Gardamedia.org - Komunitas Sultan Mengabdi atau yang disingkat KOSTUM merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Komunitas ini sendiri merupakan salah satu komunitas yang berada dibawah garis komando Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) regional VI Medan, namun hampir seluruh kegiatannya tetap berada di bawah komando KOSTUM sendiri.
Komunitas ini sendiri dibentuk pada tanggal 3 Maret 2015 dengan jumlah anggota sebanyak 7 orang dan yang menjadi direkturnya adalah Surya Dharma mahasiswa S1 Akuntansi FEB USU stambuk 2013. Tujuan komunitas ini sendiri ada dua, pertama untuk menyampaikan motivasi dan inspirasi ke beberapa sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, serta yang kedua masuk ke daerah-daerah kecil untuk menyampaikan kepada objek pengabdian KOSTUM mengenai 18 nilai karakter leluhur kebangsaan Indonesia, seperti relijius, jujur, bersahabat, suka membaca, dan lain-lain.
Surya Dharma (Direktur Komunitas Sultan Mengabdi) |
Dari hasil wawancara dengan Surya Dharma selaku direktur KOSTUM, komunitas ini didirikan karena melihat berbagai permasalah pendidikan Indonesia yang tidak terlalu baik.
"Kita ingin membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih menyenangkan, variatif, edukatif dan mungkin lebih disenangi oleh banyak orang, oleh karena itu dalam sistem belajarnya kami mengambil konsep bermain sambil belajar agar adik-adik ini mendapatkan ilmu mengenai 18 karakter kebangsaan dan termotivasi untuk menjadi orang-orang besar," jawabnya.
Bentuk proyek yang dikerjakan oleh komunitas ini sendiri ada dua. Pertama, bina bakti desa yang dinamakan rumah langit, dan kedua kegiatan seminar dan motivasi. Untuk bina bakti desanya sendiri sudah terlaksana dengan melakukan pengabdian kepada anak-anak yang ada di daerah gang pasir Medan, setidaknya ada 30 orang anak yang sedang mereka didik sampai sekarang. Surya Dharma mengaku mereka tidak mempunyai target berapa lama akan mengabdi di gang pasir tersebut.
"Kami tidak punya target akan berapa lama mengabdi di gang pasir, kami hanya berharap semakin banyak orang yang bergabung dengan KOSTUM ini maka akan semakin banyak juga desa-desa kecil yang akan kami masuki. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa desa yang akan kami masuki itu hanya satu saja, bisa jadi ada dua atau tiga desa yang akan kita abdi dalam waktu yang bersamaan, makanya kami sangat berharap akan banyak yang mau bergabung dengan KOSTUM," tambahnya.
Komunitas ini juga mempunyai kurikulum sendiri yang mereka beri nama Ha-He-Ho. Ha berarti Hangat, maksudnya adalah dalam kegiatannya mereka tidak hanya menjalin hubungan yang baik antara pengabdi dan anak-anak, namun juga dengan para orangtua mereka agar proses belajar tersampaikan dengan baik. Untuk He berarti Hebat, artinya KOSTUM selaku pengabdi senantiasa mengajarkan manajemen mimpi yang baik kepada anak-anak, yaitu mengajarkan agar anak-anak tidak bermimpi hanya sebatas menjadi polisi, guru, atau dokter, tapi KOSTUM akan membukakan cakrawala berpikir mereka untuk berprofesi yang tidak biasa. Sedangkan untuk Ho-nya sendiri berarti Harmoni, yaitu bagaimana agar segala kegiatan yang dilakukan KOSTUM dapat berjalan dengan lancar dan mampu memberikan kesan yang baik kepada objek pengabdian mereka.
Menurut penuturannya, rencana jangka pendek komunitas ini adalah untuk menambah jumlah anggotanya, tapi dia juga menambahkan tidak terlalu menargetkan berapa banyak jumlah anggota, walaupun sedikit tidak terlalu menjadi masalah asalkan fokus untuk mengabdi bersama Komunitas Sultan Mengabdi. Sedangkan untuk rencana jangka panjangnya adalah ingin menjadikan KOSTUM sebagai komunitas yang menasional.
"Saya berharap KOSTUM mampu bertahan lama hingga akhirnya segala kegiatan kami mampu menginspirasi orang lain untuk bergerak melakukan hal yang sama seperti kami," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar