Jumat, 31 Oktober 2014

Diskusi Pementor

USU, gardamedia.org- Lembaga Mentoring Agama Islam Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Ad-dakwah  (L-MAI UKMI Ad-dakwah) mengadakan DISKON (Diskusi Kontemporer) yang ditujukan untuk semua pementor di USU. Acara tersebut diadakan pada Hari Sabtu pukul 10.00-15.00 WIB di Teras Mesjid Farmasi USU.

DISKON tersebut dihadiri dari pementor dari beberapa fakultas, diantaranya : Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Keperawatan (Fkep), Fakultas Psikologi,dan Fakultas Pertanian.

DISKON ini membahas tentang keadaan pementor dan menteenya di setiap fakultas. Pementor dari fakultas diberikan waktu untuk mendiskusikan apa-apa saja kendala yang dihadapi pementor dan menteenya, kemudian hasil diskusinya dilemparkan ke forum lalu di cari solusinya bersama-sama. Selain itu, ada materi yang disampaikan Ketua L-MAI UKMI Ad-dakwah USU Abdi Pratama. Judul materi yang disampaikan adalah “Karena menjadi PEMENTOR adalah ibadah”. Kesimpulan yang dapat diambil dari materi yang beliau sampaikan adalah bahwa mentoring adalah pembinaan yang dilakukan Rasulullah, bukan bid’ah dan merupakan sarana membangun ummat yang bertahap dan berkelanjutan.

Penulis : Apriyantina

Kamis, 23 Oktober 2014

Teknik USU Hasilkan Mobil Prototype

Bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir. H.T.Erry Nuradi MSi, Tim Asatama berpose usai peluncuran mobil prototype listrik buatan mereka, di Fakultas Teknik Elektro USU,Awal Oktober lalu.

Sudah Siap dengan Agenda Besar 2015?



Antara Tantangan, Peluang dan Resiko Menuju MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 
www.gardamedia.org Segelintir masyarakat mungkin masih asing mendengar kata MEA. Ya, MEA begitu singkatannya yang dalam bahasa Indonesia disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN atau dalam bahasa Inggrisnya disingkat AEC yakni ASEAN Economic Community.

Lebih dari satu dekade yang lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang, yang diatur dalam AEC (ASEAN Economic Community) Blueprint pada KTT ASEAN 2007 lalu di Singapura. Dan MEA adalah bentuk realisaasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggra tersebut.

Apa tujuan MEA dicanangkan?
MEA dilator belakangi oleh adanya keinginan Negara-negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan dengan perekonomian yang besar. Bukan seperti integrasi ekonomi di Uni Eropa yang menunggalkan Euro sebagai mata uang satu-satunya. Namun tujuan sebenarnya adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja yang terlatih, serta aliran investasi yang lebih bebas.

Ya, MEA memang tidak hanya memfokuskan produk barang bisa bebas dijual kemana saja dan datang dari mana saja, tapi juga membuka pasar tenaga kerja professional seperti dokter, pengacara, akuntan dan lain halnya.

Alangkah sedihnya para kaula muda Indonesia yang kini menyiakan kesempatan pendidikan mereka dengan hanya bermain dan berpesta pora. Akan apa jadinya generasi kita kedepan dengan terbukanya lapangan kerja yang dapat menerima warga asing untuk terlebih dulu mengenyam pekerjaan yang harusnya anak Indonesia dapatkan.

Karena memang masih banyak para pekerja muda kita yang belum menyadari adanya kompetisi yang semakin ketat ini.

Tapi tidak semudah itu, kawan!
Staff Khusus Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari menyatakan tidak ingin kecolongan dan mengaku telah mengyiapkan strategi dalam menghadapi pasar bebas tenaga kerja.

“Oke jabatan dibuka, sektor diperluas, tetapi syarat diperketat. Jadi buka tidak asal buka, bebas tidak asal bebas,” jabarnya.

“Kita tudak mau tenaga kerja local yang sebetulnya berkualitas dan mampu, tetapi karena ada tenaga kerja asing jadi tergeser.”

Sejumlah syarat telah ditentukan, yakni tenaga kerja asing yang akan bekerja di Indonesia wajib berbahasa Indonesia dan memiliki sertifikasi lembaga profesi terkait di dalam Negeri.

Lantas, wajarkah kita masih bersantai?
Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu garda terdepan yang akan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk dapat bersaing di dalam kesempatan terbuka dunia global yang semakin menyempit.

Dengan slogan University for Industry, USU akan menjalankan fungsi dan perannya dalam memepersiapkan tenaga-tenaga ahli yang berkompeten, yang mampu melihat kesempatan, yang dapat jeli menghadapi resiko, dan mampu memanfaatkan momentum MEA sebagai tantangan dalam meningkatkan daya saing. Semoga.

Lalu, sudahkah kita bersiap?
Segala elemen pendidikan bak menjadi tulang punggung bagi terbentuknya SDM yang berkualitas nantinya. Maka dari itu, kita ta lagi butuh sosialisasi yang hanya memperlama kita untuk memperlama kita menyadari bahwa MEA sudah didepan mata, yang kita perlukan saat ini adalah bagaimana memasang strategi – strategi itu dengan persiapan yang sangat matang. Sudah seharusnya kita “bersiap”, bukan lagi “menyiapkan”.

Terdapat empat hal yang menjadi fokus MEA 2015,
- Negara-negar dikawasan Asia tenggara akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi.
- MEA dibentuk dengan tingkat kompetensi yang tinggi, iklim persaingan yang adil
- MEA memprioritaskan peningkatan UKM (UsahaKecil Menengah)
- Meningkatkan koordinasi terhadap Negara-negara anggota.

MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Tapi, disisi lain tantangan baru muncul. 

Permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan. Contohnya pada komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil. Dalam hal ini akan semakin banyak barang impor yang kan mengalir dalam jumlah besar ke Indonesia yang akan mengancam industry local dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini akan meningkatkan defisit neraca perdagangan Negeri.

Kekayaan Indonesia tidak bebanding lurus dengan sumber daya manusia dan teknologi pemprosesnya. Dengan adanya pembebasan tenaga kerja asing yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, akan menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam Indonesia yang memang melimpah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.

Apapun yang akan kita lakukan, MEA akan tetap menyapa kita di akhir 2015 nanti. Tidak usah banyak mengeluh dan menyalahkan. Cukup bersiap dengan kemampuan kita dan optimis semua akan memberi dampak baik bagi Indonesia.


Selamat datang MEA. (Adhe Nowanda)

Tular Nalar: Kaum Gen Z Cerdas Memilih