By : Goebahan.
K
![]() |
Ilustrasi : aceh.tribunnews.com |
Jangan kau paksakan demokrasi
Jika kata demokrasi itu muncul dari muncung senapanmu,
dan kawan-kawanmu
Jangan kau paksakan demokrasi
Jika mata kami kini buram karena tangis,
kosong karena tak punya harapan,
dan bosan melihat bangkai saudara-saudara kami yang bertikai,
di selatan, di tengah, di utara
Jangan kau paksakan demokrasi
Jika kami tak bisa mencium lagi
Semerbak harum Taman 'Eden surgawi kami,
Kejayaan Bait al-Hikmah, Dinasti Bani Abbasiyah,
Khalifah Harun al-Rasyid, Taman Gantung di Babylonia
Jangan kau paksakan demokrasi
Jika kisah durjana terulang kembali
Saat lautan biru berubah jadi hitam tinta buku-buku ilmu pengetahuan kami
Kini daratan khas Timur tengah kami
Berubah bercak merah darah dan noda keserakahanmu
Silahkan kau ambil minyak di bawah daratan kami
Asalkan tak ada mortir nyasar yang menembus dada penduduk sipil tak berdosa
Tak perlu sungkan, tak perlu malu
Asalkan hidung ini tak lagi sesak menghirup debu-debu sisa mesiu
Tak perlu kau menuduh kami memiliki senjata pemusnah massal
Sebab desing peluru kami saja
Tak sebanding dengan desing peluru, senjata,
dan personil perang gabungan kebanggaanmu
Kami tak sebanding dengan lawanmu dulu
Dan kami bukan medan uji coba senjatamu
Jika demokrasi di negara kami yang kau mau
Akan kami turuti semua itu
Asalkan tak kau ajarkan demokrasi
lewat jalan pedangmu
Salam untuk negerimu yang beradab, damai, bebas, dan cinta demokrasi
Salam dari kami yang bermuram durja
Dalam potret bingkai kemenangan demokrasimu di tanah kami...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar