![]() |
Ilustrasi |
Beberapa hari yang lalu, saya menemukan seekor anak kucing di jalan.
Suaranya ribut betul hingga mendorong kaki saya keluar untuk mencari posisi
suara kucing tadi. Ternyata di tepi jalan terdapat seekor bayi kucing yang saya
perkirakan baru lahir beberapa hari yang lalu. Entah dimana Ibu si kucing.Akhirnya
bayi kucing tersebut saya bawa ke rumah, kebetulan ada dua ekor kucing di rumah
yang juga sedang menyusui anaknya. Awalnya saya khawatir kucing di rumah itu
tidak mau menyusuinya. Karena semalaman dia biarkan anak kucing tersebut
mengeong tanpa mau mendekatinya walaupun sudah dipaksakan untuk menyusui bayi
kecil kucing tadi. Apalagi kucing itu anak-anaknya sudah lebih besar.
Paginya saya coba letakkan kucing kecil tadi bersama anak kucing yang lain.
Beberapa jam sempat saya paksakan si Hitam untuk menyusuinya, tapi tetap tidak
mau, si Hitam hanya menjilatinya. Akhirnya saya tinggalkan kucing tadi di luar
bersama anak-anaknya. Namun beberapa jam kemudian saya dengar kucing kecil tadi
sudah diam. Saya coba lihat, ternyata Masya Allah si Putih (kucing lain yang
juga menyusui anaknya) sudah menyusui kucing kecil tadi. Sambil menjilati
kucing kecil tadi. Sampai sekarang si Putih masih menyusui si kucing kecil.
Saya yakin ibu si kucing tadi tidak pernah bermaksud mencampakkan anaknya,
tapi ada tangan jahil manusia yang membuang. Mengingat banyak sekali
orang-orang yang memusuhi makhluk manis ini dengan berbagai macam alasan yang
mereka percaya. Beberapa hari yang lalu saya juga pernah mendengar kasus seperti
ini, tapi bukan kucing melainkan kisah manusia. Persis sama, hanya satu yang
berbeda, kucing tadi tidak membuang anaknya tapi manusia yang membuang ke
jalan, sementara kisah yang baru saya dengar ini si ibunya sendiri yang membuang
anaknya di tempat sampah. Astaghfirullah.
Jangan merasa aneh ketika saya saat ini bercerita tentang kucing, karena
ada sesuatu yang unik di balik roman kucing ini. Sebuah kejujuran yang mampu
merobek-robek keangkuhan kemanusiaan manusia. Seekor binatang yang mampu
memberikan kasih sayang kemanusiaan disaat manusia meninggalkan sebuah nilai
kemanusiaan menuju sifat kebinatangan seekor binatang yang tidak punya
sedikitpun akal.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi
tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka
mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah.
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan meraka lebih sesat lagi". (QS.
7:179).
Masih tentang kucing. Saya juga pernah menyaksikan kucing melahirkan. Bisa
dibilang itu kali pertama dia melahirkan anaknya. Suaranya ribut, ketika saya
lihat ketubannya keluar. Akhirnya kucing tersebut menemukan tempat yang cukup
strategis untuk melahirkan anaknya. Namun yang menakjubkan, orang tua kucing
yang 'bunting' tadi (si Hitam) terus mengekori. Subhanallah Ketika si Putih
tadi mengalami proses kelahiran anaknya, si Hitam turut membantu mengeluarkan
anaknya, menjilati dan membersihkan anak si Putih tadi, sementara si putih
terkulai lemah. Kasih sayang ibu sepanjang zaman. Itu pepatah yang dibuat
manusia.
Satu lagi tentang kucing. Ketika saya memberikan sepiring makanan kepada
kucing-kucing di rumah, jumlahnya mungkin lebih banyak dibandingkan muatan
piring untuk dilingkari makan. Apa yang anda bayangkan? Kucing-kucing itu akan
berebut dan saling mendahului untuk secepatnya menghabiskan makanan? Kalau
begitu anda salah, yang terjadi adalah si putih maju untuk lebih dahulu makan
dan beberapa saat kemudian tanpa interupsi mereka satu persatu bergantian
menghabiskan makanan. Bagi yang belum menunggu giliran dengan tenang. Dan yang
anehnya lagi kucing yang didahulukan makan pasti yang sedang menyusui anaknya.
Tahukah anda saya sama sekali tidak pernah menulis di dinding tempat makan
kucing itu “Antri dong” atau “Budayakan Antri” dan lain-lain. Lagian mereka
juga tidak akan bisa membaca. Tapi anehnya praktek teori antri tersebut tidak
secanggih antrian kita kalau di tempat umum: di Bank, di kasir, bahkan di kamar
mandi. Mungkin bukan masalah antrinya tetapi konsep itsar (mendahulukan
kepentingan saudara) jauh lebih mereka pahami dibandingkan sebahagian besar
manusia saat ini. Demi kepentingan pribadi sebagian orang rela untuk
menghancurkan saudaranya. Astaghfirullah.
Menurut beberapa penelitian juga dibuktikan bahwa tubuh kucing bebas dari
berbagai macam jenis kuman bahkan tubuh kucing jauh lebih bersih dari manusia. Lidah kucing yang dirancang dan
di desain indah oleh Allah SWT. Karena merupakan suatu pembersih yang sangat
canggih. Lidah kucing yang memiliki permukaan yang kasar mampu membuang
bulu-bulu yang kotor dan sudah mati dibadannya. Keistimewaan kucing lainnya
adalah kulit kucing yang mampu menolak segala jenis telur bakteri yang menempel
pada tubuhnya. Sadarkah kamu bahwa air merupakan tempat yang paling subur untuk
pertumbuhan kuman, sedang kucing tidak suka dengan air, maka dari itu, menurut penelitian
yang telah dilakukan bahwa tubuh kucing tidak memiliki kuman jenis apapunn, hal
tersebutlah yang menyebabkan memelihara kucing dalam Islam diperbolehkan.
Sedang Rasulullah SAW. sangat menyayangi kucingnya yang bernama Muezza,
pernah suatu ketika nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Muezza sudah
terlelap tidur santai diatas jubahnya, tak ingin mengganggu hewan kesayangannya
itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Muezza dari jubahnya.
Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sabagai balasan, nabi
menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu
sebanyak 3 kali.
Masih banyak lagi tentang kucing, tapi cukup disini saja, karena kucing
saya tidak suka dipublikasikan. Ada pertanyaan yang mengganjal di dalam fikiran
saya, benarkah kucing tidak memiliki akal dan hati? Maaf, pertanyaan saya
terbalik, benarkah manusia memiliki akal dan hati? Apalagi saat mereka makan
kemudian kucing datang dengan memelas dan tiba-tiba saja dengan congkaknya
mereka ayunkan kaki untuk menendang kucing tersebut, dan sadarkah mereka pada
saat memisahkan anak kucing dari induknya? Sadarkah mereka pada saat itu sang
Ibu kucing terus mengeong sepanjang malam mencari anaknya. Astaghfirullah.
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di
dalam dada" (QS.
22:46).
Cerita dari Ayu Indah Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar