![]() |
Iustrasi (foto diambil dari sekilastekno.com) |
Berkembangnya dunia
digital menuntut masyarakat untuk bisa mempersiapkan diri dalam menyikapi hal
tersebut. Kini, smartphone sangat digandrungi masyarakat. Ia mampu
mendekatkan yang jauh dan terkadang menjauhkan yang dekat. Dahulu kita hanya
mengenal mesin ketik untuk membuat dokumen berupa tulisan atau surat, telepon
untuk menelepon, radio atau tape untuk mendengarkan music juga berita, dan
televisi untuk menonton. Hadirnya smartphone dapat
menyatukan fungsi televisi, radio, mesin ketik menjadi satu. Tidak hanya
menonton, mengetik e-mail, mendengarkan radio, kita juga dapat mengakses web
layaknya menggunakan computer. Begitulah pesona smartphone.
Online Shop, berita
terbaru bisa diakses melalui alat canggih ini. Dia semakin menambah
ketertarikan penggunanya. Bak obat kimiawi, smartphone memiliki efek samping dalam
penggunaannya. Smartphone sering dijadikan
tolak ukur trendi atau tidaknya seseorang. Tak jarang telepon pintar ini
menjadi bahan perbincangan para hedonis sebagai ajang pamer barang dan kehebatannya.
Menurut pengamat budaya, fenomena ini dapat mengakibatkan pergeseran budaya.
Dikhawatirkan tidak ada lagi budaya silaturahmi ke rumah-rumah, karena melalui
berbagai fitur smarthpone, kita mampu bertatap muka tanpa
berada di tempat yang sama seperti aplikasi video call. Bahkan orang yang
sibuk bisa mengadakan rapat hanya melalui aplikasi chat group. Efek lain smartphone yaitu mengakibatkan
ketergantungan bagi penggunanya. Banyak kita jumpai seseorang akan panik ketika
telepon pintar miliknya habis baterai, tertinggal di suatu tempat, dan hampa
bila tak sedang memegangnya. Parahnya lagi, sebagian orang harus membawanya
ketika ke kamar mandi dan kamar tidur. Inilah yang disebut sebagai nomophobia.
Jika
disalahgunakan, maka telepon pintar akan mengakibatkan kerusakan fatal bagi
moral manusia apalagi anak-anak. Jika benda canggih ini diberikan kepada
anak-anak yang belum cukup umur, mereka akan menjadi pribadi yang
individualism, tidak peduli dengan orang-orang sekitarnya karena asik bermain games yang tersedia di gadgetnya.
Kebiasaan-kebiasaan itu akan memelihara kemalasan anak-anak berinteraksi dengan
lingkungannya.Sedangkan untuk sebagian pelajar dan mahasiswa telepon
pintar dijadikan alat menyontek terbaru untuk jawaban ujian dengan
mengakses di search engine. Perlu
di waspadai, dia juga bisa akibatkan keretakan rumah tangga, maraknya
prostitusi online dan lain sebagainya.
Pembahasan
smartphone ini memang tidak akan ada habis-habisnya. Memiliki manfaat namun
juga miliki dampak buruknya. Sikapilah fenomena ini dengan bijak dan
beretika.Gunakan ia sebaik mungkin sehingga orang lain juga ikut merasakan
kebermanfaatannya.
Wallahu'alam.
Penulis : Yolanda Putri
Sani
Editor : Inggit Suri
Chairani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar