Selasa, 24 November 2015

KISRUH :Paris Attack, Bagaimana Sikap Kita?


Kedua pembicara Kajian Isu Menyeluruh (KISRUH) dari kiri :  Aidil Arifin (Dosen Ilmu Politik USU), Ustadz Firmansyah Waruwu (Cendikiawan Muslim) dan moderator.

Gardamedia.org - Berkembangnya berita tragedi Paris di media cetak dan terlebih eletronik terasa ada ketimpangan. Banyak yang mengklaim pihak- pihak tertentu ikut terjun dalam aksi teror yang terjadi di kota Paris. Padahal, tidak hanya kota Paris yang mengalami kejadian seperti itu,  negara Timur Tengah seperti Iran, Irak, Yaman, Afghanistan, dan Palestina juga saat ini masih digempur oleh  rudal dan senjata api, menewaskan ribuan bahkan jutaan  masyarakat sipil yang ada di sana. Terus bagaimana kita menyikapi hal tersebut?

Sebagai akademisi seharusnya kita bisa merespon hal itu dengan  menyikapinya dari sudut pandang berbeda sesuai pengetahuan yang kita miliki.  


 Kajian Kontemporer UKMI Ad-Dakwah USU kembali mengadakan kajian. Kali ini kajian dibungkus dengan nama KISRUH (Kajian Isu Menyeluruh). KISRUH kali ini hadir dengan mengambil tema  "Paris Attack, Bagaimana kita menyikapinya?". Menghadirkan dua pemateri yang berkompeten untuk membahasnya. Aidil Arifin (Dosen Ilmu Politik USU) dan Ustad Firmansyah Wawuru (Cendikiawan Muslim) tampil sebagai pembicara dari pukul 15.00 wib hingga berakhir kajian tersebut di Aula Asrama Putri USU, Selasa (24/11).

“Secara pribadi, saya takut terjebak dalam pemetaan strategi barat, karena ketidakjelasan yang kita terima, yang kita lihat dan yang kita baca. Bahkan,  media yang ada Indonesia pun mengambil berita terjemahan dari media asing, tanpa terjun ke tempat kejadian pekara langsung. Saya sangat berhati-hati dalam membahas hal ini, namun karena ini adalah pembahasan kita, maka saya akan membahas dari segi politik islam. Pembahasan ini sangat multi dimensi, sama halnya seperti kejadian WTC yaitu menara kembar yang juga terdapat kejanggalan yang sudah di teliti oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Amerika Serikat." tutur Aidil Arifin saat menyampaikan materinya.

"Terkadang tidak ada pembuktian yang wajar untuk menyalahkan pihak yang lain, sedangkan saya lebih suka membandingkan dari segi orang yang netral dari pada buku. Yang pernah saya baca dalam sejarah srategi politiknya dalam perang dunia yang kedua yaitu perang ideologi, liberalisme, demokrasi, komunis, dan setelah komunisnya runtuh maka liberalisme muncul dengan demokrasi, dan mentah-mentah di laksanakan di pelosok negeri, walaupun banyak yang tidak sesuai dengan adat istiadat dan budaya atau keyakinan agama masyarakat tersebut, Karena  pelaksanaan demokrasi sangat berbeda di setiap negara." tambahnya.

Perpecahan di setiap negara timur yang menganut agama islam, yang dahulunya satu kesatuan dalam khilafah usmaniyah dan kalah di perang dunia kedua sehingga terpecah-belah menjadi 18 negara atas nama nasionalimse (bangsa-bangsa). Dalam politik Amerika, mereka akan berusaha menerapkan ketidakstabilan di wilayah timur tengah tersebut.

Kasus yang terjadi di Paris adalah tragedi kemanusian, nah di sinilah kita harus lihat Al- qur’an dalam surat Al-Maidah  yaitu membunuh itu haram, ibaratkan kita membunuh satu nyawa, maka kita seolah membunuh seluruh jiwa manusia dan malah sebaliknya jika kita menyelamatkan satu nyawa makan kita seolah menyelamatkan seluruh jiwa umat. Islam itu sangat anti dalam membunuh” ujar Aidil Arifin.

Pengeboman yang terjadi di kota Paris membangunkan seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, apakah kita tahu berapa banyak pembantaian yang terjadi di kota Suriah, Afghanistan, Iran, Irak,dan Palestina yang sampai sekarang belum berakhir. Sungguh miris.

Muslim/muslimah antara saudaranya seperti)  لكم دينكم و لدين (سورة الكفرون
lakum dinukum wa liadin  )Surat Al- Kafirun). Tidak peduli dengan apa yang terjadi terhadap saudaranya sendiri, padalah ayat tersebut berlaku untuk orang kafir. Pembantaian  yang terus dilakukan oleh antek-antek Amerika, Inggris, Perancis dan Rusia untuk membunuh saudara-saudara kita yang ada di bagian Timur Tengah.

 Islam tidak  pernah  mencari musuh, karena Islam adalah agama yang rahmatan lil ’alamin yang membawa kedamaian. Tidak dengan negara barat yang selalu membuat onar terhadap saudara kita,  namun ternyata banyak juga tentara mereka yang stres karena ulah mereka terhadap kita, akantetapi tidak dikabarkan secara langsung ke media sosial dan elektronik.”. Tutur Ustadz Firmansyah.

Sebagai muslim/muslimah yang cerdas, intelektual dan memilki logika yang tinggi, layaknya kita harus mencermati, memilih, mengamati media secara baik dan benar, sehingga tidak mudah guyah akan pemikiran yang dapat merubah  pendirian yang di mana kita sendiri tidak tahu kejadian sebenarnya. Terkadang apa yang kita lihat, dengarkan dan rasakan tidak akan sama persis dengan kejadian yang serupa baik, dalam konteks pemikiran yang ditulis oleh sebagian media.




Penulis : Mira Maharani

Foto      : Mira Maharani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...