Gardamedia-org
- Penipuan
memang tidak ada habisnya. Pelaku tidak akan pernah peduli pada korbannya, tua-muda,
mahasiswa-masyarakat umum, yang jalan kaki ataupun yang naik kendaraan. Saat melihat
ada kesempatan mereka tak akan berfikir dua kali untuk menjadikan anda sebagai korbannya.
Banyak modus yang dilakukan para pelaku penipuan untuk melancarkan aksinya,
mulai dari begal, hipnotis, jambret, pemerasan, bahkan dengan berpura-pura minta
tolong.
Begitulah peristiwa
naas yang baru dialami oleh MF salah satu mahasiswa Universitas Sumatera Utara
saat menjadi korban penipuan. MF tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi
Pembangunan stambuk 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Minggu (13/12) sekitar
pukul 18.00 wib, MF menjadi korban penipuan tepatnya di depan gedung kembar
Fasilkom TI saat pulang dari fakultasnya. MF mengaku saat itu sedang berjalan
sendirian di sepanjang jalan pintu 1 USU. Dua orang sahabatnya sempat
menawarkan diri untuk menemaninya berjalan menuju pintu 1, namun ia menolak karena
takut merepotkan mereka.
Saat diwawancarai
reporter Gardamedia, MF menceritakan kronologis penipuan yang dialaminya.
“Saat saya sedang berjalan
pulang dari kampus lewat pintu 1 USU, pas di depan gedung Fasilkom TI si pelaku
sudah ada disitu. Nah, saya lewat, kemudian dia manggil saya. Terus dia
menanyakan alamat rumah dokter. Saya jawab gk tau. Terus dia nanya dimana
alamat RS Siti Hajar, saya jawab belok kanan. Terus dia nanya lagi, kalau belok
kiri kemana ? Saya jawab ke Setia Budi. Setelah itu dia menceritakan tentang
ibunya, kata dia ibunya itu mengidap penyakit kanker payudara dan cuma dokter
ini yang bisa menolong ibunya. Dia juga ngaku kalau dia anak remaja mesjid, dan
sedang mengumpulkan dana juga untuk pengobatan ibunya, dan sisa biaya
pengobatan akan ditanggung oleh si dokter ini. Jadi dengan muka sedihnya dia
minta tolong sama saya untuk menemaninya ke alamat tersebut. Awalnya saya
menolak, cuma dia terus maksa. Akhirnya sayapun sedikit iba dengan ceritanya
itu, dan memutuskan untuk membantu dia. Nah, setelah itu saya dibonceng dia
menuju alamat si dokter, saat tiba di depan fakultas psikologi si pelaku minjam
HP saya untuk nelfon dengan alasan HP nya mati, terus saya kasih. Selama dalam
perjalanan dia memang menelfon, tapi saya tidak tahu itu betul atau pura-pura. Di perjalanan
dia juga menyuruh saya menuliskan nama obatnya dan alamat tempat
pembelian obat tersebut, alamatnya di Jl. Raden Sholeh No.125. Waktu kami sampai di lampu merah Dr. Mansyur –
Setia Budi, si pelaku kembali nyuruh saya menuliskan nomor, tapi tiba-tiba
kertasnya itu terbang, dan saya disuruh turun untuk mengambilnya kembali. Sebenarnya
sebelum saya turun dia nyuruh tas yang saya bawa diletakkan di depan. Nah,
setelah saya mengambil kertas tadi, saya lihat dia sudah tidak ada lagi, disitu
saya baru sadar kalau saya sedang ditipu.” terangnya.
MF juga menyebutkan ciri-ciri
fisik si pelaku tidak tinggi, berusia sekitar 30 tahun, memakai helm dan jaket
warna hitam, serta mengendarai sepeda motor Jupiter MX model lama berwarna
merah. Dalam peristiwa ini, MF mengaku kehilangan Gadget, dan tas berisi dompet
dengan dua kartu ATM, jam tangan, dan buku kuliah. Kalau dihitung dia mengalami kerugian sebesar Rp 2.500.000,-
MF juga memberikan
nasehatnya kepada masyarakat agar jangan mudah percaya pada modus penipuan seperti yang
baru saja dia alami.
“Ya buat semuanya,
kalau dalam perjalanan ada orang yang tidak dikenal tiba-tiba bertanya harus
cermat membaca kondisi, jangan terlalu ber-husnudzon
juga, karena kita tidak tahu sifat orang yang sebenarnya. Jadi intinya
berhati-hatilah, karena banyak modus
yang akan dilakukan pelaku kejahatan untuk mengelabui kita.” tutupnya.
Semoga setelah peristiwa
ini tak ada lagi yang menjadi korban penipuan di sekitar kampus USU. Tetap berhati-hati
dan selalu tingkatkan kewaspadaan terutama pada orang yang belum dikenal. Waspadalah,
waspadalah, waspadalah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar