Gardamedia.org - “Saat memasuki pintu samping Masjid
terlihat sekumpulan ikhwan sedang khusyuk mendengarkan Tausiyah dari ustadz,
dan di sisi kirinya ada sebuah hijab yang membatasi antara ikhwan dan akhwat. Suasana
tenang dan damai bisa dirasakan selama kegiatan ini berlangsung, meskipun beberapa
peserta ada yang sibuk dengan handphone masing-masing dan sebagian lagi ada
yang terlihat sedang berdiskusi dengan peserta yang lain.. Sesekali suara tawa hadirin
terdengar memecah sore yang serius menjadi sedikit lebih cair”.
Kamis (09/4) pukul 16.30 – selesai Ulumul Syar’I kembali digelar di Mesjid
Ad-Dakwah USU. Acara ini merupakan salah satu program kerja rutin UKMI
Ad-Dakwah USU yang dilaksanakan setiap hari kamis setelah sholat ashar. Kali
ini yang menjadi pemateri adalah Ustadz Hamzah yang mengkaji tentang Fiqih
Akhlak dari Tafsir QS Al-Hujurat dan dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal
dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.
Terlihat peserta sedang mendengarkan materi ustadz dengan seksama dan antusias
Dalam penyampaiannya, pemateri banyak menceritakan sirah-sirah teladan dari
sahabat Nabi, dan beliau juga menjelaskan asbabun
nuzul dari turunnya Surah Al Hujurat ini. Karena waktu yang tidak
memungkinkan pemateri hanya menafsirkan beberapa ayat saja. Dari ayat 1 yang
berbunyi: :
”Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu
mendahului Allah dan RasulNya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar Maha Mnegetahui.”
Dari ayat ini pemateri menjelaskan kepada hadirin bahwa sebagai manusia
kita dilarang mendahului ketetapan Allah dan Rasulnya.
“Jangan pernah mendahului ketetapan Allah dan RasulNya, baik dalam penetapan
hukum/fatwa dan lain-lain. Kita tidak pernah bisa memprediksi apa yang terjadi
esok hari, jangan pernah mengucapkan kata “pasti”, saya “pasti datang”, saya “pasti
begini dan begitu”, biasakanlah untuk selalu mengucapkan kata Insya Allah,
kembalikan semuanya kepada Allah.” terang beliau.
Beliau juga menceritakan sirah Nabi Muhammad yang ditegur Allah karena tidak
mengucapkan kata Insya Allah saat ada salah seorang sahabat yang bertanya tentang
hukum kepada beliau.
“Rasulullah saja pernah ditegur Allah saat seorang sahabat bertanya hukum
kepada beliau, saat itu Rasulullah mengatakan “besok akan saja jawab”. Tapi
setelah 3 hari menunggu malaikat Jibril tetap tidak datang untuk menyampaikan
wahyu tentang pertanyaan sahabat tersebut hingga membuat hati Rasulullah cemas.
Akhirnya pada hari ke empat Malaikat Jibril pun datang menyampaikan wahyu,
Rasulullah pun langsung bertanya,”Kenapa kamu baru datang wahai Jibril ?”,
Jibril pun menjawab,”Kami tidak akan memasuki rumah yang didalamnya ada seekor
anak anjing dan patung”. Jawaban Malaikat Jibril ini sekaligus menjadi sindiran
atau teguran kepada Rasulullah dan umat manusia umumnya untuk tidak mendahului
Allah.” Jelas pemateri.
Ayat ke 2 surah Al Hujurat juga menjelaskan agar selalu merendahkan suara
saat berbicara dengan Rasulullah.
‘Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu berkata padanya
dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap yang lain,
nanti segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.”
Dari ayat ini Pemateri mengutip sebuah kisah dari salah seorang sahabat
yang bernama Walid bin Uqbah. Walid bin Uqbah adalah salah seorang sahabat yang
berasal dari daerah pesisir dan terbiasa bersuara keras sejak kecil dan
dipengaruhi oleh lingkungannya juga hingga kebiasaannya ini dibawa sampai dia
besar.
“Saat ayat ke 2 ini turun, Walid bin Uqbah merasa malu kepada Rasulullah
dan semua sahabat karena dia merasa ayat ini diturunkan tepat kepadanya. Hingga
Walid bin Uqbah oun tidak pernah datang lagi ke setiap majelis Rasulullah. Rasulullah
pun merasa kehilangan dan mencari tahu Walid kemana. Setelah ditelusuri oleh
sahabat yang lain, diketahui kalau Walid tidak pernah kelihatan karena malu
kepada Rasulullah dan merasa ayat tersebut diturunkan khusus untuknya. Sahabat yang
lain pun menceritakan perihal ini kepada Rasulullah, beliau mengatakan bahwa
ayat ini bukan sindirian untuk Walid bin Uqbah dan dia adalah salah satu
sahabat yang dijamin masuk surga. Dari ayat ini kita bisa melihat betapa
pentingnya menjaga sikap dihadapan Rasulullah, hingga Allah pun menurunkan ayat
yang berhubungan dengan akhlak terhadap Rasulullah.”.
Penulis : Mira Maharani
Foto : Mira Maharani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar