![]() |
Gambar diambil dari : islamic-indo.blogspot.com |
Pernahkah kita
mendengarkan celotehan ini?
“Lihat itu Aceh! Dibuat
luluh-lantak dengan tsunami gara-gara pesta mesum di pantai waktu malam
natal.”
“Tuh, Sinabung! Gak
kelar-kelar karena orang-orangnya juragan tuak.”
“Pantaslah Jogja gempa, ayam kampusnya banyak disana.”
“Nepal juga kena gempa tuh.
Allah balas karena udah bantai puluhan ribu binatang untuk wejangan dewa.”
Pernahkah kita bertanya
“siapakah aku?”
Catatan untuk diri kita
masing-masing janganlah menjadi Tuhan kecil. Hanya Allah yang tahu apa
dibalik musibah yang diberikan kepada hambaNya. Manusia hanya perlu intropeksi
diri dan perbanyak amal ibadah, tanpa perlu menerka-nerka penyebab musibah yang
menimpa orang lain.
Dalam sebuah hadits
riwayat Muslim, Rasulullah bersabda :
“Hati-hatilah kamu dari
prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah ucapan paling dusta . dan janganlah
kamu saling menyebarkan kabar (dusta). Janganlah saling memata-matai, saling
berbuat kikir, saling mendengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Maka
jadilah hamba Allah yang saling bersaudara.”
Sebagai hamba, kita
tidak boleh mengkaitkan suatu musibah dengan suatu keburukan yang dilakukan
oleh suatu kelompok masyarakat.
”Maka pernahkah kamu
melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah
membiarkannya sesat dengan pengetahuanNya, dan Allah telah mengunci pendengaran
dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang
mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?”
(QS. 45 : 23)
Wallahu a'lam..
Penulis : Yolanda Putri Sani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar