![]() |
Gardamedia.org – Kamu pasti sudah lama bertemu
kakakmu yang jilbabnya panjang dan pemalu itu. Dia menyenangkan bukan? Dia
sering menghampirimu dengan senyum dan jabatan hangat atau sesekali pelukan
rindu. Tapi tiba-tiba saja seiring berjalannya waktu, kamu menemukan
ketidaknyamanan bersamanya dalam sebuah lingkaran yang biasa disebut mentoring.
Alasan pertamamu malas datang
mentoring karena dia ternyata begitu pengatur.
Seharian penuh engkau harus kehilangan gaya
modismu. Dia menyuruhmu mengenakan rok, baju longgar, jilbab harus menutup
dada, dan jangan melupakan kaus kaki. Padahal dengan aturan ini kamu dipastikan
mendapatkan banyak kebaikan tanpa kamu sadari (Pada hari itu sengatan matahari
dan debu jalanan tengah absen merusak kulitmu; di hari itu engkau dikenal
sebagai seorang muslimah oleh sekelilingmu tanpa terkecuali; teman-teman
lelakimu tidak melakukan dosa yang biasa dilakukannya setiap hari karena
melihat apa yang tidak boleh dilihatnya pada dirimu (baca:aurat) dan kamupun
mendapat satu kebaikan karenanya; di hari itu kamu terhindar dari pelecehan
yang mungkin dilakukan oleh lelaki yang berniat jahat di sekitarmu; dan juga
banyak kebaikan lain yang Allah sediakan untukmu, insyaAllah).
Alasan kedua, dalam persoalan agama kakak itu tidak lebih pintar darimu.
Benar engkau memiliki segudang ilmu tapi hanya
debunya saja yang membersamaimu. Ilmu tanpa amal tidaklah berguna saudariku.
Pergokilah sesekali kakakmu yang tengah tersenyum bahagia melihatmu mengamalkan
satu saja kebaikan dari puluhan kajian yang telah kalian lewati bersama. Itulah
hari yang selalu ia nantikan. Itulah tujuan sebenarnya mentoring dilakukan.
Agar engkau mengamalkan.
Alasan ketiga, kamu memiliki
urusan yang lebih penting, kamu sedang sibuk dan mentoring begitu menyita
waktumu, atau bersenang-senang dan beristirahat lebih baik menurutmu.
Jika kamu pernah beralasan demikian, maka akan
kukatakan hal sebaliknya kepadamu. Urusan penting seperti apa yang mampu
memalingkanmu dari suatu perjalanan yang teramat membahagiakan ini (baca:
perjalanan menuju surga)?
“Barangsiapa yang menempuh untuk menimba ilmu niscaya Allah akan
memberikan kemudahan baginya jalan menuju
surga” (HR. Muslim).
Kamu juga sebenarnya tidak benar-benar sedang
sibuk, kamu hanya kurang melatih diri untuk menguasai waktu. Jangan pernah
melupakan kalimat ini “semakin lama engkau mentoring semakin mudah jalanmu
menuju surga”. Masih bisakah kamu mengabaikan tawaran ini? Jawablah dengan
hatimu.
Sekarang bagimu bersenang-senang dan
beristirahat tidak lebih baik dibandingkan mentoring bukan? Bergegaslah kunci
dengan erat semangatmu. Pergilah mentoring. Sepulang darinya kamu bisa
beristirahat dengan merasakan hati yang lebih baru, semakin terang dan
menenangkan dari sebelumnya.
Alasan keempat, kamu tidak
pernah tertarik dengan pengajian.
Mari kuajak kamu berkenalan dengan jiwamu yang sebenarnya. Dia adalah
jiwa yang tidak mampu hidup tanpa Tuhannya. Dia adalah jiwa yang begitu ingin
melakukan ketaatan pada Sang Pencipta-Nya. Tapi kini kamu sedang lupa pada
jiwamu ini. Kamu tidak bisa mengingatnya bahkan sedikit saja. Maka pulihkanlah
ingatanmu, datanglah mentoring walau kamu tidak menyukainya, walau pengajian
terasa begitu membosankan. Semoga Allah memberikan kepadamu taufik dan hidayah.
Mentoringlah saudariku. Jangan berhenti pergi hingga nikmat iman dapat kembali
kau kenali, kau rindui dan kau cintai.
Penulis : Tara Batubara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar