Rabu, 30 Desember 2015

Nyata, Kucing ini Lebih Paham Kemanusiaan Dibanding Manusia Sendiri

Ilustrasi

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan seekor anak kucing di jalan. Suaranya ribut betul hingga mendorong kaki saya keluar untuk mencari posisi suara kucing tadi. Ternyata di tepi jalan terdapat seekor bayi kucing yang saya perkirakan baru lahir beberapa hari yang lalu. Entah dimana Ibu si kucing.Akhirnya bayi kucing tersebut saya bawa ke rumah, kebetulan ada dua ekor kucing di rumah yang juga sedang menyusui anaknya. Awalnya saya khawatir kucing di rumah itu tidak mau menyusuinya. Karena semalaman dia biarkan anak kucing tersebut mengeong tanpa mau mendekatinya walaupun sudah dipaksakan untuk menyusui bayi kecil kucing tadi. Apalagi kucing itu anak-anaknya sudah lebih besar.
Paginya saya coba letakkan kucing kecil tadi bersama anak kucing yang lain. Beberapa jam sempat saya paksakan si Hitam untuk menyusuinya, tapi tetap tidak mau, si Hitam hanya menjilatinya. Akhirnya saya tinggalkan kucing tadi di luar bersama anak-anaknya. Namun beberapa jam kemudian saya dengar kucing kecil tadi sudah diam. Saya coba lihat, ternyata Masya Allah si Putih (kucing lain yang juga menyusui anaknya) sudah menyusui kucing kecil tadi. Sambil menjilati kucing kecil tadi. Sampai sekarang si Putih masih menyusui si kucing kecil.
Saya yakin ibu si kucing tadi tidak pernah bermaksud mencampakkan anaknya, tapi ada tangan jahil manusia yang membuang. Mengingat banyak sekali orang-orang yang memusuhi makhluk manis ini dengan berbagai macam alasan yang mereka percaya. Beberapa hari yang lalu saya juga pernah mendengar kasus seperti ini, tapi bukan kucing melainkan kisah manusia. Persis sama, hanya satu yang berbeda, kucing tadi tidak membuang anaknya tapi manusia yang membuang ke jalan, sementara kisah yang baru saya dengar ini si ibunya sendiri yang membuang anaknya di tempat sampah. Astaghfirullah.
Jangan merasa aneh ketika saya saat ini bercerita tentang kucing, karena ada sesuatu yang unik di balik roman kucing ini. Sebuah kejujuran yang mampu merobek-robek keangkuhan kemanusiaan manusia. Seekor binatang yang mampu memberikan kasih sayang kemanusiaan disaat manusia meninggalkan sebuah nilai kemanusiaan menuju sifat kebinatangan seekor binatang yang tidak punya sedikitpun akal.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan meraka lebih sesat lagi". (QS. 7:179).
Masih tentang kucing. Saya juga pernah menyaksikan kucing melahirkan. Bisa dibilang itu kali pertama dia melahirkan anaknya. Suaranya ribut, ketika saya lihat ketubannya keluar. Akhirnya kucing tersebut menemukan tempat yang cukup strategis untuk melahirkan anaknya. Namun yang menakjubkan, orang tua kucing yang 'bunting' tadi (si Hitam) terus mengekori. Subhanallah Ketika si Putih tadi mengalami proses kelahiran anaknya, si Hitam turut membantu mengeluarkan anaknya, menjilati dan membersihkan anak si Putih tadi, sementara si putih terkulai lemah. Kasih sayang ibu sepanjang zaman. Itu pepatah yang dibuat manusia.
Satu lagi tentang kucing. Ketika saya memberikan sepiring makanan kepada kucing-kucing di rumah, jumlahnya mungkin lebih banyak dibandingkan muatan piring untuk dilingkari makan. Apa yang anda bayangkan? Kucing-kucing itu akan berebut dan saling mendahului untuk secepatnya menghabiskan makanan? Kalau begitu anda salah, yang terjadi adalah si putih maju untuk lebih dahulu makan dan beberapa saat kemudian tanpa interupsi mereka satu persatu bergantian menghabiskan makanan. Bagi yang belum menunggu giliran dengan tenang. Dan yang anehnya lagi kucing yang didahulukan makan pasti yang sedang menyusui anaknya. Tahukah anda saya sama sekali tidak pernah menulis di dinding tempat makan kucing itu “Antri dong” atau “Budayakan Antri” dan lain-lain. Lagian mereka juga tidak akan bisa membaca. Tapi anehnya praktek teori antri tersebut tidak secanggih antrian kita kalau di tempat umum: di Bank, di kasir, bahkan di kamar mandi. Mungkin bukan masalah antrinya tetapi konsep itsar (mendahulukan kepentingan saudara) jauh lebih mereka pahami dibandingkan sebahagian besar manusia saat ini. Demi kepentingan pribadi sebagian orang rela untuk menghancurkan saudaranya. Astaghfirullah.
Menurut beberapa penelitian juga dibuktikan bahwa tubuh kucing bebas dari berbagai macam jenis kuman bahkan tubuh kucing jauh lebih bersih  dari manusia. Lidah kucing yang dirancang dan di desain indah oleh Allah SWT. Karena merupakan suatu pembersih yang sangat canggih. Lidah kucing yang memiliki permukaan yang kasar mampu membuang bulu-bulu yang kotor dan sudah mati dibadannya. Keistimewaan kucing lainnya adalah kulit kucing yang mampu menolak segala jenis telur bakteri yang menempel pada tubuhnya. Sadarkah kamu bahwa air merupakan tempat yang paling subur untuk pertumbuhan kuman, sedang kucing tidak suka dengan air, maka dari itu, menurut penelitian yang telah dilakukan bahwa tubuh kucing tidak memiliki kuman jenis apapunn, hal tersebutlah yang menyebabkan memelihara kucing dalam Islam diperbolehkan.
Sedang Rasulullah SAW. sangat menyayangi kucingnya yang bernama Muezza, pernah suatu ketika nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Muezza sudah terlelap tidur santai diatas jubahnya, tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Muezza dari jubahnya. Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sabagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.
Masih banyak lagi tentang kucing, tapi cukup disini saja, karena kucing saya tidak suka dipublikasikan. Ada pertanyaan yang mengganjal di dalam fikiran saya, benarkah kucing tidak memiliki akal dan hati? Maaf, pertanyaan saya terbalik, benarkah manusia memiliki akal dan hati? Apalagi saat mereka makan kemudian kucing datang dengan memelas dan tiba-tiba saja dengan congkaknya mereka ayunkan kaki untuk menendang kucing tersebut, dan sadarkah mereka pada saat memisahkan anak kucing dari induknya? Sadarkah mereka pada saat itu sang Ibu kucing terus mengeong sepanjang malam mencari anaknya. Astaghfirullah.
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada" (QS. 22:46).


Cerita dari Ayu Indah Lestari

Minggu, 27 Desember 2015

Menanti Curah Kasih Di Negeri Pasir

Ilustrasi : Internet

Oleh : Goebahan. K


Kami tidak punya apa-apa
Hanya padang pasir yang terhampar-hampar
Kami tidak punya apa-apa
Hanya turban penutup kepala
Dan kain putih atau hitam yang membalut seutuh tubuh
Kami tidak punya apa-apa
Selain terompah sebagai saksi bisu perjalanan ini
Kami tidak punya apa-apa
Selain harapan oase di padang sahara
Dan ternyata fatamorgana

            Oh Tuhan kami,
            Kami hidup dari menjejak-jejakkan kaki di pasirmu
            Oh Tuhan kami,
            Kami hidup dari sembah sujud kami
            Dengan dahi penuh butir-butir pasirmu
            Oh Tuhan kami,
            Kami hidup dari khayal ingin berjumpa
            Kau dan kekasih-Mu
            Oh Tuhan Kami,
            Sungguh kami berhajat akan semua itu.

Inna shalati wa nusuki wamahyaya
Wa mamati lillahi rabbil ‘alamin
Legakan tenggorokan kami dari air-air Mu
Jangan kau legakan kami dari minyak
Yang  membakar antar sesama kami
Redakan bara api negeri ini dengan curah rahmat kasih-Mu

Sabtu, 26 Desember 2015

Cerpen : Istana Yang Paling Berharga

Gambar ilustrasi : Internet

Seorang ibu muda sedang menggoreng tiga butir telor yang paling kecil, yang bisa dibelinya di pasar. Seorang anak kecil yang lumayan lebih besar dari adiknya, sibuk bermain dengan dunianya sendiri. Terkadang berjalan kesana-kemari dibelakang rumahnya itu, sambil menggurutu sendiri. Persis seperti caleg yang gagal di pileg. Bagaimana tidak? Dia stres, hanya tinggal berempat di rumah gubuk yang disewakan perbulan itu. Tidak punya teman bermain! kalaupun ada ialah tetangga-tetangga raksasa baginya, orang-orang Medan yang pergi pagi pulang malam, demi tetap gajian pada tanggal 1 setiap bulannya.
Sang ibu masih saja menggoreng telor-telor tersebut, menyulapnya menjadi dadar. Agar semua komponen keluarga kebagian. Sang ibu tidak terlalu khawatir dengan si sulung yang diluar, sebab si ibu tahu si sulung anak yang baik. Lain lagi dengan si bungsu yang terus digendong. Ia seperti tidak tahu kesusahan yang dialami ibunya, ia malah menambah kesusahan itu dengan rengekan tangisnya. Yang entah minta apa?

Si suami yang telah merebut hati si ibu, pulang dari pekerjaannya. Ia tampak sangat lelah, kucuran keringat tak berhenti menetes dari dahinya yang keriput. Membasahi umurnya yang sudah mulai tua. Tua karena harga, karena ekonomi, karena semua. Si ibu tak sempat menyapa kedatangan suaminya. Tidak seperti orang kota yang tersungging senyum, si ibu sibuk membagikan nasi ke piring-piring. Waktu makan siang versi mereka telah tiba.

Si sulung dipanggil kedalam oleh ibunya. Cepat-cepat si sulung berlari masuk kedalam dan berkumpul, tak lupa ia kecup jari-jemari kasar ayahnya. Ayahnya menahan tangis, menahan pilu. Seorang ayah haram untuk menangis! Ia harus terus-menerus menampakkan ketegaran. Si sulung seharusnya sudah kelas 2 sekolah dasar. Ayahnya malu. Malu pada anaknya, malu pada janjinya kepada si istri untuk membesarkan anak mereka dengan layak.

Sambil mengunyah nasi, si ibu yang berhati keibuan itu tak mampu lagi membendung air mata. Ia menangis sesenggukkan. Sang suami hanya terdiam dan hanya tertunduk malu. Si ibu ingat perjuangan suaminya untuk mendapatkan hatinya, bahkan dari calon tunangannya yang lebih mapan dari si bapak. Sedangkan si sulung mulai sok berpikiran dewasa. Ia berpikir bahwa ibunya bahagia; memiliki suami yang terus berusaha menghidupinya bermodal berdagang kerupuk, suaminya yang setia, dan anak-anak yang tahu diri kecuali si kecil yang belum balig. Baginya keluarga ini terasa bahagia, sejahtera dan...berharga.

Karya : Goebahan. K

Aku Ingin Beli Racun Tikus

Gambar : Internet


Kepalaku agak pusing setelah membaca artikel dari situs itu. Bukan karena artikelnya yang tidak kusuka, tidak bagus, atau apalah; tapi artikel itu menasihatiku dan aku terlalu taat untuk mengingkarinya.

Sudah sekian lama kampusku ini seperti kacang goreng. Maksudku, aku merasa kehilangan jati diri berada di sini, jadi kacang goreng yang dimasak dengan api kecil, atau sebut saja lilin. Tidak masak, lempam, aku juga jadi malu sendiri.

Dosenku keluar cepat hari ini. Aku menikmati senja itu bersama suasana--kalau aku menyebutnya, kacau--yang luar biasa. Muda-mudi senggol-senggolan mencecap mimik masing-masing, anak-anak SMA menumpang untuk pacaran di taman kampusku, beberapa memilih foto-foto, sementara yang lain bercerita tak jelas--dan aku masih mencoba menghilangkan pusing karena membaca artikel.

Di belakangku Biro Akademik. Beberapa orang berpakaian rapi pulang dari sana. Beda jauh dengan seorang di seberang sana yang mengisap rokoknya sampai pipinya kempot dan mata terpejam, menghayati setiap nikotin yang dia isap sampai api mendekati garis warna kuning emas rokoknya. Dia mengancungkan rokoknya dan aku menggelengkan kepala.

"Kau mau berapa bagian?" tanya seorang lelaki mengenakan kemeja kotak-kotak lengan pendek biru langit dan celana hitam.
"Harus besar."

Aku samar-samar mendengar percakapan dua orang yang berjalan samping-sampingan menuju mobil yang terparkir di samping gedung Biro Akademik. Aku sedang membayangkan anak-anak yang menunggu salam tempel dari orangtuanya, atau mungkin bocah kecil yang mengharapkan hadiah natal Santa yang diterimanya ketika salju turun. Mereka ingin hadiah besar. Kurasa hadiah itu tak akan muat jika disembunyikan di bawah peci atau kaus kaki di pohon natal. Hadiah itu besar!

Sebesar apa hadiah yang akan mereka terima, aku penasaran. Tapi aku yakin, mendapatkannya tak akan sesulit mendapatkan tanda tangan Dosen Pembimbing yang harus sering-sering kutemui selama menyelesaikan skripsi. Mereka bisa saja mendapatkannya seperti bocah minta jajan pada ayahnya. Terlalu asyik hidup mereka, hah!

Sementara itu, beberapa minggu lalu beberapa teman seperjuangan wisuda. Aku juga ingin, tapi mungkin belum saatnya. Yang jadi pembicaraan seru dua hari lalu, katanya ijazah yang mereka terima bermasalah. Aku tak terlalu mengerti, tapi yang jelas, aku mulai berpikir, keserakahan macam apa ini??

Anak-anak bermain bola dan tak sengaja menyepak bolanya ke arahku. Sial, aku semakin pusing! Mungkin tuak-tuak di lapak bisa menenangkanku. Tapi tidak juga, karena aku akan tetap memikirkan masalah itu.

Sekarang, aku mulai memikirkan hal-ihwal jika aku wisuda. Tali toga dipindahkan, kedua orangtuaku datang memberi tepuk tangan paling keras sampai semua orang akan melihat mereka, sampai di luar auditorium teman-teman merangkulku dan bertingkah sangat centil untuk mengajakku berfoto di setiap papan bunga--atau sebagai gantinya aku harus mengeluarkan uang untuk menyuapi mulut lapar mereka satu-satu di warung makan paling enak dan harus ada wifi--lalu kami pulang dan aku dapat gelar sarjana, cari kerja, menikah, punya anak, tua, lalu meninggal. Itu terlalu jauh!

Baik, sekarang mulailah memikirkan nasib para mahasiswa! Mungkin beberapa akan terlihat bodoh, seperti Bulldog yang selalu mengejar piring setiap dilempar dan datang kembali dengan mengantarkan piring itu lalu menjulurkan lidahnya agar Si Tuan melemparnya lagi untuk dia kejar dan antar lagi. Tapi sayangnya, sebagian terlalu pintar untuk ditipu. Dan mereka beruntung karena, mereka yang pintar seperti semut, terlalu kecil dan mudah dimatikan. Lagipula, mereka bergerak sendiri-sendiri. Kenapa tidak bersatu?

Aku pernah menonton serial anak di televisi. Seekor semut merasa begitu lemah untuk menghabisi mangsanya.
"Hei, kau tetap tak bisa melakukannya sendiri!" semut lain sudah mengingatkannya.

Yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak, bukan? Ribuan semut akan menyerang mangsa, jadi sumber tenaga yang sangat kuat yang mampu menjatuhkan mangsanya. Aku sempat ingin melempar televisiku dengan gelas kesayangan adikku, tapi ibuku memanggilku di dapur, "Nak, bisa tolong kau belikan bawang di warung sebelah." Lalu aku meletakkan gelas itu baik-baik dan membiarkan televisi di rumahku menyala sampai Ayah pulang kerja.
Kini aku ibarat seekor semut. Aku butuh teman-temanku untuk melawan mangsaku. Maksudku, mereka begitu besar dan aku akan mati hanya dengan dijilat. Aku butuh teman-temanku untuk menyuarakan keadilan di kampusku.

Sepertinya aku harus membeli racun tikus!
Sekali lagi, hantaman bola itu mengenai kepalaku. Aku sadar dari lamunan.
"Abang, tolong lemparkan bolanya ke mari!" kata salah seorang anak.

Sebenarnya--kalau aku kejam seperti dosen killer di kampusku--aku bisa saja mengempeskan bola dengan menggigitnya. Tapi aku bukan tikus!

Aku melemparkan bola itu pada mereka, bangkit dari posisi nyamanku, dan berdiri mencari di mana terakhir kali aku memarkir sepeda motorku.

Aku ingin beli racun tikus.

Jumat, 25 Desember 2015

Be Smart Youth Bersama FSLDK-D 2015




Gardamedia.org - Pusat Komisariat Daerah (Puskomda) menggelar acara Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Daerah Sumatera Utara (FSLDKD Sumut). Dilaksanakan pada tanggal 24-25 desember kemarin di kota Binjai, acara ini dihadiri oleh 150 ADK se-Sumut, terdiri dari 71 akhwat dan 79 ikhwan.

"Kegiatan ini merupakan wadah konsolidasi ADK se-Sumut juga sebagai sarana memilih pimpinan baru Puskomda Sumut periode 2016-2017." tutur Arbi Wiranda.

Selain itu, FSDLK-D juga sebagai sarana silaturrahim, pendidikan, berbagi pengalaman, serta momentum untuk menyatukan ide-ide para pengurus LDK dalam menyikapi masalah umat. Harapan kedepan pasca acara ini adalah agak para ADK benar-benar dituntut untuk menjadi pemuda-pemudi yang intelektual dari segala segi, tidak hanya akademik tapi juga dakwah dan agamanya.

Acara ini juga sekaligus menetapkan Ridho Erwinsyah sebagai Ketua Harian Puskomda Sumut terpilih menggantikan ketua demisioner Arbi Wiranda.


Reporter     : Mira Maharani
Foto            :Ramli Kelana Koto

Kamis, 17 Desember 2015

Sharing Membangun Persma Unggul Garda Media-Harian Waspada

Wartawan Dakwah Kampus Garda Media USU melakukan foto bersama di depan gedung Harian Waspada,

Gardamedia.org - Kamis 17 Desember 2015, Garda Media USU melakukan kunjungan ke Harian Waspada Medan dalam rangka sirahturrahmi serta belajar tentang apa itu media Harian Waspada. Kunjungan yang dilakukan Garda Media ini merupakan kunjungan yang pertama kalinya yang disambut langsung oleh Humas Harian Waspada dan Wartawan senior, Irwan Efendi dan  Anum .

Pemberian cendra mata oleh Pimpinan Umum Garda Media kepada Humas Harian Wapada

Dalam pertemuan ini dilakukan beberapa diskusi seputar Harian Waspada. Irwan Efendi menjelaskan Harian Waspada merupakan media cetak tertua di luar pulau Jawa, Harian Waspada lahir pada 11 januari 1947 yang didirikan oleh H. Muhammad Said dan Hj. Ani Idrus.

Harian Waspada merupakan media cetak yang berhaluan nasionalis-religius. Nasional maksudnya tidak membedakan SARA sedangkan religius Waspada selalu menghadirkan nilai-nilai agama yang ada di Indonesia dalam pemberitaannya. Salah satu bukti bahwa Harian waspada mengutamakan nilai religius adalah dengan menginfakkan tulisan-tulisan yang mengangkat tentang Islam sebanyak 4 halaman setiap hari Jum'at.

Dalam diskusi Garda Media dengan Anum selaku wartawan senior Harian Waspada, beliau juga memberikan masukan-masukan yang membangun kepada Garda Media.

"Sebuah media akan berhasil jika mampu memasarkan dengan baik, adanya iklan serta mampu mempertahankan strategi. "

Penulis   : Fitriani Zakira

Selasa, 15 Desember 2015

Penasaran Bagaimana Ekonomi Islam Menjawab Tantangan MEA 2016 ? Baca ini !



Gardamedia.org - Dalam menghadapi MEA yang sebentar lagi akan kita hadapi bersama, pemerintah mulai disibukkan dengan segala persiapan agar  mampu bersaing di pasar Internasional dengan seluruh anggota  ASEAN ditambah negara China. Banyak cara yang dilakukan pemerintah Indonesia demi mematangkannya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, pengelolaan SDA yang lebih baik, mematangkan sektor industri dan lain sebagainya. Tak kalah, para ahli ekonomi juga mulai berbicara tentang kiat bersaing di MEA 2016 mendatang. Mereka hadir dengan teori dan kiat bertahan  mereka masing-masing. Cara yang dilakukan untuk menyampaikan isu MEA ini beragam, mulai dari melakukan seminar ke kampus-kampus, iklan di televise, hingga pemberitaan yang dimuat di surat kabar.

Umumnya teori atau kiat yang digembor-gemborkan  pemerintah dan para ahli ekonomi agar mampu bersaing di MEA ini berdasarkan ilmu ekonomi yang sudah umum kita pelajari sejak SMA hingga kuliah yang ujung-ujungnya kembali kepada teori kapitalis, sosialis, atau liberalis. Tapi apakah ada sisi lain dari ekonomi yang mampu menjawab tantangan MEA 2016 ini ? Mungkin inilah yang akan dihadirkan oleh KSEI FoSEI USU, yaitu menjawab tantangan MEA 2016 berdasarkan perspektif Ekonomi Syariah. Sebentar lagi KSEI FoSEI USU akan mengadakan sebuah diskusi panel yang membahas “Perkembangan Kesiapan Industri Ekonomi Syariah dalam Menyambut MEA 2016”.

Acara ini akan diselenggarakan pada :

hari        : Kamis, 17 Desember 2015
pukul     : 13.00 -  selesai
tempat   : Pendopo FEB USU (belakang mushalla FEB USU)

Acara ini juga akan menghadirkan para panelis yang tidak diragukan lagi kemampuannya dalam membahas isu ekonomi yang berkembang, seperti :

      1.       Ketua Dewan Pakar Syari’ah Sumatera Utara
      2.       Perwakilan dari Bank Muamalat
      3.       Perwakilan Bursa Efek Indonesia
      4.       Perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional V Sumut

Selain itu, acara ini juga akan membuka stand pendaftaran untuk menjadi nasabah Bank Mu'amalat. Bagi anda yang ingin tahu lebih dalam tentang ekonomi syariah serta ingin mengetahui bagaimana ekonomi syari’ah menjawab  tantangan MEA 2016, anda bisa hadir pada acara tersebut secara gratis.

Informasi lebih lanjut hubungi :
087807035247 (Taufiq)
083197711795 (Sena)

Senin, 14 Desember 2015

Mahasiswa USU Kembali Jadi Korban Penipuan, Waspadalah Saat Berjumpa dengan Orang yang Tidak Dikenal

Ilustrasi : Internet

Gardamedia-org - Penipuan memang tidak ada habisnya. Pelaku tidak akan pernah  peduli pada korbannya, tua-muda, mahasiswa-masyarakat umum, yang jalan kaki ataupun yang naik kendaraan. Saat melihat ada kesempatan mereka tak akan berfikir dua kali untuk menjadikan anda sebagai korbannya. Banyak modus yang dilakukan para pelaku penipuan untuk melancarkan aksinya, mulai dari begal, hipnotis, jambret, pemerasan, bahkan dengan berpura-pura minta tolong.

Begitulah peristiwa naas yang baru dialami oleh MF salah satu mahasiswa Universitas Sumatera Utara saat menjadi korban penipuan. MF tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan stambuk 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Minggu (13/12) sekitar pukul 18.00 wib, MF menjadi korban penipuan tepatnya di depan gedung kembar Fasilkom TI saat pulang dari fakultasnya. MF mengaku saat itu sedang berjalan sendirian di sepanjang jalan pintu 1 USU. Dua orang sahabatnya sempat menawarkan diri untuk menemaninya berjalan menuju pintu 1, namun ia menolak karena takut merepotkan mereka.

Saat diwawancarai reporter Gardamedia, MF menceritakan kronologis penipuan yang dialaminya.

“Saat saya sedang berjalan pulang dari kampus lewat pintu 1 USU, pas di depan gedung Fasilkom TI si pelaku sudah ada disitu. Nah, saya lewat, kemudian dia manggil saya. Terus dia menanyakan alamat rumah dokter. Saya jawab gk tau. Terus dia nanya dimana alamat RS Siti Hajar, saya jawab belok kanan. Terus dia nanya lagi, kalau belok kiri kemana ? Saya jawab ke Setia Budi. Setelah itu dia menceritakan tentang ibunya, kata dia ibunya itu mengidap penyakit kanker payudara dan cuma dokter ini yang bisa menolong ibunya. Dia juga ngaku kalau dia anak remaja mesjid, dan sedang mengumpulkan dana juga untuk pengobatan ibunya, dan sisa biaya pengobatan akan ditanggung oleh si dokter ini. Jadi dengan muka sedihnya dia minta tolong sama saya untuk menemaninya ke alamat tersebut. Awalnya saya menolak, cuma dia terus maksa. Akhirnya sayapun sedikit iba dengan ceritanya itu, dan memutuskan untuk membantu dia. Nah, setelah itu saya dibonceng dia menuju alamat si dokter, saat tiba di depan fakultas psikologi si pelaku minjam HP saya untuk nelfon dengan alasan HP nya mati, terus saya kasih. Selama dalam perjalanan dia memang menelfon, tapi saya tidak tahu itu betul atau pura-pura. Di perjalanan dia juga menyuruh saya menuliskan nama obatnya dan alamat tempat pembelian obat tersebut, alamatnya di Jl. Raden Sholeh No.125.  Waktu kami sampai di lampu merah Dr. Mansyur – Setia Budi, si pelaku kembali nyuruh saya menuliskan nomor, tapi tiba-tiba kertasnya itu terbang, dan saya disuruh turun untuk mengambilnya kembali. Sebenarnya sebelum saya turun dia nyuruh tas yang saya bawa diletakkan di depan. Nah, setelah saya mengambil kertas tadi, saya lihat dia sudah tidak ada lagi, disitu saya baru sadar kalau saya sedang ditipu.” terangnya.

MF juga menyebutkan ciri-ciri fisik si pelaku tidak tinggi, berusia sekitar 30 tahun, memakai helm dan jaket warna hitam, serta mengendarai sepeda motor Jupiter MX model lama berwarna merah. Dalam peristiwa ini, MF mengaku kehilangan Gadget, dan tas berisi dompet dengan dua kartu ATM, jam tangan, dan buku kuliah. Kalau dihitung dia mengalami kerugian sebesar Rp 2.500.000,-

MF juga memberikan nasehatnya kepada masyarakat agar jangan mudah percaya pada modus penipuan seperti yang baru saja dia alami.

“Ya buat semuanya, kalau dalam perjalanan ada orang yang tidak dikenal tiba-tiba bertanya harus cermat membaca kondisi, jangan terlalu ber­-husnudzon juga, karena kita tidak tahu sifat orang yang sebenarnya. Jadi intinya berhati-hatilah, karena banyak  modus yang akan dilakukan pelaku kejahatan untuk mengelabui kita.” tutupnya.

Semoga setelah peristiwa ini tak ada lagi yang menjadi korban penipuan di sekitar kampus USU. Tetap berhati-hati dan selalu tingkatkan kewaspadaan terutama pada orang yang belum dikenal. Waspadalah, waspadalah, waspadalah !

Minggu, 13 Desember 2015

Hebat ! Baru Genap 2 Tahun, FoSei USU Sudah Ukir Prestasi di Kancah Sumbagut

Tim delegasi FoSei USU di Temilreg Sumbagut 2015

Gardamedia.org - Forum Studi Ekonomi Islam  (FoSei) USU merupakan sebuah organisasi keilmuwan yang berada di Universitas Sumatera Utara. FoSei merupakan suatu wadah yang mengkaji ekonomi islam, baik melalui pengkaderan, pengajaran, bahkan melalui kompetensi regional hingga nasional. FoSei dibentuk pada tanggal 11 Desember 2013 lalu. Tapi di usianya yang muda, FoSei USU tidak bisa dianggap remeh, tercatat FoSei pernah mengadakan acara bertajuk “Seminar dan  Olimpiade FoSei USU” yang berhasil menghadirkan 1200 lebih peserta yang tidak hanya diikuti oleh mahasiswa USU, tapi juga mahasiswa dari luar kampus USU hingga masyarakat umum.
Tidak hanya itu, di usianya yang baru genap 2 tahun baru-baru ini FoSei USU baru saja mengukir prestasi di Temu Ilmiah Regional (Temilreg) Sumbagut tanggal 11-13 Desember 2015 di UIN SU dengan berhasil memenangkan beberapa cabang lomba. Diantaranya Juara 2 LKTI yang diwakili oleh Munifan Habibi, Maya Rizki Sari, dan Nurul Hidayah Hsb. Juara 2 pembuatan video diwakili oleh Doni Akbar, Rainaldy, Haikal Kautsar, Asfirman Pranata, serta  Mory You. Dan terakhir  Juara 3 Olimpiade diwakili oleh Adrian Batubara, Ria Ramadhani, dan Nisa Yulizar.
Haikal Kautsar (Ketua Umum FoSei) saat diwawancarai mengucapkan rasa syukurnya atas prestasi yang sudah diraih delegasinya di Temilreg Sumbagut 2015 serta harapannya untuk FoSei.
 “Alhamdulillah, semoga kita senantiasa bersyukur kepada  Allah SWT. Harapan saya untuk FoSei beserta “The Champions Team” nya agar selalu bertafakur, bersyukur dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan agar menjadi lebih baik kedepannya. Karena ronde selanjutnya telah menanti yaitu Temu Ilmiah Nasional (Temilnas).” Tuturnya.
Muhammad Taufiq selaku Pembina tim delegasi di Temilreg juga turut mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang sudah diraih.
“Perasaan saya tidak bisa tergambarkan, silahkan difikirkan  saja bagaimana perasaan saya jika saya menitikkan air mata haru. Stambuk 2015 bisa juara ? Suatu  hal yang tak terduga.” ucapnya.
Beliau juga mengatakan akan langsung melakukan pembinaan lebih giat lagi untuk persiapan Temilnas tanggal 8-12 Maret 2016 nanti.




Wawancara Eksklusif Bareng Muhammad Taufiq, Pembina yang Membawa FoSei USU Ukir Prestasi di Temilreg Sumbagut 2015

Muhammad Taufiq, pembina tim delegasi FoSei USU di Temilreg Sumbagut 2015

Setelah berhasil mensukseskan acara Seminar dan Olimpiade FoSei USU (Sedan Ofu) beberapa waktu lalu, kali ini FoSei juga berhasil menunjukkan eksistensinya di kancah regional. Baru-baru ini tim delegasi FoSei USU di Temilreg Sumbagut 2015 berhasil meraih prestasi dari beberapa cabang lomba yang dipertandingkan. Kemenangan ini tak luput dari kerja keras orang-orang yang selalu siap mencurahkan semangat dan tenaga mereka demi berhasilnya para delegasi di setiap lomba. Selain kerja sama tim dan seluruh anggota FoSei, prestasi yang diraih kali ini juga tak luput dari kerja keras dan kesabaran seorang pembina sejak awal seleksi hingga berhasil mengukir prestasi.

Namanya Muhammad Taufik mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan S1 Akuntansi 2012, saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan  (Litbang) FoSei FEB USU. Pria kelahiran Simpang Empat 10 Juni 1994 ini memang sudah tergolong aktif berorganisasi mulai dari SMA sampai sekarang. Di SMA beliau pernah menjabat sebagai Bendahara OSIS (2009-2012), Bendahara PHBI (2011-2012), di Perguruan Tinggi pernah menjadi Staff Pengabdian Masyarakat SGC (2012-2013), Plt. Kabid Pengabdian Masyarakat (2013-2014), Staff Litbang FoSEI (2014), dan Staff Litbang FoSSEI Sumbagut (2013-2014). Selain aktif dalam berbagai organisasi beliau juga tergolong mahasiswa yang baik dalam bidang akademik. 



Berikut adalah hasil wawancara Garda Media dengan beliau :


Gardamedia   : Apa itu FoSei ?
M. Taufiq       : FoSei merupakan singkatan dari studi ekonomi islam. Suatu wadah yang    mengkaji   ekonomi islam, baik melalui pengkaderan, pengajaran, bahkan melalui kompetensi      regional hingga nasional.

Gardamedia   : Di Temilreg tahun ini ada berapa cabang lomba yang diikuti FoSei ?
M. Taufiq      : Ada tiga tim yang FoSei delegasikan : (1) Tim Olimpiade, (2) Tim LKTI, (3) Tim    Video.

Gardamedia   : Siapa saja delegasi dari FoSei tahun ini ?
M. Taufiq       : (1) Utusan Olimpiade ada Adrian Batubara, Ria Ramadhani, dan Nisa Yulizar. Dan    mereka semua stambuk 2015. (2) Tim LKTI ada Munifan Habibi, Maya Rizki Sari,  dan Nurul Hidayah Hsb. Mereka semua stambuk 2014. (3) Terakhir Tim Video terdiri  dari Doni Akbar (stambuk 2015), Rainaldy (Stambuk 2014), Haikal Kautsar (stambuk  2013)Asfirman Pranata (stambuk 2013), dan Mory You (stambuk 2013).

Gardamedia   : Bagaimana proses seleksi yang dilakukan FoSei untuk menyeleksi para delegasi  ?
M. Taufiq     : Seleksi melalui try out yang dilakukan oleh SEPOI USU (Sekolah dan Pelatihan    FoSei USU) dibawah bidang Litbang FoSei.

Gardamedia   : Bagaimana hasil yang diperoleh FoSei di Temilreg kali ini ?
M. Taufiq    : Alhamdulillah, dengan persiapan seadanya dan bermodalkan belajar giat selama   seminggu,  tiga tim yang kita delegasikan semuanya berhasil menang. Untuk Tim Olimpiade berhasil menjadi juara 3, Tim LKTI juara 2, dan Tim Video juara 2.

Gardamedia   : Sebagai pembimbing delegasi, bagaimana perasaan Anda atas prestasi yang    sudah mereka raih ?
M. Taufiq       : Perasaan saya tidak bisa tergambarkan, silahkan difikirkan saja bagaimana perasaan  saya jika saya menitikkan air mata haru. Stambuk 2015 bisa juara ? Suatu hal yang  tak terduga

Gardamedia   : Apa harapan Anda kedepannya untuk  delegasi pasca kemenangan mereka ?
M. Taufiq       : Sungguh. Berjuang dan bersungguh-sungguhlah, kemenangan sudah di depan kalian.  Kami hanyalah aktor yang kemudian mengantarkan tim di ujung gerbang.

Gardamedia   : Apa tindak lanjut yang akan dilakukan FoSei kepada para pemenang ?
M. Taufiq      : Kami akan melakukan komunikasi dengan WD (Wakil  Dekan) III FEB USU untuk mem-follow up kemenangan ini dan mencari dukungan untuk membantu kita di kancah nasional nanti baik dari segi akomodasi ataupun yang lainnya. Dan kita juga akan langsung membina mereka (pemenang) untuk persiapan di kancah nasional nanti. Saingan kita tidak mudah di kancah nasional, tapi melalui kesungguhan dan pengorbanan pasti bisa.

Gardamedia  : Apalagi upaya yang akan dilakukan FoSei  untuk terus menggali minat dan  semangat berprestasi dari anggotanya ?
M. Taufiq       : Lomba, lomba, dan terus berlomba.



Baca juga : Hebat ! Baru Genap 2 Tahun, FoSei USU Sudah Ukir Prestasi di Kancah Sumbagut

Kamis, 10 Desember 2015

Islam dan Politik Pecah Belah

Gambar : serambimata.com

Gardamedia.org - Islam adalah agama rahmatan lil alamin, Islam adalah agama yang syumul yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik ekonomi, sosial, dan politik. Islam juga mengajarkan arti indahnya kebersamaan dan persaudaraan dengan mengibaratkan “muslim yang satu dengan muslim yang lain ibarat sebuah bangunan, dimana satu unsur dan unsur lainnya saling membutuhkan dan melengkapi untuk membuat suatu bangunan yang kokoh”. Begitu indahnya islam mengajarkan kita berukhuwah.

Islam hari ini sedang dilemahkan, bukan karena ajaran-ajaran yang ada di dalamnya, melainkan karena ulah oknum-oknum di dalam islam itu sendiri. Pada dasarnya islam itu satu, bukan dua, tiga, atau seterusnya. Kita dilemahkan dengan berbagai aliran yang disematkan dalam islam. Seperti islam fundamentalis, islam moderat, islam liberal dan lain-lain. Pengkotak-kotakan inilah yang kemudian melemahkan jamaah yang kemudian menjadi kekuatan dari umat islam itu sendiri. “orang kafir akan sangat takut kepada umat islam ketika jamaah shalat subuhnya sama banyak dengan jamaah shalat jumat”. Hal itu yang kemudian membuktikan “The Power of Jamaah” dari Islam sangat ditakuti oleh musuh-musuh islam.

Berbicara tentang jamaah, mari kita lihat realita umat islam kekinian. Umat islam hari ini merupakan agama mayoritas kedua di muka bumi, tetapi umat islam hari ini juga terjebak dengan konflik internal antar kalangan umat islam sendiri yaitu konflik antar satu wajihah dengan wajihah lain yang notabene sama-sama berjuang dalam garis perjuangan islam. Saling men-judge, saling menyalahkan, saling mengkafirkan menjadi pemandangan umum yang kita lihat hari ini. Umat islam terpecah belah, umat islam hari ini terlalu fanatik dengan wajihahnya bukan dengan Islamnya. Sehingga timbullah berbagai problematika yang menyebabkan kita terpecah belah dan melemahkan sendiri “The Power of Jamaah” kita.

Islam itu satu, wajihah apapun dia selagi masih berpegangan dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dan masih bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah dia masih tetap islam. Wajihah merupakan alat dan jalan perjuangan bukan sebagai tujuan. Wajihah satu dengan wajihah yang lain hanya dibedakan oleh jalan dan alat apa yang mereka pergunakan dalam memenangkan tujuan yang satu, “Menegakkan Kalimat Tauhid di Bumi Allah SWT”.

Saya mengumpamakan islam itu USU. Untuk menuju ke USU kita punya banyak akses jalan menuju kesana. Ada dari Padang Bulan, Setia Budi, dan Dr. Mansyur. Jalan-jalan inilah yang saya umpamakan sebagai jalan dan alat perjuangan wajihah. Jadi, perjalanan menuju ke USU, kita memiliki banyak opsi jalan, mau lewat padang bulankah, setia budikah atau dari Dr Mansyurkah, itu tergantung perspektif kita dari jalan mana kita merasa paling cepat tiba, tapi tetap dibalik itu semua tujuan kita sama yaitu USU. Begitu pula wajihah tadi mereka punya jalan masing-masing, punya alat perjuangan masing-masing untuk menuju ke satu tujuan yang sama yaitu kejayaan islam di muka bumi.

Anggaplah perbedaan sebagai suatu keniscayaan, karena semakin banyak varian dalam berjuang maka semakin besar peluang untuk mencapai tujuan tersebut. Tinggal bagaimana kita menjalin komunikasi untuk membuat pola gerakan yang sama dan kemudian membangun kembali kepingan-kepingan dan mengulangi kejayaan peradaban islam pada masa terdahulu. Stop men-judge, stop saling menuding antar wajihah, karena kita adalah islam dan kita adalah satu. AllahuAkbar !!!   


   
Pentang penulis :
Penulis bernama Imam Ardhy mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU stambuk 2013. Selain sibuk dengan aktivitas kuliah, penulis juga aktif di beberapa organisasi. Diantaranya sedang menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Merah Putih USU, dan sebagai Staff Departemen Penalaran dan Pengembangan Keilmuwan UKMI As-Siyasah FISIP USU.

Senin, 07 Desember 2015

Mulai Sekarang Juga ! Allah Sudah Menjamin Kemudahan Untukmu

Gambar ilustrasi : Internet

Gardamedia.org - Siapa yang tidak mau menjadi seorang Hafidz atau Hafidzah ? Ya semua orang juga mau. Tapi untuk menjadi seorang Hafidz dan Hafidzah bukanlah hal yang mudah. Kita harus melewati fase yang luar biasa. Salah satunya adalah fase melawan malas akan godaan setan. Ya setan sendiri yang mengajukan diri untuk menggoda manusia agar menemaninya di neraka. Dan kita sebagai manusia hendaknya berusaha keras untuk melawan godaan setan ini.

Menjadi seorang hafidz Qur’an adalah cita-cita seluruh umat Islam. Tak terkecuali yang muda atau tua, miskin-kaya, sehat ataupun sakit.
Mengapa kita harus menghapal Al-Quran ??
Mari mengingat kembali kisah sahabat Nabi Muhammad SAW yang sudah beribu-ribu tahun lalu menemui Rabb-nya. Saat kuburannya di bongkar, jenazahnya masih tetap utuh bahkan mengeluarkan bau yang sangat wangi. Setelah diselidiki mengapa hal ini bisa terjadi, ternyata sahabat itu semasa hidupnnya adalah seorang penghafal Al-Quran. MasyaAllah.
Mungkin itu adalah satu dari seribu kisah menakjubkan dari para penghafal Al-Quran.

Rasulullah SAW bersabda,“Yang menjadi Imam suatu kaum adalah yang paling banyak bacaannya (baca : hafalan).” (HR Muslim) .
Dari sabda Rasulullah tersebut sudah sangat jelas ada keistimewaan tersendiri bagi penghafal Al-Quran. Rasul sendiri yang berkata, yang cocok jadi imam adalah yang paling banyak hapalannya bukan yang paling sedikit. Tapi yang dimaksud dari hadits tersebut ialah, dia yang paling banyak hafalannya juga yang mengerti mengenai sholat dan agama. 
Jangankan menjadi Hafidz Quran, menjadi orang yang rajin membaca dan mempelajari Al-Quran juga dinaikkan derajatnya oleh Allah .
Bukankah hadits Nabi mengatakan,“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (Hr Bukhari) 
Sungguh sangat tinggi kedudukan yang Allah berikan bagi orang-orang yang mempelajari kitab-Nya.

Salah satu langkah awal kita untuk menjadi seorang penghapal Al-Quran adalah kita harus belajar membaca Al-Quran dimulai dari huruf ا hingga huruf ي. Kita harus mempelajari hukum-hukum tajwidnya seperti ikhfa , idgham , iqlab , izhar dan lain sebagainya. Kenapa ? Karena jika satu saja huruf yang keluar bunyinya salah, maka akan salah pula maknanya.

Apa saja keistimewaan mereka para penghafal Al-Qur'an ? Berikut beberapa keutamaan yang Allah anugerahkan kepada para penghafal Al-Qur'an di dunia dan akhirat.
      a.       Fadhillah Dunia
             1.      Allah SWT meninggikan derajat para penghapal Al-Quran
             2.      Al-Quran memberikan kebaikan dan keberkahan bagi para penghafalnya.
             3.      Para hafizh Al-Quran merupakan keluarga Allah SWT yang ada di bumi.
             4.      Para penghapal Al-Quran, tidak akan merugi dalam hal perdagangannya.

       b.      Fadhillah di akhirat
             1.      Al-Qur'an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi para penghapalnya.
             2.      Para penghapal Al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat
             3.      Mendapat tajul karomah (mahkota kemuliaan)
             4.      Kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota cahaya pada hari kiamat kelak
             5.      Menjadi orang yang arif di surga Allah ‘Azza wajalla.

Dan masih sangat banyak lagi keistimewaan mereka. Itu semua yang menjanjikannya bukan manusia, bukan pejabat, bukan presiden  bukan pula Nabi Muhammad SAW tetapi yang menjanjikannya langsung Sang Maha Pemilik Janji, Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surah Faathir (35:29-30) yang artinya:
[29] Sesungguhnya orag-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. [30] agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
Adapun ayat tersebut menyuruh kita untuk membaca kitab (Al-quran)  Allah SWT walaupun dalam terjemahannya tidak ada kata “mempelajari”, namun pemahaman kata “mempelajari” tersebut sudah terbingkai dalam kata membaca.

Ada beberapa cara agar kita bisa menjadi seorang hafidz wa hafidzah:
      1.      Niat
Segala sesuatu yang kita lakukan tergantung dari niat kita. Jika niat kita menjadi hafiz Al-Quran demi mengharapkan RidhoNya, Insya Allah Dia akan mempermudahkan kita. Kalau ada kendala di tengah jalan seperti rasa capek, letih, dan sejenisnya itu memang sudah lumrahnya, karena setan tidak akan pernah berhenti untuk menggoda anak cucu adam. Luruskanlah niat kita.

      2.      Rajin Muraja’ah
     Bacaan yang sudah kita hafal, pun harus sering kita ulang-ulang. Agar makin lengket dalam ingatan kita. Tidak hanya dalam ingatan tetapi juga perbuatan kita sehari-hari. Ibarat kita pergi sendiri ke sebuah kota yang asing tanpa kita bawa petunjuk, baik itu peta, kompas dan lain-lain kemungkinan besar kita akan tersesat. Begitu pulalah Al-quran yang merupakan pedoman kita. Saat tidak ada Al-Qur'an dalam ingatan dan hati kita dapat dipastikan kita akan tersesat di dunia bahkan di akhirat nanti.

      3.      Jangan Bermaksiat
     Ini juga merupakan yang terpenting setelah niat. Apa gunanya kita hapal Al-Quran, apa gunanya kita sering murajaah tetapi kita tetap melakukan perbuatan maksiat. Seolah-olah Al-Qur'an yang dihafal hanya sekedar formalitas biasa dan ajang pamer hafalan tanpa ada bekas dalam hati.

      4.      Pembimbing
Mungkin yang dimaksud dengan pembimbing tidak hanya ustadz atau ustadzah. Bisa juga teman seperjuangan kita, kakak kita ataupun siapapun itu. Yang penting mereka mau mendengarkan murajaah kita, setoran kita, memperbaiki bacaan kita yang salah bahkan mendukung kita untuk terus tetap menghafal.

Perbanyaklah membaca Al-Qur'an, perbanyaklah menghafal Al-Qur'an. Kitalah yang memperjuangkannya. Ingatlah yang kita perjuangkan bukan kaleng-kaleng tetapi surat cinta nya Allah buat kita. Yang kita perjuangkan bukan kertas-kertas buram tetapi sebuah kitab yang kelak akan menjadi pemberat amal timbangan kita. Lakukan mulai sekarang setelah membaca tulisan ini. Insya Allah, Allah akan mempermudahkan niat baik kita. 

Penulis       : Mahdawani Lubis

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...