10 November: Pahlawan dan Peran Mahasiswa
Richfa Yani & Fitri Raya Hasibuan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan pahlawannya.
Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu,
tapi renungkan, apa yang telah dan dapat kamu lakukan untuk Indonesia
kita ini.
10 November 69
tahun silam, di Surabaya terjadi perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
yang ingin direbut kembali oleh pihak Belanda. Pertempuran ini adalah perang
pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap
kolonialisme. Setidaknya 6.000-16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan
200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Pertempuran berdarah di Surabaya
yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat
di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10
November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Negara Republik
Indonesia hingga sekarang (wikipedia).
Itulah sejarah singkat Hari Pahlawan di Indonesia.
Begitu besar arti pahlawan bagi bangsa kita, tanpa pengorbanan yang ikhlas dari
mereka, belum tentu kita rasakan keamanan dan kenyamanan seperti sekarang ini.
Kita tidak berperang dengan mengangkat senjata lagi, namun perang dewasa ini
adalah perang pemikiran dari berbagai aspek, seperti aspek politik, sosial,
ekonomi, budaya, dan sebagainya.
Seharusnya mengenang jasa-jasa pahlawan harus dilakukan tanpa menunggu peringatan-peringatan hari pahlawan. Karena tanpa mereka, bangsa ini tidak mungkin ada. Namun sungguh miris, banyak mahasiswa yang tidak ingat bahwa 10 November adalah Hari Pahlawan. Mahasiswa yang dipundaknya memikul kewajiban mengabdi kepada masyarakat (bisa dikatakan ini sebagai kelanjutan perjuangan bangsa dan sebagai agent of change) namun pada kenyataannya perlahan tapi pasti mulai memudarkan semangat itu, meski tidak semua demikian.
Seharusnya mengenang jasa-jasa pahlawan harus dilakukan tanpa menunggu peringatan-peringatan hari pahlawan. Karena tanpa mereka, bangsa ini tidak mungkin ada. Namun sungguh miris, banyak mahasiswa yang tidak ingat bahwa 10 November adalah Hari Pahlawan. Mahasiswa yang dipundaknya memikul kewajiban mengabdi kepada masyarakat (bisa dikatakan ini sebagai kelanjutan perjuangan bangsa dan sebagai agent of change) namun pada kenyataannya perlahan tapi pasti mulai memudarkan semangat itu, meski tidak semua demikian.
Padahal,
peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan momentum untuk menyatukan tangan dan
semangat dalam rangka meningkatkan kepedulian dan membangun jiwa patriotisme
dan nasionalisme mahasiswa. Sangat disayangkan memang, banyak mahasiswa yang
memandang Hari Pahlawan sebagai hari biasa. Rutinitas terjadi seperti biasa,
tanpa ada yang dirasa luar biasa. Dapat dikatakan hanya segelintir mahasiswa
saja yang mengenang makna Hari Pahlawan. Semangat kepahlawanan di kalangan
mahasiswa sepertinya sudah tidak ada lagi. Padahal sekali lagi kami tekankan,
pahlawan berjasa besar bagi bangsa ini.
Belajar
dari sejarah masa lalu, mengingat besarnya arti sejarah Hari Pahlawan bagi
perjalanan bangsa kita, seharusnya sebagai anak bangsa tidak hanya mengenang
peristiwa besar itu lalu melupakannya di hari-hari yang lain. Melainkan,
mahasiswa juga menjadikan peristiwa 10 November 69 tahun yang lalu sebagai
motivasi untuk kembali membangun Indonesia ini. Ingat, peran mahasiswa sebagai agent of change dan tidak berlebihan
jika mahasiswa dilabeli predikat sebagai motor penggerak kemajuan bangsa.
Saatnya mahasiswa melakukan perubahan, yang tidak hanya berstatus sebagai mahasiswa dengan segala kesibukan akademis saja. Goreskan tinta perubahan di catatan sejarah untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Jangan salah melangkah, apalagi salah arah. Tindakan kaum muda untuk melanjutkan dan mengisi kemerdekaan ini tentu ditunggu oleh pejuang terdahulu. Jika pahlawan bisa hidup lagi, mereka akan bangga mahasiswa peduli pada bangsa, mereka akan menyemangati dengan senyum haru.
Saatnya mahasiswa melakukan perubahan, yang tidak hanya berstatus sebagai mahasiswa dengan segala kesibukan akademis saja. Goreskan tinta perubahan di catatan sejarah untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Jangan salah melangkah, apalagi salah arah. Tindakan kaum muda untuk melanjutkan dan mengisi kemerdekaan ini tentu ditunggu oleh pejuang terdahulu. Jika pahlawan bisa hidup lagi, mereka akan bangga mahasiswa peduli pada bangsa, mereka akan menyemangati dengan senyum haru.
Sosok
mahasiswa tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa. Jika kita mau bekerja
keras sedikit untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, tidak mustahil insya Allah, ke depan kita akan mampu
menjadi bangsa yang besar dan sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.
Patrikan dalam hati
kita untuk tekatkan niat membangun negeri dengan semangat dan nilai-nilai
kepahlawanan dengan ihklas. Hari Pahlawan, 10 November mengingatkan kita semua
untuk semakin semangat membangun negeri. Indonesia.
Mahasiswa, harumkan namamu, organisasimu, kampusmu, bangsamu.
Mahasiswa, harumkan namamu, organisasimu, kampusmu, bangsamu.
HIDUP MAHASISWA, JAYA INDONESIA!
Referensi: Gemar “Organisasi Komunitas”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar