Sabtu, 21 November 2015

Pendidikan Pers : Jurnalisme Berbasis HAM

Dari kiri : War Djamil, SH, Majda El Muhtaj, Dr. Iskandar Zulkarnain, MSi dan Moderator.

Gardamedia.org - Dalam paper War Djamil, Ia berkata bahwa ada bias yang terjadi dalam paradigma pers nasional. Mungkin pendapat tersebut didasari keluhan publik dengan mengedepankan bukti beberapa media yang dalam pemberitaan itu tergolong melanggar hak privasi, mencemarkan nama baik, membuka aib, menyinggung nilai-nilai sensitif perempuan, gender, anak-anak dan orang cacat. Sejumlah birokrat dan beberapa politisi melontarkan kritik tajam terhadap sebagian media yang tidak mengindahkan sisi-sisi privasi. Ada satu-dua jurnalis disebut kurang peduli dari sisi etika saat meliput atau wawancara. Kesimpulan sederhana : Sebagian jurnalis dan media seenaknya menabrak koridor HAM. Dari sisi “pers sebagai milik publik” tiada alternatif, kecuali pers perlu melakukan kajian dan menelaah secara jernih reaksi publik itu.

Lembaga Diklat Persatuan Wartawan Indonesia Sumatera Utara (PWI SU) bekerja sama dengan Asian Agri melaksanakan program terakhirnya yakni Pendidikan Pers yang bertema Jurnalisme Berbasis HAM, Sabtu (21/11) di gedung PWI SU, Medan. 

Mengundang 35 aktivis pers mahasiswa dari beberapa kampus di Sumatera Utara. Selain mahasiswa, turut hadir perwakilan dari tiga media yaitu dari Televisi Republik Indonesia Sumatera Utara (TVRI Sumut), Radio Republik Indonesia (RRI), dan kantor berita Antara.

Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 09.00 – 12.00 wib. Ketiga pemateri menyampaikan materinya dengan singkat dan padat kepada audiensnya. Pemateri pertama, Dr. Iskandar Zulkarnain, Msi dosen di departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Beliau  menyampaikan materinya tentang Etika dalam Publikasi dan atau Berkomunikasi. Ada empat hal yang menjadi inti pembicaraannya : 1) Kita perlu memiliki kesadaran dan belajar terus untuk beretika dengan baik; 2) Perhatikan bahasa verbal dan non verbal dalam memperoleh informasi; 3) Perhatikan dan pelajari budaya untuk meningkatkan kecerdasan berbudaya; 4) Tingkatkan kompetensi untuk bisa mempertahankan idealisme.

 Pemateri kedua, Majda El Muhtaj Kepala Pusat Studi HAM Unimed membahas materi inti dari Pendidikan Pers ini yaitu Jurnalisme Berbasis HAM. Seorang yang juga pendiri dan penasehat Serikat Pengajar HAM Indonesia (SEPAHAM) ini berpesan kepada audiens. “Kita adalah aktor media sekaligus penikmat media, maka arahkanlah produk jurnalistik ke arah yang baik dan benar”.

Pemateri ketiga disampaikan oleh War Djamil, SH direktur Lembaga Diklat PWI-SU dan senior editor “Harian Analisa”. Pemateri terakhir ini menutup closing statement –nya dengan tegas  “kompetensi jangan pernah dikaitkan dengan gaji di kantor!”.



Penulis : Inggit Suri Chairani

Foto : Inggit Suri Chairani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...