![]() |
Gambar : serambimata.com |
Gardamedia.org - Islam
adalah agama rahmatan lil alamin, Islam adalah agama yang syumul yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia baik ekonomi, sosial, dan politik. Islam juga
mengajarkan arti indahnya kebersamaan dan persaudaraan dengan mengibaratkan
“muslim yang satu dengan muslim yang lain ibarat sebuah bangunan, dimana satu
unsur dan unsur lainnya saling membutuhkan dan melengkapi untuk membuat suatu
bangunan yang kokoh”. Begitu indahnya islam mengajarkan kita berukhuwah.
Islam
hari ini sedang dilemahkan, bukan karena ajaran-ajaran yang ada di dalamnya,
melainkan karena ulah oknum-oknum di dalam islam itu sendiri. Pada dasarnya
islam itu satu, bukan dua, tiga, atau seterusnya. Kita dilemahkan dengan
berbagai aliran yang disematkan dalam islam. Seperti islam fundamentalis, islam
moderat, islam liberal dan lain-lain. Pengkotak-kotakan inilah yang kemudian
melemahkan jamaah yang kemudian menjadi kekuatan dari umat islam itu sendiri.
“orang kafir akan sangat takut kepada umat islam ketika jamaah shalat subuhnya
sama banyak dengan jamaah shalat jumat”. Hal itu yang kemudian membuktikan “The
Power of Jamaah” dari Islam sangat ditakuti oleh musuh-musuh islam.
Berbicara
tentang jamaah, mari kita lihat realita umat islam kekinian. Umat islam hari
ini merupakan agama mayoritas kedua
di muka bumi, tetapi umat islam hari ini juga terjebak dengan konflik internal
antar kalangan umat islam sendiri yaitu konflik antar satu wajihah dengan
wajihah lain yang notabene sama-sama berjuang dalam garis perjuangan islam.
Saling men-judge, saling menyalahkan,
saling mengkafirkan menjadi pemandangan umum yang kita lihat hari ini. Umat
islam terpecah belah, umat islam hari ini terlalu fanatik dengan wajihahnya
bukan dengan Islamnya. Sehingga timbullah berbagai problematika yang
menyebabkan kita terpecah belah dan melemahkan sendiri “The Power of Jamaah”
kita.
Islam
itu satu, wajihah apapun dia selagi masih berpegangan dan berpedoman kepada
Al-Qur’an dan As-Sunnah dan masih bersaksi tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah dia masih tetap islam. Wajihah merupakan alat dan
jalan perjuangan bukan sebagai tujuan. Wajihah satu dengan wajihah yang lain
hanya dibedakan oleh jalan dan alat apa yang mereka pergunakan dalam
memenangkan tujuan yang satu, “Menegakkan Kalimat Tauhid di Bumi Allah SWT”.
Saya
mengumpamakan islam itu USU. Untuk menuju ke USU kita punya banyak akses jalan
menuju kesana. Ada dari Padang Bulan, Setia Budi, dan Dr. Mansyur. Jalan-jalan inilah yang
saya umpamakan sebagai jalan dan alat perjuangan wajihah. Jadi, perjalanan menuju
ke USU, kita memiliki banyak opsi jalan, mau lewat padang bulankah, setia
budikah atau dari Dr Mansyurkah, itu tergantung
perspektif kita dari jalan mana kita merasa paling cepat tiba, tapi tetap
dibalik itu semua tujuan kita sama yaitu USU. Begitu pula wajihah tadi mereka
punya jalan masing-masing, punya alat perjuangan masing-masing untuk menuju ke
satu tujuan yang sama yaitu kejayaan islam di muka bumi.
Anggaplah
perbedaan sebagai suatu keniscayaan, karena semakin banyak varian dalam
berjuang maka semakin besar peluang untuk mencapai tujuan tersebut. Tinggal
bagaimana kita menjalin komunikasi untuk membuat pola gerakan yang sama dan
kemudian membangun kembali kepingan-kepingan dan mengulangi kejayaan peradaban
islam pada masa terdahulu. Stop men-judge,
stop saling menuding antar wajihah, karena kita adalah islam dan kita adalah
satu. AllahuAkbar !!!
Pentang penulis :
Penulis bernama Imam Ardhy mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU stambuk 2013. Selain sibuk dengan aktivitas kuliah, penulis juga aktif di beberapa organisasi. Diantaranya sedang menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Merah Putih USU, dan sebagai Staff Departemen Penalaran dan Pengembangan Keilmuwan UKMI As-Siyasah FISIP USU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar