Dari kiri : War Djamil, SH, Majda El Muhtaj, Dr. Iskandar Zulkarnain, MSi dan Moderator. |
Gardamedia.org - Dalam paper War Djamil, Ia berkata bahwa ada bias yang terjadi dalam paradigma pers
nasional. Mungkin pendapat tersebut didasari keluhan publik dengan
mengedepankan bukti beberapa media yang dalam pemberitaan itu tergolong melanggar
hak privasi, mencemarkan nama baik, membuka aib, menyinggung nilai-nilai sensitif
perempuan, gender, anak-anak dan orang cacat. Sejumlah birokrat dan beberapa
politisi melontarkan kritik tajam terhadap sebagian media yang tidak mengindahkan
sisi-sisi privasi. Ada satu-dua jurnalis disebut kurang peduli dari sisi etika
saat meliput atau wawancara. Kesimpulan sederhana : Sebagian jurnalis dan media
seenaknya menabrak koridor HAM. Dari sisi “pers sebagai milik publik” tiada alternatif,
kecuali pers perlu melakukan kajian dan menelaah secara jernih reaksi publik
itu.
Lembaga
Diklat Persatuan Wartawan Indonesia Sumatera Utara (PWI SU) bekerja sama dengan
Asian Agri melaksanakan program terakhirnya yakni Pendidikan Pers yang bertema
Jurnalisme Berbasis HAM, Sabtu (21/11) di gedung PWI SU, Medan.
Mengundang
35 aktivis pers mahasiswa dari beberapa kampus di Sumatera Utara. Selain
mahasiswa, turut hadir perwakilan dari tiga media yaitu dari Televisi Republik
Indonesia Sumatera Utara (TVRI Sumut), Radio Republik Indonesia (RRI), dan
kantor berita Antara.
Kegiatan
dilaksanakan mulai pukul 09.00 – 12.00 wib. Ketiga pemateri menyampaikan
materinya dengan singkat dan padat kepada audiensnya. Pemateri pertama, Dr.
Iskandar Zulkarnain, Msi dosen di departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Beliau menyampaikan materinya tentang Etika dalam
Publikasi dan atau Berkomunikasi. Ada empat hal yang menjadi inti
pembicaraannya : 1) Kita perlu memiliki kesadaran dan belajar terus untuk
beretika dengan baik; 2) Perhatikan bahasa verbal dan non verbal dalam
memperoleh informasi; 3) Perhatikan dan pelajari budaya untuk meningkatkan
kecerdasan berbudaya; 4) Tingkatkan kompetensi untuk bisa mempertahankan idealisme.
Pemateri kedua, Majda El Muhtaj Kepala Pusat
Studi HAM Unimed membahas materi inti dari Pendidikan Pers ini yaitu Jurnalisme
Berbasis HAM. Seorang yang juga pendiri dan penasehat Serikat Pengajar HAM
Indonesia (SEPAHAM) ini berpesan kepada audiens. “Kita adalah aktor media
sekaligus penikmat media, maka arahkanlah produk jurnalistik ke arah yang baik
dan benar”.
Pemateri
ketiga disampaikan oleh War Djamil, SH direktur Lembaga Diklat PWI-SU dan
senior editor “Harian Analisa”. Pemateri terakhir ini menutup closing statement –nya dengan tegas “kompetensi jangan pernah dikaitkan dengan
gaji di kantor!”.
Penulis :
Inggit Suri Chairani
Foto :
Inggit Suri Chairani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar