Sejumlah wartawan melakukan aksi demo tuntut satpam USU diadili
atas tindak pemukulan terhadap wartawan harian orbit, jum'at (22/5)
di depan Biro Rektor USU
Gardamedia.org - Puluhan wartawan yang berasal dari berbagai pers sekota Medan melakukan aksi demo di halaman gedung Biro Rektor Universitas Sumatera Utara siang tadi (22/5). Aksi mereka kali ini merupakan bentuk penuntutan hukuman kepada salah seorang satpam USU yang melakukan tindak pemukulan terhadap wartawan Harian Orbit saat sedang meliput aksi demo gabungan antara PEMA USU beserta beberapa elemen pergerakan ekstra yang ada di Universitas Sumatera Utara.
Sebagaimana yang diketahui, aksi gabungan ini pada awalnya berlangsung secara damai. Namun, tak berapa lama kemudian aksi ini tiba-tiba berubah menjadi anarkis yang akhirnya menimbulkan baku hantam antara para peserta aksi dan satpam USU. Akibatnya, beberapa mahasiswa peserta aksi serta wartawan media mengalami luka-luka, kaca gedung biro rektor pun tak luput dari sasaran peserta aksi yang mengakibatkan sebagian kaca gedung pecah karena lemparan batu.
Pihak PEMA USU sendiri sudah memberikan klarifikasi dan pernyataan sikap mereka melalui kiriman yang tersebar di sosial media seperti WhatsApp, BBM, dan sosial media lainnya berkaitan dengan aksi yang berakhir ricuh ini, diantara isi pesannya adalah," (1). Aksi unjuk rasa yang terjadi tadi siang merupakan aksi gabungan PEMA USU beserta beberapa elemen pergerakan ekstra mahasiswa USU. (2). PEMA USU menyesalkan adanya provokasi dari oknum mahasiswa dan pihak satpam USU sehingga mengakibatkan terjadinya baku hantam antara peserta aksi dengan satpam USU.(3). PEMA USU mengecam tindakan represif pihak satpam USU yang melakukan aksi pemukulan & pengeroyokan dengan menggunakan benda tumpul sehingga mengakibatkan korban luka di pihak mahasiswa USU serta pers media lainnya yang meliput. (4). PEMA USU menyesalkan adanya tindakan pengrusakan gedung Biro Rektor USU oleh oknum mahasiswa."
Orator saat mengungkapkan aspirasinya di depan seluruh peserta aksi
Sedangkan aksi para wartawan dari berbagai media yang terdiri dari Tribun-Medan, Harian Orbit, dan Liputan Medan ini terlihat kurang mendapat respon positif dari pihak rektorat. Akibatnya, pihak wartawan yang tidak puas dengan tanggapan rektorat ini berjanji akan membawa masalah ini ke ranah hukum dan akan segera melaporkannya ke kantor polisi. Dalam orasinya, orator (yang tidak diketahui namanya) menyatakan sikap kekecewaannya atas ketidakpedulian pihak rektorat atas aspirasi mereka.
"Kami (media) selalu peduli dengan kampus USU, kami selalu memberitakan apapun yang terjadi di USU ini mulai dari prestasinya dan berbagai hal baik lainnya. Tapi mengapa saat kami datang untuk meminta keadilan malah tidak dipedulikan. Kami merasa kecewa, ini merupakan bentuk solidaritas kami terhadap kawan seperjuangan kami sesama wartawan yang mendapat perlakuan tidak baik saat sedang menjalankan tugasnya, dan mulai sekarang kami juga tidak akan peduli lagi terhadap apa yang terjadi di USU ini, kami tidak akan pernah memberitakan apapun lagi tentang USU ini," kecamnya saat berorasi.
Wartawan berinisial (IR) yang menjadi korban pemukulan oleh satpam USU ini sendiri ikut dalam aksi demo tersebut. Saat diwawancarai oleh media usai demo, korban berharap agar pelaku dapat segera ditangkap untuk dapat diadili secepatnya, korban juga mengaku mengetahui siapa yang melakukan pemukulan terhadap dirinya dengan menyebutkan beberapa ciri fisik pelaku.
"Saya berharap dengan ini satpam security itu segera tertangkap agar bisa diadili. Tapi apa yang kami dapat, aksi demo kami malah dianggap tidak penting. Kami sebagai wartawan merasa tidak dihargai," tegasnya saat diwawancarai.
Aksi yang berlangsung sekitar 1,5 jam ini berakhir tanpa penyelesaian masalah dan solusi. Akhirnya peserta aksi memutuskan untuk membubarkan diri dan berjanji akan langsung melaporkannya ke kantor polisi usai pembubaran diri dari TKP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar