Bicara islam juga sangat inheren dengan masyarakat karena salah satu kunci kesuksesan manusia beragama menurut Islam adalah bermanfaatnya ia di masyarakat, maka dalam hal ini Islam tidak hanya total berbicara hubungan transendental kepada sang khalik namun juga hubungan horizontalnya kepada sesama manusia.

Al-qur’an dan Fondasi ajaran islam

Bicara Islam akarnya adalah Alquran, melihat Islam tak bisa lepas dari Alquran, kitab suci umat islam yang memuat seluruh aspek kehidupan manusia dari yang terkecil sampai hal terbesar dalam aktivitas sosial manusia. Penyusunan surah-surah Alquran bersifat mekanis, didasarkan atas panjang pendeknya surah. Surah-surah makiyyah yang berjumlah sekitar 90 surat dan termasuk ke dalam periode perjuangan awal, kebanyakan pendek-pendek, tegas, berapi-api, bersemangat, dan sarat dengan semangat kenabian. Di dalamnya, keesaan Tuhan, sifat-sifatNya, kewajiban etis manusia dan hari pembalasan menjadi tema-tema utama. Surah-surah madaniyah, sebanyak 24 surat (sekitar sepertiga kandungan Alquran) yang diturunkan (unzilat) pada periode kemenangan kebanyakan panjang-panjang, luas cakupanya dan sarat dengan muatan hukum.  Di dalamnya, dogma-dogma teologis dan aturan-aturan formal yang terkait dengan salat berjama’ah, puasa, haji dan bulan-bulan suci mulai ditetapkan. Lebih jauh lagi, surah madaniyah memuat hukum-hukum yang melarang minuman keras, babi dan perjudian, aturan-aturan keuangan dan militer seperti zakat dan perang suci (jihad), hukum-hukum pidana dan perdata yang terkait dengan pembunuhan, tebusan, pencurian, riba, penikahan dan perceraian, perzinahan, hukum waris dan pembebasan budak. Aturan-aturan pernikahan yang sering dikutip (Q.S. 4:3) sebenarnya bertujuan untuk membatasi, bukan memperkenalkan poligami sementara ketentuan tentang perlakuan terhadap budak, anak yatim dan musafir (Q.S. 4:2,3,36:16:71:24:33) menjadi ketentuan yang paling humanis dalam hukum islam. Membebaskan budak dinyatakan sebagai tindakan yang paling disenangi Tuhan dan bisa menebus dosa seseorang. Kisah-kisah teladan terdahulu dan para nabi muncul diberbagai tempat dalam surah madaniyah, seperti surah ke-24. Di antara ayat-ayat Alquran yang paling agung adalah surah 2: 177, 262.[1]

Alquran merupakan firman Allah (kalam, Q.S. 9: 6: 48: 15: bandingkan dengan Q.S. 6: 114-115) yang berisi wahyu terakhir (Q.S. 17: 106-107: 97: 1: 44: 3: 28: 51: 46: 11) dan ‘tidak diciptakan’. Baik dalam aksara maupun bahasanya, Alquran identik dan memiliki keabadian yang sama dengan bentuk idealnya di langit (Q.S. 56:77-80: 85: 21-22). Dari semua mukjizat, Alquran merupakan mukjizat terbesar. Keistimewaan, keagungan dan kehebatan Alquran ditegaskan dalam beberapa ayat yang diantaranya menyatakan bahwa jika semua manusia dan jin bergabung, mereka tidak akan mempu menghasilkan hal yang serupa dengan Alquran (Q.S. 17: 88).

Semua kisah dalam Al-quran dipaparkan dengan tujuan untuk mendidik, bukan semata untuk bercerita namun untuk memberikan pelajaran moral dan mengajarkan bahwa di masa lalu Tuhan selalu memberikan balasan pahala kepada orang-orang baik dan menghukum orang-orang jahat.[2]

Islam sikap tunduk pada kehendak Tuhan.

Dari tiga agama monoteisme yang dikembangkan oleh Bangsa Semit, Islam dengan Alqurannya adalah yang paling mirip dan mendekati Yahudi dengan Perjanjian Lamanya, ketimbang Kristen dengan Perjanjian Barunya, namun Islam memiliki kedekatan dengan keduanya. Fondasi agama Islam, sebagaimana diungkapkan oleh seorang teolog meliputi tiga prinsip yang berbeda, yaitu ‘iman’ (keyakinan agama), ‘ibadah’ (peribadatan, kewajiban agama) dan ‘ihsan’ ( perilaku baik), yang ketiganya tercakup dalam makna din (agama).[3]Sesungguhya agama di sisi Allah adalah Islam (Q.S. 3: 17). Prinsip iman melibatkan keyakinan kepada Tuhan, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari pembalasan dan takdir. Ajaran yang pertama dan terpenting dalam iman adalah pengesaan Tuhan sebagaimana tercermin dalam kalimat ‘la ‘ilaha illa’ Allah’, tidak ada Tuhan selain Allah. Dalam iman, konsep Tuhan menempati posisi tertinggi. Dan kenyataanya, lebih dari 90% kajian teologi Islam membahas Tuhan berikut segala aspek yang terkait denganNya. Dia adalah Tuhan yang sejati dan sebenar-benarnya. Penegasan tentang keesaanNya tertuang dengan sangat tegas dalam Alquran surah ke-112. Tuhan merupakan realitas tertinggi, terdahulu, pencipta (Q.S. 16: 3-17: 2: 28-29), Maha Mengetahui, Mahakuasa (13: 9-17: 6: 61-65: 2: 106: 3: 26-27), Maha Hidup dan Berdiri Sendiri (Q.S. 2: 225: 3: 1). Dia memiliki 99 nama indah (al-asma’ al-husna,[4] Q.S. 7: 180) dan berbagai macam sifat. Butiran tasbih orang-orang islam terdiri atas 99 biji sesuai dengan jumlah nama Tuhan. Salah satu sifatNya, yaitu cinta kasih, disandingkan dengan sifat Maha Perkasa dan Maha Agung (Q.S. 59: 22-24). Islam (Q.S. 5: 3: 6: 125: 49: 14) adalah agama ‘ketundukan’, ‘penyerahan diri’ kepada kehendak Allah. Ketundukan Ibrahim dan anaknya pada ujian Tuhan untuk mengorbankan anaknya diungkapkan dalam kata kerja aslama (Q.S. 37: 103), jelas merupakan sikap yang mengilhami Muhammad untuk menjadikan Islam sebagai nama agamanya.[5]Di sinilah terletak pokok kekuatan Islam, pada bentuk monoteismenya yang ketat, sistem keyakinannya yang sederhana, dan hasrat yag kuat pada kekuasaan tertinggi dalam wujud zat yang abstrak. Para pemeluknya menikmati perasaan puas dan pasrah yang tidak dimiliki oleh para penganut agama lain.

Ajaran iman yang kedua adalah mengakui Muhammad sebagai utusan  (rasul) Allah (Q.S. 7: 158: 48:29), nabiNya (Q.S. 7: 157-158), pemberi peringatan (Q.S. 35: 23) kepada umatnya, dan sebagai penghulu (Q.S. 33: 40) jalur panjang para nabi dan karena itulah, ia merupakan nabi terbesar. Dalam sistem teologi Alquran, Muhammad tidak lain adalah manusia yang membawa mukjizat berupa Alquran, tapi dalam sejarah riwayatnya, kisah dan keyakinan para pengikutnya, Muhammad juga dianggap memiliki ruh Tuhan. Agamanya sejak semula merupakan agama praktis dan efisien. Ia tidak menawarkan gagasan yang tidak mungkin dicapai, hanya ada sedikit kerumitan dan kesulitan teologis, tidak ada pembabtisan mistik dan tidak ada hirarki kependetaan yang melibatkan proses penobatan, penasbihan dan ‘pewaris kenabian’.

Islam, jawaban atas persoalan hidup manusia

Berdasarkan paparan di atas, betapa kompleksnya isi Alquran, kitab suci umat Islam tersebut bukan hanya berbicara ritual peribadatan semata akan tetapi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama tentu banyak bicara moralitas yang juga merupakan dasar umat manusia untuk hidup sesuai ‘fitrahnya’ di dunia akan tetapi Islam bukan hanya fokus pada moralitas, Islam mengupas segala lini kehidupan. Titik paling menentukan tindakan manusia misalnya yakni ‘fikiran’, Islam adalah agama yang sangat rasional bahkan di akhir beberapa ayat sering menekankan untuk ‘berfikir’, lihat bagaimana Islam mengagungkan akal manusia bahkan Allah sudah sangat jelas mengatakan bahwa ‘Dia tidak akan mengubah nasib hambaNya sebelum hamba itu sendiri yang mengubahnya’.

Dapat ditarik benang merah penyebab segala penyimpangan sosial di masyarakat adalah ‘ekonomi’, jika ekonomi kontemporer mengatakan bahwa sumber daya alam yang terbatas tidak cukup memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas maka ekonomi ilahi mengatakan sebaliknya bahwa sumberdaya alam yang terbatas cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terbatas, lihat bagaimana Islam dengan tegas menggariskan bahwa sejatinya ‘kebutuhan manusia terbatas’ bukan tidak terbatas. Sejarah menuliskan bahwa Nabi SAW, para Khulafaurrasyidin dan khalifah-khalifah berikutnya adalah orang kaya namun sederhana dalam kehidupanya, bahkan Islam pun menyuruh seluruh umat Islam untuk menjadi orang kaya namun jangan sampai lupa akan ‘dimensi sosial’ di tengah-tengah masyarakat karena kemiskinan akan dekat pada ‘kufur’ dan hal inilah yang menjadi substansi dari prinsip ‘zakat’. Islam menganjurkan menjadi orang kaya namun lebih memuliakan mereka yang senang membantu saudaranya yang lemah.

Dari persoalan ekonomi maka akan merambah pada permasalahan yang lain yakni ‘politik, sosial, budaya’. Dalam aktivitas politik misalnya Islam tegas menjadikan tujuan berpolitik adalah untuk menegakkan syariat islam, menegakkan kalimat tauhid di tengah-tengah ummat dan meminimalisir larangan Allah di masyarakat yang pada akhirnya akan tercipta masyarakat yang madani. Butuh dalil apalagi untuk mengatakan bahwa islam adalah agama yang ortodoks dan anti pembebasan, tak ada lagi perdebatan tentang islam, Islam berhasil menjawab tantangan hidup manusia lewat hukum-hukumnya. Islam bukanlah dongeng yang seolah-olah memberi harapan utopis pada umatnya, Islam mengajarkan lewat peristiwa, nalar berfikir serta ‘fakta sejarah’. Islam sebagaimana tertuang dalam Alquran adalah rahmatanlil’alamin (rahmat bagi seluruh alam), jika manusia tak juga bebas dari masalah hidup yang menerpa, maka jangan putus asa, kembali lah kepada Islam, cahaya yang terang benderang, karena Islam adalah sokoguru pembebasan umat manusia.



[1] History of the Arabs, Philip K Hitti (Palgrave Macmillan, 2002)
[2] The legacy of israel, E.R. Bevan dan C. Singer (oxford, 1928)
[3] Bandingkan dengan al-syahrastani, al-milal wa al-nihal, Cureton (London, 1842-1846)
[4] Al Ghazali, al maqshad al-atsma, edisi kedua (kairo, 1324), hal. 12: Baghawi, Mashabih, jilid I, hal. 96-97.
[5] C.C. Torrey, The Jewish Foundation of Islam (New York, 1933) hal. 90, 102.



Ditulis oleh : Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan (mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU stambuk 2012)

Rabu, 13 Januari 2016

Pemilihan Rektor USU, Bagaimana Sikap KAMMI ?

Ngobrol Politik (NGOPI) KAMMI MP USU, rabu (13/01) di Sanggar FKM USU

Gardamedia.org - Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri terfavorit yang ada di provinsi Sumatera Utara. Jauh sebelum itu bahkan Universitas Sumatera Utara juga  menjadi salah satu universitas terbaik yang ada di Pulau Sumatera bahkan Indonesia. Universitas Sumatera Utara merupakan universitas negeri ketujuh di Indonesia yang diresmikan oleh Ir.Soekarno pada tanggal 20 November 1957. Pada awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di kawasan barat Indonesia. 

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2003, USU yang tadinya memiliki status Perguruan Tinggi Negeri berubah statusnya menjadi  Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN). Berubahnya status tersebut mengimplikasikan bahwa USU sebagai Perguruan Tinggi berhak mengambil kebijakan dan menyelesaikan rumah tangganya sendiri tanpa terlebih dahulu di intervensi oleh pemerintah. 

Perubahan status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) lantas tidak serta merta mengubah wajah USU menjadi lebih profesional dan berkualitas. Konflik internal para elite menyebabkan USU perlahan menuju kearah kemunduran. Sistem pengelolaan kampus yang amburadul, fasilitas kampus yang belum memadai menjadi bukti lemahnya kinerja para birokrat kampus untuk mengelola kampus ini. 

Nuansa akademis pun perlahan hilang dari kampus kita tercinta ketika infrastruktur kampus yang ada hari ini belum mendukung bagi para mahasiswa untuk mengembangkan khazanah keilmuan dan bakatnya. Fasilitas kampus yang notabene diperuntukkan untuk mahasiswa hari ini dikomersialisasi oleh pihak kampus dengan biaya yang tidak masuk akal.

Penggunaan Gelanggang Mahasiswa, Auditorium, bus lintas USU seakan menjadi barang “Mewah” bagi mahasiswa yang ingin mengadakan event-event dan membuat kegiatan yang sebenarnya dapat mendongkrak “akreditasi” dan “citra” kampus di masa depan. Belum lagi fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar di fakultas-fakultas, seperti ketersediaan infokus, sound system dan lainnya masih menjadi barang yang “diperebutkan” para komting di setiap kelas untuk mendapatkannya demi memudahkan proses belajar di kelas. Ditambah dengan fasilitas kamar mandi yang sangat jauh dari kata standar kebersihan kamar mandi pada umumnya. Masalah keamanan kampus hampir setiap minggu, bahkan setiap hari kita mendengar berita civitas akademika USU kehilangan kendaraannya di parkiran. 

Ketersediaan infrastrukstur kampus yang “layak” dan “memadai” merupakan sebuah keharusan dan sebenarnya bukanlah sebuah “barang mewah” bagi mahasiswa untuk mendukung proses belajar di kampus. Karena fasilitas yang baik akan menimbulkan kenyamanan dan bermuara kepada terciptanya nuansa akademis di kalangan civitas akademika dan klimaksnya adalah peningkatan prestasi-prestasi yang diukir mahasiswa USU dalam event tingkat nasional maupun  internasional. 

Dalam momen Pemilihan Rektor kali ini KAMMI berharap menjadi momentum kebangkitan USU di masa depan dan dapat menjadi titik tolak, titik lepas landas bagi USU keluar dari lilitan masalah berapa tahun belakangan. KAMMI berharap Nuansa Akademis di Universitas Sumatera Utara dapat kembali tercipta, dan terbangun sehingga civitas akademika Universitas Sumatera Utara dapat lebih leluasa untuk berpikir aktif dan kreatif menyelesaikan problema bangsa di masa depan. Dan KAMMI juga berharap pemilihan rektor tahun ini menjadi penyejuk ditengah “kekeringan intelektual” di kampus USU tercinta dan bukan hanya sekedar menjadi “Fatamorgana” yang indah dari kejauhan namun busuk ketika berada di dalam.


Departemen Kebijakan Publik KAMMI Merah Putih USU

Senin, 11 Januari 2016

Ini Dia Rizky Abdillah Lubis, Ketua Umum Terpilih K3MI Al-Hadiid FT USU

Rizky Abdillah Lubis, Ketua Umum K3MI Al-Hadiid FT USU

Gardamedia.org - Minggu (10/01) Musyawarah Besar (Mubes) K3MI Al-Hadiid FT USU selesai digelar. Mubes yang dilaksanakan di BTBS Masjid Dakwah USU ini menghasilkan Ketua Umum baru untuk periode kepengurusan 2016. Dia adalah Rizky Abdillah Lubis, mahasiswa jurusan Tehnik Mesin stambuk 2014. 

Saat diwawancarai reporter Gardamedia, pria kelahiran Medan 1 Juni 1996 ini mengaku sudah mempunyai visi-misi sendiri selama kepengurusannya nanti.

"Visi saya adalah membentuk mahasiswa tehnik yang berkapasitas ruhiyah yang baik serta menjadi lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat. Sedangkan Misi-nya adalah menjadikan anggota Al-Hadiid sebagai contoh teladan yang baik bagi mahasiswa lainnya, dan satu lagi membentuk anggota yang handal di bidang ke organisasian yang dapat mengaplikasikan keahliannya saat berada di dunia kerja nanti." terangnya.

Rizky juga mengatakan langkah awal yang akan dilakukannya untuk Al-Hadiid di awal kepengurusan adalah berusaha membuat kesekretariatan, memantau perkembangan ibadah anggota melalui evaluasi mutaba'ah yaumiah, serta membantu badan kenadziran mushalla dalam menjaga kebersihan dan kenyamanannya.


Reporter : Rahmat Arif Siregar




Sabtu, 09 Januari 2016

Milad ke-20 Tahun, UKMI Ad Dakwah Berbagi dengan Anak Yayasan Sosial



Ketua Umum UKMI Ad Dakwah USU bersama
anak didik yayasan sosial Amal Saleh


Gardamedia.org - Beberapa waktu yang lalu UKMI Ad Dakwah USU genap memasuki usianya yang ke 20 tahun.. Peringatan milad ke-20 ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika di usiamya yang ke 19 tahun lalu UKMI Ad Dakwah USU merayakannya dengan melakukan dialog interaktif bersama ke 15 Ketua Umum setiap Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) se-USU, maka kali ini perayaan miladnya dilakukan dengan aksi berbagi ke sebuah yayasan sosial di kota Medan.

Perayaan yang dilaksanakan pada hari sabtu (9/01) ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik serta bermanfaat. Diantaranya dengan menggelar lomba menggambar untuk seluruh anak didik di yayasan tersebut. Selain itu, UKMI Ad Dakwah juga memberikan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dan menyikat gigi yang baik dan benar. Semua anak tampak antusias mengikuti serangkaian kegiatan yang dilakukan tanpa rasa canggung. Dan di akhir acara diisi dengan pembagian buku pelajaran ataupun buku bacaan yang merupakan sumbangan dari para mahasiswa USU.

Mengutip dari berita Milad UAD ke-19, UKMI Ad Dakwah USU merupakan sebuah organisasi yang didirikan di Medan pada tanggal  16 Desember 1995 dan berkedudukan di Masjid Dakwah Kampus USU. Awalnya, UKMI Ad Dakwah merupakan kelanjutan dari sebuah organisasi mahasiswa islam bernama Bina Mahasiswa yang kemudian berubah bentuk dan fungsi. Sebelumnya, organisasi ini hanya berupa kelompok pengajian eksternal kampus semata. Tapi karena kegigihan dan keuletan para pelopornya dalam menegakkan syiar islam, berhasil menarik perhatian khusus dari pihak birokrat kampus kala itu. Hingga akhirnya lembaga ini berubah nama menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ad Dakwah USU.

Jumat, 08 Januari 2016

Memenuhi Religi, Adrian Menginspirasi


Adrian Hilman Lubis (27),  Penemu dan Penulis Muda Indonesia
Gardamedia.org - Bulan Juli tepatnya tahun 2014 lalu, seorang pemuda kelahiran Tanah Deli 18 Oktober 27 tahun silam berhasil tampil unjuk gigi di kancah Internasional lebih tepatnya dalam "Sakura Science Program Asian - Japan Youth Exchange Program" di negeri Sakura. Adrian Hilman berhasil mengalahkan pesaing lainnya yang berasal dari tanah Jawa, Kalimantan, bahkan sampai negeri cendrawasih. Menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam pertemuan ilmuan muda asia di Jepang, Adrian Hilman berhasil mengaktualisasikan Indonesia lewat temuan dan ciptaan-ciptaan miliknya.

Penemu yang beralmamater Universitas Sumatra Utara ini, selain aktif dalam mengembangkan temuan miliknya. Beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan intra maupun ekstra kampus, menjadi aktivis adalah keharusan baginya. Selain pernah menjadi Ketua Umum dalam Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (IMTHP), Adrian Hilman juga aktif dalam Badan Kenaziran Masjid Al-Mukhlisin Fakultas Pertanian USU. Bahkan menjadi Ketua Departemen Humas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia wilayah Sumut pun di gandrunginya. Kesibukannya dalam dunia dakwah tidak menyurutkan langkahnya untuk berkreasi menjadi Ilmuan bangsa. Menurutnya pemenuhan kebutuhan religi adalah hal utama yang harus di pertimbangkan, setelah religi terpenuhi maka inspirasi menghampiri tuturnya.

Salah satu temuan fenomenal yang hingga hari ini masih berdengung di sekitar kita ialah, penemuannya bersama mahasiswa Fisika USU yang berupa alat Bahan Bakar Hemat Energi  yang mereka namai “Energi Inovasi Anak Indonesia” atau disingkat EVINDO. Alat ini sendiri telah mencapai 3500 pices penjualan sejak di luncurkannya tahun 2012 silam. Hebatnya lagi alat Penghemat Bahan Bakar ini telah sampai pada hak pematenan dan sedang dalam proses standar SNI (Standar Nasional Indonesia).

Evindo sendiri dapat di gunakan baik oleh kendaraan motor, mobil, sampai kapal selam. Dan penghematan yang dapat di hasilkan dari temuan mereka bisa sampai 40 – 60%, untuk motor sendiri Evindo dinamai dengan EFE01 dan mobil dinamai Power Fuel. Meski barang temuan mereka ini belum dapat di temui secara cuma-cuma, namun anda bisa mendatangi kantor mereka sendiri yang berdomisili di CBD Polonia. 

Selain dengan temuan mereka yang mulai mendapat tempat di hati masyarakat, Adrian Hilman juga mulai menulis buku “ 25 Ilmuan Indonesia yang Mendunia” bersama teman-temannya dalam Ikatan Ilmuan Internasional Indonesia (I4), yang rencananya akan beredar di toko buku-toko buku di seluruh Indonesia 2016 mendatang.

Semoga dengan temuan dan prestasi yang ia miliki dapat menjadi Inspirasi bagi pemuda/pemudi Indonesia untuk dapat berprestasi sampai di Nasional bahkan kancah Internasional. Adrian Hilman mengajarkan kepada kita, di balik keteguhan religi akan selalu ada hal yang dapat diraih.(*rs~).



Dikirim oleh : 
Medan - Pencils Publisher
CP       : Kartika Sarah Sihombing (082313068452)
E-mail : kartikasarah@gmail.com 

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...