![]() |
Ilustrasi :instagramzone.com |
Ini tentang
kisah seorang hamba yang begitu di damba. Namanya abadi dalam Kumpulan Surat
Cinta. Kitab yang berkumpul beribu hikmah, Al Qur'anul Karim pemberi cahaya,
namanya abadi sepanjang masa. Ya, namanya Luqmanul Hakim, seorang hamba yang di
damba. Mari mengambil hikmah dari sang ahli hikmah.
Suatu masa ia diperintahkan oleh majikannya untuk
menyembelih seekor kambing. Kemudian sang majikan meminta bagian tubuh yang
paling baik. Luqmanul Hakim sang ahli hikmahpun memberikan dua bagian tubuh
yang menurutnya paling baik. Dia adalah lidah dan hati. Beberapa hari kemudian,
sang majikan kembali meminta agar Luqmanul Hakim menyembeli seekor kambing dan
mengambil bagian tubuh yang paling buruk. Luqmanul Hakim pun memberikan dua
bagian tubuh yang sama seperti sebelumnya, yaitu lidah dan hati. Sang majikan
heran dan bertanya "ketika aku
meminta bagian daging yang paling baik, engkau memberiku lidah dan hati. Lalu
ketika aku meminta bagian tubuh yang paling buruk, mengapa engkau memberikan
daging yang sama?". Berkatalah Luqmanul Hakim, "Memang tidak ada yang
lebih baik dari kedua anggota itu jika sudah menjadi baik, dan tidak ada yang
lebih buruk dari keduanya jika sudah menjadi buruk".
Mari kita
berhikmah, ketika lidah dan hati itu baik, maka tidak ada yang lebih baik
darinya. Begitu pula jika lidah dan hati itu buruk, maka tidak ada yang lebih
buruk darinya. Masya Allah.
Tentang lidah
yang buruk, ungkapan bahwa lidah lebih kejam daripada pedang mungkin akan tetap
berlaku apabila sang pemiliknya tidak mampu menjaganya. Darinya berapa orang
yang merasa tersakiti, darinya berapa manusia yang menjadi saling dendam,
darinya berapa manusia yang terlibat salah faham, darinya berapa manusia yang
pada akhirnya terjerumus dalam kemaksiatan ghibah, menggunjing, dan menyebar
berita bohong.
Rasulullah saw pernah ditanya oleh sahabat: “Apa yang
menyebabkan seseorang bisa masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Bertaqwa kepada
Allah dan akhlaq yang baik.” Kemudian ditanya lagi: Apa yang menyebabkan
seseorang masuk neraka?” Beliau menjawab: “Dua rongga badan yaitu mulut/lidah
dan farj (kemaluan).” (HR. Tirmizi dan Ibn Majah).
Tentang lidah
yang baik, ungkapan bahwa lidah lebih tajam dari pedang mungkin juga tetap
berlaku apabila sang pemilik menggunakannya untuk mengungkapkan kebenaran.
Berapa orang yang pada akhirnya mendapatkan cahaya Allah karena lidah berperan
sebagai penghantar cahaya bertutur indah dalam menyampaikan kebenaran.
Darinya,
nasehat yang bijak hadir dan banyak jiwa yang akhirnya menangisi dosanya yang
lalu dan memperbaiki ikatan janji suci kepada Sang Pencipta yang dulu sempat
terucap ketika masih dalam kandungan (Qs. Al A'raf : 172).
Lidah juga
salah satu alat pencegah segala bentuk kemaksiatan dan keburukan. Peneduh jiwa
yang sedang gundah, penentram jiwa yang lara, dan penyejuk jiwa yang gerah.
Harus diingat pula ia juga pemadam amarah. Darinya lah keluar kalimat -
kalimat indah dari surga, kalimat - kalimat zikir, sebagai bukti tanda sang
makhluk mencintaiNya. Dari sang lidah, mari kita jadikan ia daging yang paling
baik, memulai darinya untuk mencintai Allah.
Kemudian
tentang hati, hati adalah penentu segala kebaikan dan keburukan diri. Hati yang
buruk, darinya akan muncul berbagai prasangka. Dia dapat menimbulkan luka. Hati
yang buruk membawa diri terjerumus ke lembah kemaksiatan. Dia tidak pernah membawa lidah untuk bersyukur, tidak pernah mengajak untuk ikhlas dalam beribadah, dan
akan merepotkan diri untuk belajar mencintai Allah. Takutlah akan keburukan
hati.
Lalu ketika hati baik, dia akan memberikan ketentraman menghamba
kepada sang Pemegang Hati. Dia akan
membawa tubuh senantiasa beribadah dengan penuh kekhusyukan. Hati yang baik
juga mengajak lidah untuk selalu mengambil hikmah melalui ucapan hamdalah dan
sabar dari segala bentuk musibah maupun nikmatNya. Pada hati yang baik, paling
penting ialah dia mampu mengajarkan untuk senantiasa berfikir jernih, selalu berprasangka baik atas segala ujian dan kenikmatan yang datang. Benarlah
jika hati baik maka baiklah semuanya, namun jika hati buruk maka akan buruk lah
semuanya.
"Dari An
Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, " Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia
baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh
jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no.
1599).
Hati dan lidah merupakan
nikmat yang sangat berharga, tidak akan
dapat terbayar dan terbalas sekalipun kita membelinya dengan emas sebesar
gunung. Jika hati kita baik, lidah kita tentu hanya berucap yang baik - baik,
keduanya menjadi satu paket, dan tidak akan berlawanan. Jagalah hati dengan
tidak mempersekutukan Allah. Jika hati mencintai Allah, maka yang dikeluarkan
oleh lidah adalah untaian zikir indah di setiap aktivitas kita. Allah sudah
memberikan segala apa yang dibutuhkan, bahkan segala hiruk pikuk kehidupan yang
fana ini. Allah tetap memberikan kesempatan agar kita terus memperbaiki hati
dan ucapan. Kesempatan itu, memberi peluang manusia menuju jannah_Nya.
Kita tidak tahu kapan maut menjemput, aduhai khawatirlah atas peringatanNya. Bukankah
setiap yang bernyawa akan mengalami kematian? hendak dibawa kemana malu diri
ini ketika berhadapan denganNya. Bingung untuk mempertanggungjawabkan atas
segala khilaf di dunia yang sarat akan dosa.
Imam Al Ghozali
berkata pada murid – muridnya, bahwa yang paling dekat di dunia ini adalah
kematian. Ya. Kematian selalu mengintai, sekarang, esok, lusa, atau nanti, kita
tidak pernah tahu. Andai kematian tiba-tiba
menjemputmu sekarang. Setelah engkau membaca nasihat-nasihat Luqmanul Hakim
ini. Kapanlah lagi, kita bisa
memperbaiki diri dari gelimang dosa
ini. Andaipun kematian itu datangnya esok, apakah engkau yakin kita
dalam keadaan beriman? Jadikanlah hati dan lidah, dua bagian dari tubuh ini
sebagai bagian yang paling baik. Wahai hati, tunduklah engkau kepada
Allah. Padamu diri ini selamat dan padamu pula diri binasa. Wallahu’ alam
Penulis : Awan Kustriawan (Antropologi 2013)
Sumber : Al-qur'an dan Hadits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar