Selasa, 06 Oktober 2015

TALKSHOW GO PANGAN LOKAL 2015


    Gardamedia.org -  Sabtu 3 Oktober 2015, Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) dan Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri)  Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah menyelenggarakan kegiatan talkshow Go Pangan Lokal (GPL). Talkshow ini merupakan salah satu dari kegiatan Go Pangan Lokal yang diadakan di 10 kota besar di Indonesia yang digagas oleh Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia (MITI).

Acara ini dibawakan oleh dua orang Moderator of Ceremony (MC) yakni Surya dan Wira. Keduanya adalah mahasiswa UMN Al-Washliyah. Rangkaian agenda acara dibawakan dengan dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris. Talkshow ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al- Qur’an QS Az Zumar : 1 - 10 oleh salah seorang mahasiswa Unversitas Negeri Medan. Selanjutnya, Agenda ini juga dimeriahkan tari-tarian tradisional etnis melayu yang dibawakan oleh UKM Seni UMN Al-Washliyah  

"Kegiatan ini diadakan karena rasa empati kami selaku mahasiswa kepada bangsa yang dijuluki "bangsa agrikultura" namun kita hanya bisa menelan pil pahit dengan kenyataan bahwa negara kita tak lepas dari kegiatan import. Kita berharap indonesia bisa mendulang masa keemasanya seperti tahun 1985 yaitu swasembada pangan." tukas Akum dalam kata sambutanya selaku ketua panitia. 

Ketua Himagri UMNAW yakni, Khairul Awal diikuti oleh koordinator GPL wilayah Sumbagut yang disampaikan oleh Sahri Ardalina. Keduanya menyampaikan ucapan terima kasih pada peserta dan himbauan kepada peserta untuk selalu mengonsumsi pangan lokal. Selain itu, koordinator GPL Sumbagut ini menyampaikan historikal dari tujuan terwujudnya acara Go Pangan Lokal ini adalah kurangnya minat masyarakat Indonesia mengkonsumsi produk lokal negaranya sendiri. 

    Pada bagian inti acara Ir. Suyono, MM selaku pembicara I menyampaikan topik tentang ketahanan pangan. UU No.18 Tahun 2012 tentang pangan menjadi awal pembukaan materi. Beliau menambahkan upaya peningkatan ketahanan pangan adalah masalah seluruh bangsa. Perlu keseimbangan dalam mengkonsumsi makanan. Beliau juga menuturkan bahwa ada rasa optimis agar pangan lokal bisa berkembang kedepan, untuk itu ada harapan besar bagi negara kita untuk berubah menjadi lebih baik, khususnya Provinsi Sumatera Utara.

"Pangan lokal sangat mempengaruhi stamina tubuh kita hingga kita berada diusia tua." tambah beliau. Dalam presentasinya, kementan menjabarkan target sukses kedepan yaitu :
    1. Swasembada : Padi, jagung dan kedelai.
    2. Peningkatan produksi : Tebu, hasil ternak, cabe dan bawang merah.
    3. Diversifikasi pangan : Peningkatan kualitas konsumsi dan penurunan konsumsi beras.

Beliau juga memberikan himbauan kepada peserta talkshow untuk datang pada acara Lokal Food Day (LFD) pada tanggal 18 Oktober 2015 nanti, karena pada acara itu akan ada pembagian booklet pangan lokal yang sudah dipersiapkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya, beliau menekankan bahwa ada perbedaan makna antara pangan lokal dengan pangan khas. Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan SDA setempat, sementara pangan khas itu adalah pangan yang asal usulnya secara biologis ditemukan di suatu daerah.

    Banyak program - program yang sudah dilakukam kementan untuk mengajak masyarakat lokal setempat lebih mengutamakan pangan lokal salah satunya adalah one day no rice setiap hari selasa. Salah satu tujuan dari program tersebut sebagai antisipasi masalah lambung.
                     
Para pemateri talkshow
                           
    Pemateri kedua adalah Ir. Zulkarnaen Lubis, M.Si yang juga menjabat sebagai Dekan Pertanian UMNAW dalam materinya menyampaikan topik tentang perlunya teknologi untuk mempermudah produksi pangan lokal. Beliau menuturkan, ternyata tanpa kita sadari masyarakat luar indonesia senang mengonsumsi produk - produk lokal Indonesia dan sebaliknya masyarakat lokal Indonesia lebih menyukai mengonsumsi makanan - makanan instan dari negara lain. Contoh perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap produk lokalnya membuat peserta talkshow menjadi antusias. 

"Beras adalah salah satu produk yang menjadi contoh produk import di Indonesia dan beras import bermerek ini menjadi pilihan masyarakat banyak, padahal banyak beras lokal di negara Indonesia seperti dari daerah Asahan yang bisa dikonsumsi. Hal ini berarti strategi pengemasan ataupun teknologi dari sebuah produk itu sangat mempengaruhi minat masyarakat." tambah beliau. 

    Selanjutnya beliau juga mengajak seluruh masyarakat terutama peserta talkshow untuk tidak malu memproduksi dan mengonsumsi produk dengan budaya Indonesia. Pada akhir penyampaian materinya beliau memekikkan “Aktivis gemar dengan produk lokal”. Dengan demikian kita yang mengajak maka kita yang harus menjadi pelaku pertama untuk apa yang kita rencanakan.

    Pemateri yang ketiga adalah Marzuki Halim seorang pengusaha muda dalam bidang pangan lokal yaitu durian yang diolah menjadi sebuah produk pancake. Dalam materinya beliau menuturkan beberapa strategi memulai suatu usaha :
    1.Tentukan produk - produk lokal dan biasakan inspirasinya natural dari kehidupan sehari - hari.
    2.Unique Selling - memberikan persiapan pengemasan se-kreatif mungkin.
    3.Pemasaran - bagaimana strategi distribusi produk dan pemanfaatan media sosial sebagai sarananya.

Beliau juga menambahkan sebuah produk usaha yang terkenal sangat dipengaruhi dari teknologi yang digunakan.

    Acara talkshow ini terselenggara dengan baik, dan pada akhir acara panitia memberikan cendramata kepada seluruh pembicara dan hadiah bagi setiap penanya. Selanjutnya diikuti dengan sesi foto bersama antara panitia dan pengisi acara. 

Penulis    : Akum situmorang
Editor     : Zahratul Hayati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Inspiratif Andre Doloksaribu Mendirikan Rumah Belajar Untuk Anak Pinggiran Sungai

Oleh : saturnusapublisher Gardamedia.org (24/05/2023)    - Masyarakat pinggiran sungai sering kali terlupakan keberadaannya, apalagi biasany...